Part 15

266 39 24
                                    

*Plakk... Satu tamparan mendarat di pipi Krist dari Singto.

Bukan pelukan atau ciuman yang di dapat Krist setelah seharian di tinggal oleh Singto pulang ke rumahnya, tapi tamparan yang begitu keras! Apa lagi sudah lama Krist tidak di tampar dan keadaan tubuhnya sedang tidak sehat sehingga membuat Krist sedikit merasakan sakit di pipinya.

"Berani sekali kamu membakar semua foto suami ku!!" Ucap Singto dengan penuh amarah.

"Ahh, phi sudah tahu itu. Apa phi marah?" Ucap Krist.

"Kamu benar-benar keterlaluan, Krist!!" Ucap Singto.

"Tidak, phi. Aku hanya membantu phi melupakan pria itu secepatnya" Ucap Krist.

"Aku tak akan melupakan suami ku, Krist!! Aku mencintainya!!" Ucap Singto dengan nada tinggi.

"Jangan ucapkan itu, phi. Aku tak mau anak ku mendengar itu" Ucap Krist.

"Apa maksud mu!!" Ucap Singto.

"Anak kita, phi pasti sedang hamil sekarang. Tadi aku periksa ke dokter dan teman ku mengatakan aku sedang merasakan kehamilan simpatik" Ucap Krist.

"Tidak, itu tak mungkin" lirih Singto dengan air mata yang menetes membasahi pipinya.

Dia bahkan merasa tidak sedang hamil seperti dia mengandung Alexa dulu, rasanya tak mungkin jika dia hamil sekarang.

"Phi bisa mengeceknya" Ucap Krist sambil memperlihatkan satu kantong test pack yang di belinya di apotik tadi.

Krist bahkan membeli banyak hingga tak terhitung jumlahnya dengan merk yang berbeda, jika satu salah, Singto bisa mencoba menggunakan yang lainnya.

Singto merebut plastik yang di pegang oleh Krist kemudian membawanya ke kamar mandi.

Hampir 30 menit Singto berada di kamar mandi namun dia belum keluar juga, hal itu membuat Krist langsung masuk ke sana.

Di lantai, ada 8 test pack dengan garis dua di dalamnya, sedangkan Singto sedang memegang 1 test pack yang baru selesai di cobanya, dan hasilnya tetap sama.

"I-ini pasti salah" Gumam Singto sambil membuangnya dan melakukan hal yang sama menggunakan test pack baru.

Krist tersenyum bahagia sambil memungut test pack yang bertaburan di lantai, dia bahkan menangis saking bahagianya.

"Phi Sing benar-benar hamil? Aku benar-benar akan mempunyai anak dengan phi Sing sekarang" Ucap Krist sambil melihat beberapa test pack yang di pegangnya.

Krist mencium test pack tersebut, dan memeluknya erat, dia sangat bahagia sekarang!

Singto menangis melihat hasil test pack yang baru saja di cobanya, kenapa bisa secepat itu? Singto tak menyangka jika pada akhirnya dia akan mengandung anak orang yang tidak di cintainya.

"Tolong jaga anak kita dengan baik, phi" Ucap Krist sambil memeluk tubuh Singto dari belakang.

Terasa oleh Krist jika tubuh Singto bergetar hebat, Singto masih menangis karna tak menerima itu.

"Aku akan menggugurkannya" Gumam Singto.

"Jangan coba-coba untuk menyentuh anak ku!!" Ucap Krist marah.

"Hikkss... A-aku tak mau dia hadir disini" Lirih Singto sambil memukul perutnya sedangkan Krist dengan sekuat tenaga menahan tangan Singto agar berhenti melakukan itu.

"BERHENTI PHI!!" Bentak Krist.

Tatapan mata Singto mulai buram, dia sangat terkejut sehingga membuatnya langsung pingsan.

Krist menggendong tubuh Singto membawanya ke ranjang, Krist menghubungi dokter yang bekerja di rumah sakit yang sama dengannya, dokter kandungan tentunya untuk memeriksa keadaan Singto sekarang.

****
"Usia kehamilannya mungkin sekitar 8 minggu" Ucap Namtan setelah memeriksa perut Singto.

"Apa anak ku sehat?" Tanya Krist.

"Kamu bisa membawanya ke rumah sakit, dan melakukan USG untuk melihat perkembangan janinnya" Ucap Namtan.

"Ahh, ya. Besok aku akan membawanya ke rumah sakit" Ucap Krist.

"Krist" Ucap Namtan.

"Hmm"

"Ku pikir kamu belum menikah" Ucap Namtan.

Mereka memang bekerja di rumah sakit yang sama, tapi hanya sekedar saling mengenal karna sama-sama dokter disana, selebihnya mereka tak pernah saling sapa.

"Aku memang belum menikah, tapi dia milik ku" Ucap Krist sambil mengusap rambut Singto.

"Suaminya yang meninggal di rumah sakit kita 'kan?" Ucap Namtan.

Wajar Namtan tahu Natt, dan sejujurnya semua orang memang tahu Natt, seorang pengusaha muda kaya raya, memiliki suami dan anak yang begitu cantik! Jadi wajar jika kematian Natt juga di ketahui oleh banyak orang, termasuk Namtan, apa lagi meninggalnya Natt di rumah sakit mereka.

"Aku menganggap dia tak pernah menikah. Tolong jangan bahas tentang itu di hadapan ku" Ucap Krist.

"Oh, maafkan aku" Ucap Namtan sambil beranjak dari duduknya.

"Aku akan kembali ke rumah sakit sekarang" Ucap Namtan lagi.

"Ya, terima kasih sudah bersedia datang" ucap Krist.

"Hubungi aku kapanpun kamu membutuhkan ku" Ucap Namtan.










Tbc.

Psychopathic Obsession ✓Where stories live. Discover now