Part 25 : Bahagia dan Panik

53 4 0
                                    

Rachel dan Evan melaksanakan pernikahannya di rumah Evan yang besar itu. Mereka hanya mengundang orang-orang terdekat seperti tante dan om dari kedua orang tua Evan dan Rachel. Tidak lupa juga Rachel mengundang 1 teman akrabnya yaitu Meysa. Meskipun Meysa sedikit takut, tetapi ia memberanikan diri demi sahabatnya itu.

Semua berkumpul disuatu ruangan untuk merayakan hari kebahagian Evan dan Rachel yang sudah menjadi suami istri. Ketika semua orang sedang asyik merayakannya, Meysa menghampiri Rachel yang disampingnya ada Evan.

Meysa membisiki ke telinga Rachel, "lo serius mau nikah sama Evan?".

"Iya, gue serius, kenapa?" Tanya Rachel.

Meysa yang hendak menjawab langsung terdiam karena melihat Evan yang sudah menatap sinis kepada dirinya.

"Gapapa, chel, semoga bahagia yaa, jaga diri lo baik-baik, gue pulang dulu" ucap Meysa terburu-buru.

"Eh? Cepet amat mey?" Kata Rachel heran.

"Iya , gue ga bisa lama-lama" jawab Meysa.

Melihat Meysa yang sudah beranjak pergi, Evan dan Rachel saling bertatapan dan tersenyum.

"Dia kira gue gatau tentang lo, van" ucap Rachel.

"Panggilnya 'aku kamu' aja sekarang" suruh Evan.

"Lohh kenapa?" Tanya Rachel.

"Ga enak kalau udah suami istri masih pakai 'gue lo' " jawab Evan.

Rachel mengangguk.

Tak lama, sepasang suami istri yang lumayan tua datang ke ruangan itu, itu adalah Ayah dan Ibunya Alan.

"Sial! Pasti nyari anaknya" batin Evan saat melihat orang tua Alan.

"Evan, itu siapa?" Tanya Rachel.

"Itu orang tua Alan" jawab Evan.

"Loh? Tapi kan Alan udahh..." Evan langsung menutup mulut Rachel, "sastttt, diem" kata Evan.

Orang-orang disana melihat mereka berdua dan bertanya, "kalian berdua kenapa? Ga sabar malam pertama ya?" .

"Ahh eenggg..." belum sempat Rachel menjawab, Evan sudah menjawab lebih dulu, "iyaa pakk" jawab Evan.

Rachel menatap heran ke arah Evan, "Evan?!"

Semua orang tertawa, "ngapain malu sih? Kan wajar suami istri yang baru menikah itu ga sabar pengen ehmmm" ucap pak Devon.

Rachel hanya malu, sedangkan Evan tersenyum-senyum.

"Oh ya, Alan mana?" Tanya ibu Alan.

"Loh? Alan ada disini?" Tanya pak Devon.

"Iya pak, saya nitipin Alan disini karena rumah kami sedang direnov, maaf pak kemaren tidak sempat ngabarin bapak" jawab ibu Alan.

"Ohhh, saya sedang di luar kota, jadi saya tidak tahu Alan ada disini" kata pak Devon.

"EVANN!!" Panggil pak Devon, "sini, nak"

"Duhh mampuss" batin Evan.

Melihat muka suaminya yang sedikit panik, Rachel membantunya untuk menjawab pertanyaan dari orang tua Alan.

"Alan mana, van?" Tanya pak Devon.

"Alan? Katanya sih mau nginap di rumah temennya, tapi sampai sekarang ga pulang ke rumah sini" jawab Evan.

"Di rumah temennya yang mana?" Tanya ibu Alan.

"Gatau bu, dia bilang cuma ke rumah temen, terus langsung pergi" jawab Evan.

"Om telpon malah ga aktif, om takut terjadi sesuatu pada Alan" ucap ayah Alan.

"Alan pasti baik-baik aja bu" ucap Rachel menenangkan orang tua Alan.

"Semoga Alan baik-baik aja yaa" ucap Evan.

Red BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang