"Pencuri!!" Teriak salah satu pengunjung mall.
"Jangan ada yang mendekat atau aku tak akan segan membunuh kalian!!" Ucap pencuri tersebut sambil mengarahkan pistolnya pada orang-orang yang ada disana.
Seorang anak kecil berlari ke arah pencuri itu dan menendang tangannya sehingga pistolnya terlepas dari tangannya, anak kecil itu melompat, kemudian menendang perutnya sehingga membuat pencuri itu terjatuh ke lantai, tak lama beberapa satpam datang menangkap pencuri itu.
Axel mengambil dompet milik entah siapa itu dari tangan sang pencuri, kemudian pencurinya di bawa pergi dari sana oleh satpam.
Axel melihat pria yang berada tak jauh darinya, pria yang berteriak pencuri tadi.
"Ini dompet om" Ucap Axel.
Singto menatap anak kecil pemberani yang menendang pencuri tadi, dia terkejut saat melihat Axel, begitu juga dengan Axel yang sebenarnya terkejut melihat papanya.
Usia Axel memang sudah 10 tahun, dia tumbuh besar dalam asuhan daddynya. Dia menjadi anak yang pemberani. Ayolah, ada darah psikopat mengalir di tubuhnya wajar jika usianya baru 10 tahun dia sudah berani menendang pencuri.
"Axel, apa kamu baik-baik saja?" Ucap Krist yang baru saja datang.
Krist terkejut melihat Singto, sudah 5 tahun semenjak hari itu mereka tak pernah bertemu lagi.
Axel melepas dompet Singto yang sejak tadi di pegangnya karna Singto belum juga mengambilnya.
"Krist, aku kesulitan mencari kalian!!" Ucap Namtan yang baru saja datang.
"Ku dengar ada pencuri tadi? Apa sudah di tangkap?" Tanya Namtan.
Melihat Krist dan Axel hanya diam, Namtan melihat Singto berdiri di samping Axel. Namtan baru menyadari keberadaan Singto.
Namtan ikut terdiam, rasanya benar-benar canggung sekarang. Singto masih menatap Axel, sedangkan Krist menatap Singto penuh kerinduan, kemana Singto selama ini? Kenapa baru hari ini mereka bertemu padahal mereka satu kota.
"Axel?" Ucap Alexa yang baru saja datang.
Tadi Alexa ke toilet, jadi dia tak tahu dengan kegaduhan di tengah-tengah mall.
Alexa langsung memeluk Axel dan di balas pelukan oleh Axel.
"Phi Lexa?" Ucap Axel.
Alexa menangis saat melihat adiknya.
"Kamu sudah sebesar ini sekarang?" Ucap Alexa pada Axel.
5 tahun telah berlalu, itu artinya usia Alexa sudah 17 tahun sekarang.
"Daddy?" Ucap Alexa saat melihat Krist, Alexa melepas pelukannya di tubuh Axel, kemudian dia memeluk tubuh Krist. Krist membalas pelukan Alexa, entahlah dia benar-benar bingung harus bersikap bagaimana sekarang.
"Aku merindukan daddy dan Axel" ucap Alexa sambil menatap wajah Krist.
"Daddy, ayo pulang" Ucap Axel.
"Kenapa? Apa kamu tak merindukan phi?" Ucap Alexa.
"Aku merindukan phi. Tapi sepertinya mommy sudah lelah" Ucap Axel sambil menatap Namtan.
"Huh... B-baiklah" Ucap Alexa yang mengerti itu.
Krist, Namtan, dan Axel melangkahkan kaki mereka pergi dari sana.
"Axel..." Ucap Singto yang akhirnya mengeluarkan suaranya.
Langkah kaki Axel terhenti saat dia mendengar Singto menyebut namanya, itu kali pertama Singto menyebut namanya selama 10 tahun dia lahir.
"Ya" Ucap Axel sambil menatap Singto.
"Terima kasih" Ucap Singto.
Axel hanya mengangguk, kemudian dia melangkahkan kakinya pergi dari sana.
Air mata Singto menetes membasahi pipinya, sejujurnya selama ini Singto tinggal di amerika, baru satu minggu yang lalu dia pulang ke Thailand karna ada satu masalah yang membuat Singto harus pulang ke negara asalnya.
Singto tak menyangka di satu minggu pertamanya berada di Thailand, dia bertemu dengan anaknya, anak yang tidak pernah di akuinya dulu tapi tadi membantunya dengan menendang pencuri yang mencuri dompetnya, entah kenapa Singto merasa malu.
"Aku tak menyangka adik ku sudah sebesar itu" Ucap Alexa sambil menatap punggung Axel yang semakin jauh darinya.
"Ayo pulang, pa" Ucap Alexa.
"Ya" Ucap Singto sambil menghapus air matanya.
*****
"Joy..." Ucap Krist pada Joy yang baru saja masuk ke ruangannya."Ya, tuan" Ucap Joy.
"Cari tahu tentang phi Sing dan Alexa" Ucap Krist.
"Tidak, tuan" Ucap Joy.
"Berani kamu menolak suruhan ku!!" Ucap Krist marah.
"Sudah cukup, tuan. Aku mencari tahu tentang tuan Singto tak akan mengubah keadaan, tidak akan membuat tuan Singto mencintai tuan" Ucap Joy.
"Aku merindukannya, Joy" ucap Krist.
Krist dan Joy memang sudah seperti sahabat, mungkin karna Krist tak punya teman yang benar-benar bisa dia anggap teman untuk menceritakan apa yang di rasanya, itu sebabnya Krist sering bercerita pada Joy, dan inilah Joy sekarang, sudah berani menolak suruhan Krist jika tentang Singto.
"Aku tahu itu, tapi bukankah sudah ada nona Namtan?" Ucap Joy
"Ya" Lirih Krist.
"Aku tahu tuan pria setia, lupakan tuan Singto" Ucap Joy.
Krist hanya mengangguk, sedangkan Joy pamit keluar dari ruangan Krist.
Tbc.
Disini Krist sama Singto ngga tua-tua banget ya.
Umur Krist sekitar 37 tahun, Singto 39, masih kuat kok🤡 kuat berantem maksud gue.
YOU ARE READING
Psychopathic Obsession ✓
FanfictionRasa ingin memiliki sangat besar membuat krist menjadi terobsesi dengan pria yang di cintainya, melakukan segala cara demi mendapatkan cinta singto tanpa sadar dengan apa yang di lakukannya justru menyakiti sang pujaan hati. Bisakah krist mendapatka...