Sudah 3 hari ini Alexa merasa tak tenang, Lexa takut dia akan di culik oleh pria tua itu. Apa lagi setiap dia berangkat dan pulang sekolah, Alexa merasa dia diikuti oleh seseorang.
Seperti hari ini, Alexa sedang menunggu bus yang biasa di tumpanginya di teminal, dia baru pulang sekolah.
Alexa merasa dia di perhatikan sejak tadi, dia menatap ke sekitar mencari orang mencurigakan namun tak ada orang yang terlihat mencurigakan. Bus yang biasa di tumpanginya datang, Alexa masuk ke dalam bus kemudian bus itu berjalan pergi dari sana.
Hampir 30 menit perjalanan akhirnya Alexa tiba di depan sebuah rumah megah, rumah yang pernah di tempatinya saat dia kecil dulu, rumah daddy Krist.
Ya, Alexa ke rumah Krist sekarang, selain ingin bertemu adiknya, ada hal yang ingin di bicarakannya dengan Krist.
"Lexa, kamu disini" Ucap Krist yang kebetulan membuka pintu rumah.
"Daddy" Ucap Alexa sambil memeluk Krist.
Ini kali pertama Alexa bertemu Krist setelah di mall waktu itu, biasanya saat Alexa bertemu Axel, atau mengantar Axel pulang, Lexa tak pernah bertemu dengan Krist karna Krist memang selalu berada di rumah sakit.
"Apa aku masih boleh memanggil daddy dengan sebutan daddy?" Ucap Alexa, mengingat jika sekarang Krist sudah punya Namtan, apa lagi Axel selalu menyebut Namtan mommy saat bicara dengannya.
"Tentu, kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?" Ucap Krist.
"Bukankah daddy sudah punya tante Namtan? Axel mengatakan tante Namtan adalah mommynya" Ucap Alexa.
"Kamu masih boleh memanggil daddy dengan sebutan daddy. Bukankah kamu juga anak daddy" Ucap Krist sambil mengusap rambut Alexa.
"Terima kasih, dad" Ucap Alexa.
"Apa kamu kesini ingin bertemu Axel?" Ucap Krist.
"Ya, aku ingin bertemu Axel, dan juga ingin bertemu daddy" Ucap Alexa.
"Uhh, maaf Lexa, daddy harus kembali ke rumah sakit sekarang. Jam istirahat daddy sudah habis" Ucap Krist.
"Hmm, sebelum daddy ke rumah sakit, apa aku boleh mengatakan sesuatu?" Ucap Alexa.
"Apa, sayang?" Ucap Krist.
"Aku takut, dad. Aku merasa terus di ikuti oleh seseorang beberapa hari ini, aku takut di culik" Ucap Alexa.
"Huh, kenapa? Siapa yang melakukan itu?"
"Papa mempunyai hutang pada seorang kakek, lalu kakek itu mengancam ingin membawa aku jika papa belum melunasi hutangnya" Lirih Alexa sedih.
Alexa terpaksa mengatakan itu pada Krist, dia sangat takut akan di culik oleh pria tua itu.
"Jangan khawatir, daddy akan selalu melindungi mu. Jangan takut" ucap Krist.
"Janji, dad?" Ucap Alexa.
"Apa kamu masih ingat dengan om Joy? Apa kamu mau om Joy mengikuti mu kemana pun kamu pergi mulai hari ini?" Ucap Krist.
"Tapi jika papa melihat om Joy, papa pasti akan marah" Ucap Alexa.
"Daddy akan mengatakan untuk memperhatikan mu dari kejauhan tanpa sepengetahuan papa mu" Ucap Krist.
"Terima kasih, dad" Ucap Alexa sambil memeluk Krist.
Alexa merasa nyaman dengan Krist, meskipun dia tahu Krist bukan daddy kandungnya dan bukan suami papanya, itu sebabnya dia percaya Krist pasti akan menjaganya dengan baik.
"Apa kamu ijin pada papamu jika kamu kesini?" Tanya Krist.
"Tidak, aku akan pulang sebentar lagi" Ucap Alexa.
"Beritahu papamu, jangan buat papamu khawatir" Ucap Krist.
"Iya" Ucap Alexa.
"Apa kamu sudah makan?" Tanya Krist.
"Belum" Ucap Alexa.
"Ajak Axel makan bersama, maid sudah memasak banyak makanan" Ucap Krist.
"Ya, dad" Ucap Alexa.
"Daddy ingin pergi ke rumah sakit sekarang" Ucap Krist.
"Ya, hati-hati, dad" Ucap Alexa.
Krist berjalan masuk ke mobilnya, sedangkan Alexa berjalan masuk ke dalam rumah, dia berjalan mencari adiknya ke kamarnya.
*****
Krist berdehem kecil sehingga membuat beberapa pria yang menggunakan seragam dokter menatap pada Krist yang baru saja datang."Ku lihat ada yang mencuri pandang pada milik ku tadi" Ucap Krist sambil duduk di samping Namtan.
"Ini pelakunya!!" Ucap Tae sembari menepuk pundak Poon.
"Mau ku cungkil bola mata mu, dokter Poon?" Ucap Krist sambil tersenyum.
"Krist!" Ucap Namtan.
"Dia menatap milik ku" Ucap Krist posesif.
"Krist tak mungkin melakukan itu, kan?" Ucap Poon dengan wajah pucatnya.
"Mungkin saja, dokter Poon. Krist bahkan pernah membunuh orang hanya karna dia cemburu" Ucap Off dengan nada mengejek sehingga membuat Krist menatap Off sedangkan Off langsung menutup mulutnya.
"Aku hanya bercanda" Ucap Off yang langsung melakukan klarifikasi atas ucapannya tadi.
"Aku tahu itu" Ucap Poon.
"Jadi dokter Krist, kapan kamu akan menikahi milik mu itu?" Ucap Tae.
"Apa kamu sudah sangat tidak sabar ingin hadir ke pernikahan ku?" Ucap Krist.
"Tentu saja, hanya kamu dan Namtan satu-satunya dokter di rumah sakit ini yang belum menikah" Ucap Tae.
"Jangan lupakan pria tua di samping mu itu yang baru saja menatap milik ku" Ucap Krist.
"Benar! Aku melupakan dokter Poon. Hanya kalian betiga dokter yang belum menikah di rumah sakit ini!!" Ucap Tae.
"Kenapa kamu tega membahas tentang pernikahan disini, dokter Tae! Bukan aku yang tak mau menikah! Aku sangat ingin menikah, tapi aku belum menemukan seseorang yang bisa ku ajak menikah" Ucap Poon.
"Itu karna dia sudah menikah, itu sebabnya dia berani membahas tentang pernikahan sekarang" ucap Namtan.
"Kalian, kapan?" Ucap Off sambil menatap Krist dan Namtan secara bergantian.
"Dalam waktu dekat" Ucap Krist.
"Apa kalian menjalin hubungan?" Tanya Poon.
"Bukankah Krist selalu mengatakan Namtan miliknya, itu artinya mereka menjalin hubungan!" Ucap Off.
"Kami tak menjalin hubungan" Ucap Namtan.
"Tapi Namtan milik ku" Ucap Krist.
Ya, keduanya memang hanya dekat tanpa ada status di dalamnya. Bersikap layaknya orang yang menjalin hubungan padahal tak ada status yang jelas di antara mereka.
Krist tak pernah mengatakan perasaannya, dan tidak pernah mengajak Namtan untuk menjalin hubungan, jadi Namtan hanya mencoba untuk menjalaninya, bagaimana akhirnya, dia juga bingung, Krist yang menggantung hubungan mereka, dia tak mungkin mengatakan perasaannya dan mengajak Krist menjalin hubungan lebih dulu 'kan?
Tbc.
YOU ARE READING
Psychopathic Obsession ✓
FanfictionRasa ingin memiliki sangat besar membuat krist menjadi terobsesi dengan pria yang di cintainya, melakukan segala cara demi mendapatkan cinta singto tanpa sadar dengan apa yang di lakukannya justru menyakiti sang pujaan hati. Bisakah krist mendapatka...