Krist menatap seorang pria yang minum di depan bartender tak jauh darinya, dia berjalan perlahan mengikuti kemana pria itu akan pergi.
Tiba di toilet, Krist memukul kepala pria itu hingga pingsan, dan Joy mengambil alih, membopongnya membawanya pergi dari sana.
Plustor terbangun dari pingsannya di sebuah ruangan yang gelap, ada satu lampu di atas kepalanya itu juga sedikit temaram. Tangan dan kakinya terikat, membuat dia tak bisa bergerak banyak.
"Ahh, pasien ku sudah bangun" Ucap Krist sambil memakai jas dokternya.
"Siapa kamu!!" Ucap Plustor.
Krist membuka maskernya sehingga membuat Plustor terkejut.
"D-dokter krist" Lirih Plustor.
"Ya, ini aku, tuan. Kamu mengenal ku?" Ucap Krist.
"Kenapa aku bisa disini" Ucap Plustor.
"Bukankah kamu sedang sakit, aku akan melakukan operasi besar pada mu" Ucap Krist sambil terkekeh kecil memperlihatkan pisau kecil yang tajam dan juga beberapa jenis gunting di sana.
"Apa kamu berharap phi Sing akan benar-benar menemui mu di club tadi?" Ucap Krist.
Sekarang Plustor mengerti kenapa dia bisa bersama Krist, apa Singto mengadu tentang kejadian tadi siang pada Krist?
"M-maafkan aku, Krist." Ucap Plustor ketakutan, apa lagi sekarang Krist sedang memainkan pisaunya.
"Kamu membuat phi Sing ku menangis" Ucap Krist.
Ya, tadi siang Krist menemui Singto ke kantor setelah mendapat laporan dari Joy, ada seekor tikus mencoba untuk merayu miliknya, amarah Krist memuncak saat dia melihat Singto menangis di ruangannya, tapi dia bersikap seakan tak tahu apa-apa, dan lebih memilih untuk memakan tubuh Singto, mencoba untuk meredakan amarahnya.
"Dimana yang sakit, Tuan?" Ucap Krist.
"A-aku sangat sehat, Krist. Tolong biarkan aku pergi" Ucap Plustor.
"Oh, tapi ku pikir perut mu terluka" Ucap Krist sambil menusuk perut Plustor dengan pisau kecil yang sejak tadi di pegangnya.
Teriakan Plustor menggema di seluruh ruangan, dia kesakitan, darah segar mulai menetes membasahi bajunya.
"Benar kata ku, perut mu terluka?" Ucap Krist sambil tersenyum dan menekan pisaunya semakin dalam, lalu menyayatnya sepanjang 5 Cm merobek perut plustor.
"Ini maksud ku, aku akan melakukan operasi pada mu" Ucap Krist sambil mencabut pisaunya begitu saja.
Tubuh Plustor sudah lemas tak berdaya, dia berharap dia segera mati agar tak merasakan rasa sakit itu.
"Joy, dimana peralatan operasi ku?" Tanya Krist.
"Disini, tuan" Ucap Joy.
Kini terdengar teriakan kesakitan dari Plustor, dan banyak darah menetes ke lantai membasahi baju Krist dan juga Joy.
Sejujurnya ini bukan kali pertama Joy melihat Krist membunuh orang tapi tetap saja dia takut, apa lagi jika dia yang berada di posisi korban Krist.
"Berani sekali kamu menyakiti hati phi Sing!!" Gumam Krist sambil terus bermain dokter-dokteran pada tubuh Plustor yang sudah tak bernyawa.
Setelah hampir 2 jam bermain, kini Krist melepas jas dokternya.
"Urus semua Joy!" Ucap Krist sambil berjalan keluar dari sana.
Sebelum pulang ke rumah, dia membersihkan tubuhnya di kamar mandi lebih dulu. Setelah itu Krist berjalan menyusuri koridor rumah sakit, keadaan sekitar benar-benar temaram karna itu memang rumah sakit miliknya yang sudah tak terpakai lagi, tempat Krist menyiksa para musuhnya.
YOU ARE READING
Psychopathic Obsession ✓
FanfictionRasa ingin memiliki sangat besar membuat krist menjadi terobsesi dengan pria yang di cintainya, melakukan segala cara demi mendapatkan cinta singto tanpa sadar dengan apa yang di lakukannya justru menyakiti sang pujaan hati. Bisakah krist mendapatka...