Buat kalian yg udah dan selalu doain asem yang baik-baik, makasiiih banyak yaa. Dan buat kalian yg menjadikan cerita asem sebagai tempat pelarian kalau lagi capek dan butuh hiburan, makasiiih banyak juga. Asem masih di sini karena kalian, jadi ayo sama-sama bertahan❤️
.
.
.Tirta : Besok anak-anak aku jemput ya Rin, biar nginap di rumah
Arini : Kalau lusa gimana Mas?
Tirta : Kenapa emang?
Arini : Anak-anak udh punya rencana sama Juan
Arini : Dipta sama Ken minta ditemenin main bowling
Tirta terdiam membaca pesan balasan Arini. Perasaannya mendadak tak karuan. Jelas rasa keberatan mendominasi. Teringat kembali oleh lelaki itu saat tempo hari melihat Juan berada di sekolah Ken dengan membawa banyak perlengkapan renang. Beruntung bagi Tirta dia menyadari keberadaan Juan lebih dulu sehingga lelaki itu bisa lari dari parkiran mobil dan menjadi yang pertama tiba di hadapan sang putra. Tirta tidak bisa membiarkan laki-laki lain menjadi sosok yang lebih hebat dari pada dirinya di hadapan anak-anaknya. Sehingga keesokan harinya, saat Arini sudah mengatakan anak-anak akan pergi bersama Juan, Tirta tetap datang ke rumah mantan istrinya.
Saat Arini membuka pintu, dia keheranan mendapati Tirta di sana. “Anak-anak mana?” Pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Tirta.
“Ada, di kamar. Kamu kok ke sini?”
Tirta tak langsung menjawab. Dia menatap Arini selama beberapa detik, mengingat kembali malam Arini membentak dan menolaknya setelah Tirta mencoba mengajaknya rujuk. Lelaki itu berpikir, sepertinya dia memang tidak punya peluang lagi menjadikan Arini miliknya untuk kali kedua.
“Papa!” Dari belakang Arini, Ken berlari dengan penampilan yang sudah rapih. Memakai sepatu, kaos hitam, celana pendek, dan bau khas minyak telon yang bercampur bedak menguar dari tubuh si kecil ketika Tirta menggendong Ken. “I miss you,” ucap Ken.
“I miss you too. Wangi banget sih anak Papa.” Tirta menghujani Ken dengan kecupan.
“Iya, Ken sama Mas mau main bowling lagi!”
“Lagi?” tanya Tirta heran.
Ken mengangguk. “Ken udah dua kali main bowling sama Om Buzz,” ceritanya yang membuat Tirta menatap Arini.
“Aku udah bilang ke kamu,” kata Arini.
Di waktu yang sama, Juan tiba di rumah Arini.
“Om Buzz dateng!” ujar Ken riang dalam gendongan Tirta.
Juan tersenyum. “Halo Bos!” Juan membelai rambut Ken. Kemudian bergantian mengulurkan tangannya ke Tirta. Keduanya bersalaman. “Apa kabar Ta?”
“Baik,” sahut Tirta tanpa bertanya kembali bagaimana kondisi Juan.
“Ayo Om ber–eh Papa?” Dipta yang mendengar suara mobil Juan sebelumnya, bergegas ke depan. Namun tak dia sangka ada Tirta juga di sana. Saat Dipta melihat wajah Arini, Juan, dan Tirta bergantian, Dipta tahu situasi sekarang canggung.
“Mau main bowling Mas?” tanya Tirta pada Dipta.
“Eum iya Pa.”