Sefruit keseriusan pasangan gesrek kita waktu urus anak anak
.
.
.Ken memanyunkan bibirnya, menatap sebal pada kedua adiknya yang tengah disuapi makan oleh Arini. “Abang dimakan Sayang nasinya, dari tadi gak habis-habis,” ujar Arini.
“Gak mau.” Ken mendorong piringnya yang masih penuh.
“Kenapa? Tadi katanya mau pakai sosis. Udah Mama gorengin kok malah gak dimakan?”
“Gak mau aja.” Ken turun dari kursi, meninggalkan meja makan.
“Kenzo, makan dulu!” Teriakan Arini tidak dihiraukan Ken.
“Kenapa Ma?” Dipta yang mendengar suara Arini, sengaja keluar dari kamar dan menghampiri.
“Ken gak mau makan. Padahal tadi minta digorengin sosis.”
“Coba aku samperin.” Dipta berinisiatif mencari Ken, bocah laki-laki itu terlihat duduk di teras sambil menatap figur toy story yang dia jejerkan di atas meja. “Mama suruh kamu makan tuh.”
“Gak mau, Mas Dipta aja sana yang makan.”
“Aku udah makan. Kenapa gak mau makan?”
“Ya gak apa-apa.”
Dipta mendecih. Adik kecilnya kini sudah tahu cara berbohong. “Mau jajan aja gak? Ke minimarket yuk? Bawa sepeda kamu.”
“Gak ah.” Ken bangun, dia kembali meninggalkan lawan bicaranya.
Tidak berselang lama, Juan pulang ke rumah. Tentu lelaki itu pulang tidak dengan tangan kosong, Juan selalu datang dengan membawa sesuatu di tangannya. Mulai dari makanan hingga barang untuk keluarganya. Kali ini dia membawa salad buah karena tahu Ken menyukai makanan manis asam itu, ada juga makanan lain untuk Arini dan Dipta. Ke mana pun Juan pergi, dia selalu mengingat keluarganya. “Wih bawa apa Dad?” Dipta menghampiri Juan yang baru masuk ke dalam.
Juan lantas menyerahkan bawaannya. “Daddy beli ramen buat kamu. Abang mana? Daddy bawain salad juga.”
“Di kamar sih tadi aku liat.”
“Yaudah kasih ke Ken dulu sana, Daddy mau bersih-bersih dulu.”
Masuk ke kamar, Juan menemukan Arini tengah memakaikan si kembar baju. Langsung saja Juan mengecup pipi Arini. “Baru pada mandi ya?”
“Iya, habis aku suapin.”
“Oh ya? Anak Daddy udah pada mam? Udah kenyang? Cacingnya udah dikasih mam iya?” Juan mengajak Dirga dan Kanza berbicara. Kedua bayi itu tersenyum menatap wajah ayah mereka, mungkin mereka beranggapan Juan lucu. “Mamanya udah makan belum nih?”
“Belum sempet.”
“Yaudah habis aku mandi, kamu makan ya. Biar aku jagain mereka. Aku ada beli ramen tuh buat kamu sama Dipta, Ken aku beliin salad.”
“Ken gak mau makan tau Mas.” Arini mengadu.
“Lho kenapa?”
“Gak tau, bilangnya gak mau terus. Nanti aku tanya.”
Setelah memastikan si kembar rapih dan ada Juan yang menjaga, Arini menghampiri Ken ke kamar. “Abang?” Dilihatnya Ken kali ini sedang menulis sesuatu di bukunya. Namun Ken langsung menutupnya saat Arini mendekat. “Makan dulu yuk? Abang belum makan, udah mau malam lho.”