Part 29

252 44 32
                                    

Singto terbangun dari pingsannya dan menyadari jika dia berada di sebuah ruangan sekarang. Singto melihat ke samping, ada Alexa yang masih tidur di ranjang yang tak jauh darinya, dan ada Axel yang duduk di samping ranjang Alexa.

"Axel..." Ucap Singto, sehingga membuat Axel menatap ke arah Singto.

"Om sudah bangun" Ucap Axel.

Singto beranjak dari ranjang, berjalan menghampiri Axel, dia langsung memeluk Axel.

"Terima kasih sudah menyelamatkan phi Lexa" Ucap Singto.

"Aku tak akan membiarkan siapapun menyakiti phi ku" Ucap Axel.

"Apa kamu takut karna kejadian tadi? Papa tahu kamu tak sengaja kan?" Ucap Singto.

"Takut? Kenapa aku harus takut? Itu seperti permainan menyenangkan, aku suka menusuk perutnya" Ucap Axel sehingga membuat Singto langsung melepas pelukannya.

Anak dan ayah sama saja, batin Singto. Dimana Krist sekarang?

"Papa, aku takut, tolong aku, pa" Gumam Alexa dalam tidurnya.

"Sayang, papa disini, jangan takut" Ucap Singto sambil menggenggam tangan Alexa.

Alexa membuka matanya, keringat dingin mulai membasahi keningnya, Singto mengusap kening Alexa, sedangkan Axel langsung menghubungi daddynya mengatakan Alexa sudah bangun.

Tak lama Krist masuk ke dalam ruangan Alexa di rawat, dengan menggunakan jas dokternya bersikap seakan dia dokter yang hebat padahal Singto melihat dengan jelas tadi Krist membunuh orang di depan matanya.

"Apa yang kamu rasakan, sayang?" Tanya Krist.

"Dad, aku takut, kakek itu, hikks, kakek itu merobek baju ku" Ucap Alexa sambil menangis.

Singto ikut menangis saat melihat Alexa menangis, rasanya dia gagal menjadi orang tua untuk Alexa.

"Kamu tenang saja, dia tak akan bisa mengganggu kamu lagi mulai sekarang" Ucap Krist.

"Aku akan menjaga phi dengan baik! Ini kali pertama dan terakhir phi di jahati oleh orang!" Ucap Axel.

"Apa phi sudah baik-baik saja?" Ucap Krist pada Singto.

"Ya, aku baik-baik saja" Ucap Singto.

"Sebaiknya phi istirahat sekarang, biarkan Lexa juga berisitirahat, Alexa masih shock dengan kejadian tadi, jangan di ajak bicara dulu" Ucap Krist.

Krist menggenggam tangan Singto membawa Singto ke ranjangnya.

Singto duduk di tepi ranjang sambil memperhatikan Alexa yang sedang melamun, padahal ada Axel yang berdiri di sampingnya namun Alexa seakan tak menganggap keberadaan Axel.

"Mau makan sesuatu?" Tanya Krist pada Singto.

"Tidak, Krist"

Kini Singto merebahkan tubuhnya di ranjang, Krist mengusap rambut Singto sedangkan tangannya terus menggenggam tangan Singto tanpa berniat untuk melepasnya.

Entah kenapa Singto merasa nyaman saat ada Krist di sampingnya, dia juga tidak melepas tangan Krist yang memegang tangannya, dia memejamkan matanya menikmati usapan lembut Krist di rambutnya.

Singto membalas genggaman tangan Krist, membuat Krist tersadar dengan genggamannya, perlahan Krist melepas pegangannya namun Singto semakin mengeratkan genggamannya.

Sekarang memang jam 1 dini hari, waktunya tidur, Singto terlelap dengan mudahnya karna terus di usap oleh Krist. Krist melihat Alexa yang ternyata sudah kembali memejamkan matanya, Axel juga tidur sambil menggenggam tangan phinya.

Psychopathic Obsession ✓Where stories live. Discover now