29 || Si cantik yang menakutkan ⚠️

10 4 0
                                    

Silahkan dinikmati ceritanya. Maaf kalau ada kesalahan yang tidak saya lihat secara teliti, saya akan perbaiki.

WARNING ⚠️
TERDAPAT KEKERASAN, DARAH, DI DALAM BAB INI. INI HANYA SEKEDAR FIKSI/CERITA KHAYALAN, TERIMAKASIH.

Langkah kaki mereka bergema pelan di lorong kosong itu hingga mereka mencapai pintu bertuliskan Ruang Keamanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah kaki mereka bergema pelan di lorong kosong itu hingga mereka mencapai pintu bertuliskan Ruang Keamanan. Kyle mendorongnya pelan-pelan hingga terbuka, dan mereka pun memasuki ruangan itu.

Petugas yang duduk di ruang pengawasan mendongak dari monitornya, terkejut dengan gangguan yang tiba-tiba itu. "Ada yang bisa saya bantu?"

Kyle menatapnya. "Kau selalu memperhatikan CCTV, kan? Apa kau melihat seorang wanita bersama tiga anak buahnya? Kemarin yang lalu, kalau tidak salah."

Petugas itu, meskipun awalnya terkejut dengan pertanyaan mereka, segera menenangkan diri. Ia mengangguk dan membenarkan, "Ya, saya memang melihat mereka. Mereka menonjol di antara para pelanggan dan meninggalkan kesan yang kuat, jadi saya mengingat mereka dengan jelas."

Mata Kyle berbinar karena antisipasi. "Bagus! Bisakah kita mengakses rekaman saat mereka muncul?" tanyanya, rasa ingin tahunya terlihat jelas dalam suaranya.

Petugas itu segera mengangguk tanda setuju. "Tentu saja," jawabnya sebelum segera menggerakkan jarinya di komputer. Rekaman CCTV dari beberapa hari yang lalu mulai diputar ulang di layar. Kyle dan Isabella tetap diam, mata mereka terpaku pada rekaman itu, mengamati setiap detail.

Dari rekaman pengawasan, mereka melihat seorang wanita memasuki kafe ditemani tiga orang bawahannya. Wanita itu berdiri di depan kasir, terlibat dalam percakapan dengan karyawan wanita, Alice.

Ekspresi Kyle dan Isabella mengeras saat mereka mengamati dengan saksama orang-orang di layar, wajah mereka tegang saat mereka mencoba mengenali wajah wanita itu meskipun gambarnya kabur.

Rasa frustrasi Kyle tampak jelas saat ia mendecakkan lidahnya, tatapannya terpaku pada layar. "Bisakah kita memperbesar tampilan wajah itu? Aku perlu melihatnya lebih jelas," pintanya mendesak.

Petugas menghentikan rekaman dan mulai memperbesar gambar wajah wanita itu, memperlihatkan ciri-cirinya dengan lebih detail. 

Kyle dan Isabella mengernyitkan dahi saat menatap gambar wajah wanita yang diperbesar itu. Meski agak kabur, masih bisa dilihat dengan jelas.

"Aku belum pernah melihatnya sebelumnya." kata Isabella, suaranya diwarnai ketidakpastian.

"Aku juga tidak." Kyle setuju, matanya masih terpaku pada layar, mencoba untuk mendapatkan informasi apa pun yang bisa dia dapatkan tentang identitasnya.

Isabella segera mengeluarkan hp-nya untuk mengambil gambar wanita itu dan bawahannya pada tayangan CCTV, untuk menunjukkannya kepada Julian nanti. 

Kyle tetap diam, ekspresinya serius. Ada sesuatu pada wanita ini yang tampak berwibawa, seseorang yang penting. Dia tetap tenggelam dalam pikirannya.

MARNI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang