Part 21

218 42 43
                                    

Terdengar suara pintu ruangan terbuka sehingga membuat Singto menatap ke arah pintu masuk. Singto terkejut saat melihat kedatangan Krist, jika Krist sendiri dia tak akan terkejut, tapi sekarang Krist bersama Axel dan Alexa.  Ini kali pertama Krist membawa Axel ke kantornya, terlihat Axel dan Alexa masih menggunakan seragam sekolah mereka.

"Papa, ayo makan siang bersama" Ucap Axel.

"Ayo, pa!?" Ucap Alexa.

"Papa sibuk" Ucap Singto.

"Aku tak ingin mendengar alasan apapun, phi" Ucap Krist.

Singto berdecak kesal mendengarnya, namun dia tetap membereskan pekerjaannya dan beranjak dari duduknya. Percuma jika dia mengatakan tidak, Krist pasti akan terus memaksanya.

Krist dan Singto berjalan beriringan di koridor kantor sedangkan Alexa dan Axel berjalan lebih dulu di depan mereka.

"Apa phi pernah berpikir satu kali saja, ternyata Axel sudah sebesar ini?" Ucap Krist.

Singto menatap Axel yang berjalan di samping Alexa, dia bahkan baru menyadari itu sekarang.

Krist membukakan pintu mobil untuk Singto sehingga menyadarkan Singto dari lamunannya. Singto masuk ke dalam mobil, setelah itu Krist berjalan memutar dan masuk ke kursi pengemudi lalu menjalankan mobilnya pergi dari area kantor.

Sejak tadi Singto hanya diam, begitu juga dengan Krist, di belakang Axel dan Alexa terus bercerita, Alexa menjadi pendengar yang baik, saat Axel menceritakan tentang kegiatannya di sekolah.

Singto menatap Axel melalui kaca depan mobil, wajah Axel sangat mirip dengan Krist. Ya, karena dia memang anak Krist, tapi tetap saja meskipun Alexa anaknya dan Natt, wajah Alexa tak hanya mirip dengan Natt, mata dan hidung Alexa malah mirip dengannya, sedangkan Axel? Semuanya mirip Krist, dari mata, hidung, bibir, semuanya, dia tak mirip Singto sedikitpun.

"Makan dimana kita?" Ucap Krist.

"Restoran X!?" Ucap Axel dan Alexa bersamaan.

"Biarkan papa yang memilih" Ucap Krist sehingga membuat Singto menatap pada Krist.

"Aku ingin makan seafood" Ucap Singto.

"Baiklah" Ucap Krist sambil melajukan mobilnya ke restoran yang menjual berbagai jenis seafood.

Setelah makan siang bersama, sekarang Krist membawa Singto dan dua anaknya berjalan ke tepi pantai.

Ya, mereka ke pantai, sejujurnya Singto meminta ingin langsung kembali ke kantor namun Krist menahan Singto.

Ini kali pertama mereka pergi ber-4 selama 5 tahun Axel lahir, itu sebabnya Krist memanfaatkan waktu sekarang, agar Axel bisa menghabiskan waktu dengan papanya.

Axel dan Alexa sudah mengganti baju mereka tadi, begitu juga dengan Krist dan Singto yang hanya memakai kemeja putih.

Krist menggenggam tangan Singto sehingga membuat Singto menatap ke arah Krist.

"Terima kasih, phi" Ucap Krist sambil mencium punggung tangannya.

Singto hanya diam tak menjawab, kenapa Krist mengucapkan terima kasih!? Dia bingung, namun terlalu malas untuk bicara.

Kini Singto duduk di tepian pasir pantai, dengan Krist yang duduk di sampingnya. Axel dan Alexa bermain tak jauh dari mereka.

"Apa phi tak kasian pada Axel? Dia tumbuh tanpa kasih sayang phi" Ucap Krist.

"Aku tak menyukainya" Ucap Singto.

Axel berlari menghampiri daddy dan papanya, tiba-tiba Axel memeluk lengan Singto sehingga membuat Singto terkejut.

"Lepaskan aku!" Ucap Singto sambil menarik kasar tangannya.

"Aku hanya ingin memeluk papa, kenapa tak boleh?" Ucap Axel dengan polosnya.

"Papa hanya sedang lelah sekarang" Ucap Krist pada Axel.

Sekarang Alexa juga menghampiri Krist dan Singto, Alexa duduk di samping Singto, dan Singto langsung mengusap rambut Alexa.

Mata Axel memerah melihat itu, papanya bahkan tak pernah memperlakukan dia seperti itu.

"Axel, kamu disini?" Ucap seorang wanita sehingga membuat Axel menatap wanita tersebut.

"Hi, dokter cantik" Sapa Axel dengan senyum manisnya.

Itu Namtan, Axel memang sangat akrab dengan Namtan karna sejak bayi hingga sekarang, jika Axel sakit, Krist pasti akan membawa Axel ke Namtan karna Namtan memang sudah sangat hapal dengan penyakit Axel, dan obat apa yang harus Axel minum jika tubuhnya tiba-tiba drop.

"Kamu tak bekerja?" Tanya Krist pada Namtan.

"Jadwal ku libur hari ini, bagaimana dengan mu?" Ucap Namtan.

"Aku masuk sebentar tadi" Ucap Krist.

"Oh, aku pergi dulu" Ucap Namtan yang tidak ingin mengganggu keluarga kecil itu.

"Apa aku boleh ikut dokter?" Ucap Axel sehingga membuat langkah Namtan terhenti.

"Kenapa, sayang? Bukankah kita bersama papa disini" Ucap Krist pada anaknya.

"Aku hanya rindu dengan dokter cantik" Ucap Axel.

"Apa kamu rindu sakit, dan bertemu dokter, huh?" Ucap Namtan.

"Tidak, aku tak suka sakit, tapi aku suka bertemu dokter" Ucap Axel.

"Ayo pulang, Krist. Aku lelah" Ucap Singto.

"Ya, ayo pulang" Ucap Krist.

"Apa boleh aku bersama dokter cantik, dad?" Ucap Axel.

Krist menatap Namtan bingung, bagaimana bisa dia menitipkan anaknya pada Namtan.

"Aku bersama keluarga ku, jika Axel ingin ikut aku, aku akan senang hati membawa dia, disana ada keponakan ku yang seumuran dengan Axel" Ucap Namtan.

"Bagaimana jika kita bermain ke taman bermain bersama papa, dan phi Alexa?" Ucap Krist pada Axel.

"Aku lelah, dan ingin pulang!!" Ucap Singto.

"Baiklah" Ucap Krist mengalah.

Axel berjalan menghampiri Namtan, kemudian Namtan pamit membawa Axel pergi bersamanya, sedangkan Krist, Singto, dan Alexa langsung pulang.

"Apa phi tak iri melihat Axel pergi bersama Namtan? Phi yang melahirkannya, tapi dia lebih nyaman pergi bersama orang lain" Ucap Krist.

Sebenarnya ini memang bukan kali pertama Namtan pergi bersama Axel, Axel sering merengek pada daddynya meminta ingin di pertemukan dengan dokter cantik yang selalu memeriksa dia jika dia masuk rumah sakit.

Sejak bayi, hingga sekarang, wajar jika Namtan sedikit dekat dengan Axel, dia bahkan sudah seperti ibu kandung Axel. Sebenarnya Namtan sedikit kasian pada Axel, dia tahu, Axel selalu di abaikan, terlihat dari tumbuh kembangnya yang sedikit lambat di banding anak lainnya, itu sebabnya jika dia bertemu Axel, dia selalu memberikan yang terbaik untuk Axel.

"Aku tak peduli itu" Ucap Singto.

Krist hanya menghela nafas mendengarnya, dia melihat Alexa di belakang yang ternyata sudah tidur. Kini hanya ada keheningan, Krist dan Singto sama-sama diam dengan pikiran masing-masing.












Tbc.

Gue yakin bakal bermunculan kapal hantu KristNamtan sekarang, sebelum itu mending kalian support KristWina aja 🥳

Psychopathic Obsession ✓Where stories live. Discover now