Triple wowww
.
.
.
Memasuki jam makan siang, seperti kebiasaannya, Arini mengantre di kantin untuk mengambil jatah makannya. Yang tidak biasa adalah porsi makan yang wanita itu ambil. Arini hanya mengambil nasi kurang dari setengah centong dan satu potong ayam rica-rica, padahal banyak lauk yang disediakan sampai membuat teman kantornya terheran dan menyenggol lengan Arini. “Tumben Rin dikit banget ambilnya.”“Iya Mbak Tia, belum laper sebenernya.”
“Belum laper apa lagi diet nih sebelum jadi pengantin?”
“Hah?” Arini kaget. “Gimana gimana Mbak maksudnya?” Arini mengekori langkah Tia yang mencari meja kosong.
“Lho bukannya kamu mau nikah?”
Arini dan Tia duduk berdampingan.
“Nikah? Aku malah baru denger kalau aku mau nikah.”
“Lah gimana? Aku pikir kamu beneran mau nikah deket-deket ini.”
“Siapa yang bilang?”
“Aku gak tau siapa yang mulai duluan. Tapi hampir satu kantor denger kabar kalau kamu mau nikah sama laki-laki yang pernah kamu post di media sosial kamu.”
“Astaga...” Arini geleng-geleng kepala dengarnya.
“Berarti gosip aja itu Rin?”
Arini mengangguk.
“Gak jadi kondangan dong aku sama yang lain. Eh tapi bukan berarti gak nikah, 'kan? Cuma belum aja?”
Arini hanya tersenyum mendengarnya dan memilih memakan makanannya dengan tenang ketika Tia terus bertanya tentang rencana pernikahan.
Arini pikir gosip mengenai pernikahannya akan berhenti setelah rekannya yang lain tahu, nyatanya tidak secepat itu. Beberapa dari mereka bahkan menanyakan tanggal berapa Arini akan melangsungkan pernikahan yang membuat Arini harus mengkonfirmasi berulang kali kalau dia belum akan menikah dengan Juan. “Rin katanya–”
“Apa? Nikah?” sela Arini ketika Satria menghampiri kubikelnya.
“Hah nikah? Siapa yang nikah?” Satria kebingungan.
Arini menghela napas. Setidaknya ada satu dari rekannya yang tidak termakan gosip yang entah bagaimana awalnya. “Sorry, kenapa?”
“Itu katanya Pak Purna mau adain makan malam tim. Ikut gak? Ah tapi lo suka gak bisa, 'kan? Harus balik cepet karena ada anak-anak lo.”
Belum sempat Arini menjawab, ponselnya berdenting, ada pesan masuk dari Juan.
Mas Juan : Hari ini pulang jam berapa? Kita makan malam bareng yuk? Sama anak-anak juga
“Gue ikut.”
“Serius Rin? Tumben amat?”
“Suka-suka gue,” sahut Arini sambil mengetik pesan balasan pada Juan.
Arini : Maaf ya Mas, aku ada makan malam tim
Mas Juan : Okeeee Sayang, gak apa-apa