Siang ini, Rachel hendak berkunjung ke rumah Orang tuanya. Tak lupa juga ia ditemani oleh suaminya yaitu Evan.
Tok tok tokk
Rachel mengetuk pintunya, tetapi tidak ada jawaban."Mereka ada di rumah ga ya?" Tanya Rachel.
"Aku rasa mereka lagi di luar" jawab Evan.
Mata Rachel teralihkan saat melihat sosok pria dengan ciri-ciri yang hampir mirip dengan pembunuh ibunya.
Sosok lelaki itu berlari saat melihat Rachel yang sedang memperhatikannya.
"Kok lari? Apa jangan-jangan.." batin Rachel.
"Itu orang kenapa dah? Aneh banget" ucap Evan melihat sosok lelaki itu.
"Evan, laki-laki yang lari tadi mirip sama pembunuh ibu aku" ucap Rachel.
"Beneran ?"
Evan langsung berlari mengejar sosok lelaki itu yang sedang berlari menuju sebuah bangunan tua yang di belakangnya ada hutan dengan pohon yang lebat.
"EVANN!!!" Teriak Rachel yang melihat suaminya langsung berlari.
Lama menunggu di depan mobil yang terparkir di halaman rumah Rachel, Evan masih belum kembali. Rachel yang khawatir dengan kondisi suami itu berusaha menelponnya, tetapi ponsel Evan tertinggal di dalam mobil.
"Ishhh, hp nya malah ketinggalan " batin Rachel.
"Mana papa sama mama belum datang" batin Rachel kesal.
Rachel tidak bisa menyetir mobil, kalau ia bisa, ia sudah lama pulang atau menyusul suaminya itu.
Tak lama, Evan datang dengan luka lebam didagunya. Rachel yang melihat itu langsung keluar dari mobil, "evan, kamu kenapa jadi gini?"
"Dia ngelawan dan dia juga lumayan kuat, tapi tenang, aku sudah berhasil menyekapnya di bangunan tua itu" kata Evan.
"Tapi kita pulang ke rumah dulu ya? Obatin dulu luka kamu" ajak Rachel.
Evan mengangguk, "orang tua kamu udah datang?"
"Belum, mungkin lagi sibuk" jawab Rachel.
Mereka pun akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah.
Malam harinya, Rachel mengajak suaminya itu untuk menemukannya dengan sosok lelaki yang disekap oleh Evan.
Di perjalanan, Rachel yang masih ragu bertanya kepada Evan, "kalau dia bukan pembunuhnya gimana?"
"Dia yang dibunuh" jawab Evan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Blood
Dla nastolatkówEvan Argantara seorang lelaki yang haus akan darah. Ia tak segan membunuh siapapun yang menganggu kehidupannya. Tapi sayangnya, identitas psychopathnya tidak diketahui oleh pacarnya, Rachelia. Meskipun merasa janggal, Evan berhasil merayu Rachel den...