Masih dirumah evan, rachel memutuskan untuk menonton TV. Rachel kaget dengan berita yang ia baru saja ia putar.
~BREAKING NEWS
Pesta berakhir petaka. Sebuah pesta di suatu rumah besar ini berakhir tragis. 9 orang tewas, 11 orang terluka dan 18 orang selamat. Pemilik rumah yang mengadakan pesta tersebut juga tewas mengenaskan di dalam kamar. Diduga mereka tewas karena tembakan pistol. Saat ini, polisi masih menyelidiki kasus tersebut."Ini pesta tadi malam?!" Kata rachel syok.
"EVANN!!!" Teriak rachel memanggil evan.
"Apa?" Tanya Evan.
"Lo liat berita ini, ini pesta tadi malam. Katanya pemilik rumah juga tewas, berati... shagara? meysa?!" Kata rachel panik, "gue mau nelpon meysa dulu"
"Arghhh ga aktif" kata rachel, "gue mau nyusul ke rumahnya dulu".
"Tunggu!" Teriak evan tetapi rachel terlalu panik sehingga ia langsung bergegas keluar menuju ke rumah meysa.
Sesampainya dirumah meysa, rachel melihat meysa yang sedang menangis di pelukan ibunya.
"MEYSAA!! Lo gapapa?" Tanya rachel khawatir.
Meysa tidak menjawab dan terus menangis karena ia masih syok dengan kejadian tadi malam.
"Meyy, gue minta maaf" ucap rachel.
"Lo ga salah chel, gue minta maaf udah ikut-ikutan nyuruh lo minum alkohol itu" kata meysa.
"Justru gue yang nanya sama lo, lo gapapa kan? Lo ga diapa-apain sama shagara kan di dalam?" Tanya meysa.
"Gue ga kenapa-napa kok" jawab rachel.
"Syukurlah, lo juga selamat dari tembakan itu kan?" Tanya meysa lagi.
"Ya, untungnya gue selamat" jawab rachel.
"Gue masih syok chel, gue lihat sendiri kejadiannya tadi malam. Gue liat orang yang nembakin pistol itu chel, ia memakai topeng badut gitu" ucap meysa.
"Beneran? Ngeri banget ya sekarang. Kayanya ada pembunuh di kota kita, kita harus jaga-jaga" kata rachel dan memeluk meysa untuk menenangkannya.
~Dirumah Rachel
Tak lama, sebuah pesan dari grub kampus masuk. Chat dari seorang dosen yang mengabarkan bahwa kampus libur sementara karena memulihkan keadaan kota yang saat ini sedang kacau karena ada pembunuh berantai. Satu persatu mahasiswa/i di kampus ini mulai berkurang.
"Libur? Males banget kalau libur, soalnya bingung mau ngerjain apa" ucap rachel.
"Ya ada dong, bantuin ibu" sambung ibu.
"Selain itu?" Pikir rachel.
"Bantuin ayah dengan bisnis" sambung ayah lagi.
"Ishhh, itu ga bermanfaat tau" ucap rachel.
"Lohh? Itu bermanfaat banget chel. Isi liburan mu dengan sesuatu yang bermanfaat contohnya membantu orang tua" ujar ayah.
"Iyaa dehh" ucap rachel pasrah.
"Btw, kamu jangan pergi kemana-mana dulu ya" larang ayah.
"Kenapa?" Tanya rachel.
"Kan pembunuh itu sedang berkeliaran. Kita ga tau pembunuh itu mau nya apa. Buat jaga-jaga, kamu jangan keluar rumah dulu" ucap ayah.
"Ohhh, iyaa. Kalau jalan sama evan?" Tanya rachel lagi.
"Jangan sering-sering, selagi evan bisa jaga kamu ayah izinin" ucap ayah.
Ayah rachel tidak tahu bahwa anaknya itulah yang sedang berpacaran dengan pembunuh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Blood
Teen FictionEvan Argantara seorang lelaki yang haus akan darah. Ia tak segan membunuh siapapun yang menganggu kehidupannya. Tapi sayangnya, identitas psychopathnya tidak diketahui oleh pacarnya, Rachelia. Meskipun merasa janggal, Evan berhasil merayu Rachel den...