Part 18

198 39 43
                                    

5 tahun telah berlalu~

Usia Axel sudah 5 tahun hari ini, seharusnya dia merayakan ulang tahun seperti teman-temannya yang lain, namun tak ada pesta untuknya. Hanya ada daddy, dan phi-nya yang menyanyikan lagu ulang tahun.

"Dimana papa?" Tanya Axel sehingga membuat Krist berhenti menyanyi.

"Papa masih di kantor" itu Alexa yang menjawab.

Gadis mungil yang dulu berusia 7 tahun saat adiknya lahir kini sudah berusia 12 tahun. Alexa tumbuh jadi gadis kecil yang pintar, perlahan dia mulai mengerti dengan apa yang terjadi pada dia dan papanya.

Axel, anak daddy Krist dan papanya, tapi papanya dan daddy Krist belum menikah hingga sekarang, dan mereka satu rumah(?) bukankah semua tampak membingungkan?

Alexa bingung, dia melihat jika papanya sangat membenci daddy Krist, dan juga Axel, dia tak tahu kenapa papanya terlihat membenci mereka, bahkan papanya seperti tak pernah menganggap Axel seperti anaknya sendiri, Alexa sebagai phi yang baik selalu menjaga Axel, mengasuh dan mengajak Axel bermain jika dia tidak sekolah.

Alexa sangat mencintai Axel, dia sedih papanya terlihat tak pernah memperdulikan adiknya.

"Bukankah ada daddy dan phi Lexa? Tiup lilinnya sekarang" Ucap Krist pada Axel.

Axel meniup lilin kemudian Krist dan Alexa bertepuk tangan setelahnya.

"Ini kado dari daddy" Ucap Krist sembari memberikan kado yang sudah di persiapkan sejak tadi siang pada Axel.

"Dan ini dari phi" Ucap Alexa.

Alexa memang sudah kelas 1 SMP sekarang, dia sudah sangat dewasa dan tubuh menjadi gadis yang cantik. Alexa menyisihkan uang jajannya untuk membelikan adiknya kado.

"Terima kasih" Ucap Axel sambil tersenyum.

Krist juga tersenyum melihat senyuman manis Axel, dia tak menyangka anaknya sudah berusia 5 tahun hari ini.

Dulu, Krist sempat berpikir jika Axel mungkin tak akan tumbuh besar seperti anak pada umumnya, Axel sering keluar masuk rumah sakit saat dia masih kecil, beruntung dia mempunyai daddy seorang dokter yang hebat, jadi dia bisa bertahan hingga sebesar sekarang.

Dulu satu bulan sekali Axel pasti masuk rumah sakit karena imun tubuhnya yang tidak sekuat anak lain, pertumbuhannya lambat, dia baru bisa berjalan di usia 3 tahun, bahkan Axel sempat mengalami speech delay.

Selain Krist, Alexa juga ikut andil dalam pertumbuhan Axel, Alexa rajin mengajak Axel bicara, karna disaat siang hari, Krist akan menghabiskan harinya di rumah sakit, dan Axel di rumah bersama Alexa, dan beberapa maid. Singto juga lebih banyak menghabiskan harinya di kantor.

Dulu saat Axel berusia 3 tahun, Alexa sempat bertanya pada daddynya, kenapa Axel belum bisa bicara, dan Krist menjawab jujur, Krist juga meminta agar Axel sering di ajak bicara oleh Alexa, itu sebabnya Alexa melakukan suruhan Krist.

Sosok ibu yang seharusnya di dapat oleh Axel dari Singto di ambil alih oleh Alexa, Alexa mengajari adiknya menulis dan membaca, mengajari adiknya bermain sepeda hingga inilah Axel sekarang.

"Besok daddy akan mendaftarkan mu sekolah" Ucap Krist pada Axel.

"Hore!? Axel akan sekolah!!" Ucap Alexa sambil bertepuk tangan.

Pintu rumah terbuka, Singto berjalan masuk ke dalam rumah. Di lihatnya Krist, Alexa, dan Axel duduk di lantai dengan kue ulang tahun berada di atas meja.

"Papa, sekarang hari ulang tahun Axel! Papa pasti membeli kado untuk Axel kan?" Ucap Alexa.

"Lexa, ayo ikut papa" Ucap Singto sambil berjalan pergi dari sana.

Alexa beranjak dari duduknya dan berjalan mengikuti papanya dari belakang, sedangkan Axel menangis sambil memeluk Krist.

"Papa bahkan tak mengucapkan selamat ulang tahun pada ku" Ucap Axel.

"Mungkin nanti, bukankah papa baru pulang bekerja?" Ucap Krist sambil mengusap rambut Axel.

Itu hanya kata penenang untuk Axel, selama 5 tahun ini, Singto memang tak pernah mau mengucapkan selamat ulang tahun untuk anaknya.

Di tempat lain saat ini, Singto masuk ke dalam kamar Alexa.

"Pa, Axel ulang tahun hari ini" Ucap Alexa.

"Bagaimana hari mu, sayang?" Ucap Singto lembut.

"Kenapa malah menanyakan tentang aku? Axel ulang tahun, pa!" Ucap Alexa.

"Jangan sebut nama itu di hadapan papa, papa merindukan mu" Ucap Singto sambil memeluk Alexa.

"Kenapa papa seperti tak menyayangi Axel? Bukankah aku dan Axel sama?" Gumam Alexa.

"Kamu yang kenapa, kenapa kamu mau menganggap dia adik mu? Kenapa kamu bersikap baik padanya?" Ucap Singto.

"Dia memang adik ku 'kan?" Ucap Alexa.

"Bukan, dia anak pria brengsek itu, sedangkan kamu anak daddy Natt" Ucap Singto.

"Aku tahu itu, tapi Axel lahir dari perut papa. Aku juga lahir dari perut papa, itu artinya aku dan Axel saudara" Ucap Alexa.

Singto menangis mendengar jawaban Alexa, selama 5 tahun semenjak Axel lahir, Singto merasa semakin tertekan, jika dia bisa melarikan diri dari Krist mungkin sejak dulu dia sudah pergi dengan membawa Alexa, tapi faktanya hingga hari ini dia masih terjebak dengan pria brengsek itu.

Selama 6 tahun tinggal bersama, Krist masih belum berhasil meluluhkan hati Singto, mereka bagai orang asing yang tinggal satu rumah, tanpa ada sedikitpun rasa cinta di hati Singto untuk Krist.

Mereka masih tidur bersama, Krist juga masih sering melakukan seks dengan Singto, dan Singto terpaksa melayani Krist, dia tak pernah membalas ciuman Krist, dan sangat jarang mendesah saat berada di bawah Krist.

Dengan hadirnya Axel, sekarang Krist sudah tak mau membuat Singto hamil lagi, cukup Axel yang tidak di perdulikan oleh Singto, cukup Axel yang merasakan itu. Krist pikir dengan adanya Axel, Singto bisa menerima dia, dan belajar mencintainya, tapi semua tak sesuai dengan ekspektasi Krist, Singto bahkan tak pernah menganggap keberadaan Axel.

Entah sampai kapan mereka akan terus seperti itu, Krist yang terus memaksa Singto agar bersama dengannya dan Singto yang melakukannya dengan terpaksa.

Mungkin nanti, disaat Krist lelah, tapi apa Krist bisa lelah? Selama bertahun-tahun tak di anggap oleh Singto, cintanya bahkan masih tetap sama seperti awal dia jatuh cinta pada Singto, saat dia masuk SMA dulu, sudah hampir 20 tahun, hingga sekarang, tak pernah berubah.












Tbc.

Jadi yang jahat siapa nih?

Ajarin Krist cara jinakin singa please :)

Psychopathic Obsession ✓Where stories live. Discover now