Part 10 : Kamar

75 7 0
                                    

Alan yang tak sengaja melewati kamar evan terkejut melihat evan dan rachel sedang berpelukan. Alan pun mengintip lewat pintu kamar yang sedikit terbuka, tetapi evan selalu menyadari keberadaan alan.

"Alan?!" Teriak evan dari dalam kamar.

"E-ee iyaa bang?" Jawab alan langsung menampakkan dirinya.

"Lo kenapa ngintip gitu? Gue sama pacar gue ga ngelakuin hal-hal aneh" ucap evan.

"E-eenggakk kok bang, alan cuman lewat terus kepo aja siapa yang dipeluk bang evan" jawab alan.

"Ini rachel, pacar gue" kata evan memperkenalkan rachel.

"Haii, gue rachel" kata rachel.

"Gue alan, sepupunya evan" ucap alan.

"Oh ya? Salam kenal ya" ucap rachel.

Alan terdiam menatap rachel. Evan yang menyadarinya langsung mengusir alan ke lantai bawah.

"Kenapa lo ngusir alan begitu?" Tanya rachel.

"Dia natap lo, gue gasuka" jawab evan.

"Natap doang ya gapapa kali van" ucap rachel.

"GAK!" Bentak evan.

"Santai van santai" ucap rachel, "btw, gue balik dulu ya".

"Balik sekarang? Gamau nginep dulu? " tanya evan.

"Kayanya engga dulu. Soalnya tadi disuruh ayah pulang cepet gegara ada pembunuh berantai ini. Kampus juga pada liburin" jawab rachel.

"Iyakah? Kalau lo nginep di sini kayanya lo bakal aman deh" ucap evan.

"Ga deh van, gue pulang aja" kata rachel.

"Tunggu" kata evan kemudian beranjak pergi keluar kamar.

"Lohh? Lo kemana?!" Teriak rachel.

Tak lama, evan datang dan berkata, "orang tua lo udah ngizinin lo buat nginep di sini".

"Hahh??" Ucap rachel bingung.

"Gue tadi nelpon, tapi gue harus bener-bener jagain lo" ucap evan.

"Lo tadi nelpon orang tua gue?!" Tanya rachel.

"Iyaa dongg, minta izin sama camer dulu" jawab evan.

"Dasar licik lo" ucap rachel bercanda.

"Gapapa sayang, asal liciknya cuma sama lo" jawab evan.

"Terus gue tidur dimana?" Tanya rachel.

"Kenapa nanya gitu? Bilang aja lo mau tidur ama gue kan?" Ucap evan pede.

"Geer banget si jadi cowo, gue cuma nanya doang" kata rachel kesal.

"Iya sayang iyaa, lo maunya tidur dimana?" Tanya evan.

"Di kamar sebelah aja deh" jawab rachel.

"Kenapa ga sama gue?" Tanya evan lagi.

"EVANN!!!" Teriak rachel.

"Ranjang gue masih muat buat nampung kita berdua" ucap evan lagi.

"Evan! Lo kalo kaya gini gue pulang!" Bentak rachel.

"Arghhhh lo lucu banget si anjing kalo lagi marah gini" ucap evan.

"Udah ah, gue pulang" kata rachel keluar kamar.

"Eh ehh gue bercanda, jangan serius gitu dongg" cegat evan.

"Gue anterin ke kamar sebelah ya" sambung evan.

"Ya" jawab rachel singkat.

Sesampainya di kamar sebelah, rachel kebingungan dengan kamarnya yang lumayan berantakan.

"Berantakan? Lo ga pernah bersihin ya?" Tanya rachel.

"Kamar ini jarang dipakai, jadi wajar berantakan. Nanti gue suruh pelayan buat bersihin" ucap evan.

"Ohhh okeee" jawab rachel.

Tiba-tiba evan mendapat telpon entah dari siapa. Evan pun pergi keluar untuk menerima telpon tersebut. Rachel yang sendirian di kamar itu memutuskan untuk membersihkannya. Setelah selesai membersihkan kasur, rachel pun ingin membersihkan lemari lagi. Saat ia hendak membukanya, evan yang datang langsung mencegatnya.

"Lemari ini ga boleh dibuka" ucap evan sambil mengunci pintu lemari tersebut.

"Loh? Kenapa? Emang ada apa?" Tanya rachel.

"Disana ada peninggalan dari ayah gue yang tidak boleh sama sekali dilihat oleh orang lain" jawab evan.

"Ohhhh" ujar rachel, "yasudahh, gue udah selesai membersihkan kasurnya, sekarang gue mau tidur dulu".

"Lo gapapa tidur di sini?" Tanya evan.

"Iya gapapa, kan biar bisa sebelahan kamar sama lo" jawab rachel.

"Iya juga, tapi ada kamar yang lebih bagus" tawar evan.

"Engga deh, gausah" jawab rachel.

"Oke, tapi lo ga boleh buka-buka sesuatu disini tanpa izin" ucap evan.

"Iyaa evannn" ucap rachel, "dah keluar lo sana, gue mau tidur"

"Mimpi indah, cantik" ucap evan.

"Jijik gue, sana!" Usir rachel.

Red BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang