Dua satu

1.4K 168 4
                                    

Lisa bergegas pulang ke Apartemen Jennie setelah mendapat kabar Adiknya Lia berada di sana. Dengan tergesah-gesah dia menaiki lift sambil membawa tas gitar dan tas ransel basketnya. Dia berantakan, keringatan dan rambutnya tidak terikat dengan baik.

Jennie membuka pintu, menampilkan senyuman termanis yang dia miliki. "Kau pulang lebih awal?" Jennie memeluk Lisa, memberikan ciuman kecil di pipinya dan Lisa menjauh. "Kenapa?"

"Aku berkeringat.."

"Aku tahu, dan aku suka."

"Oh My God, seharusnya aku tidak di sini." Lisa mengejek, menutup mulutnya seolah-olah dia ingin muntah melihat kemesraan mereka.

"Kau...ibu tahu kau ke sini?" Lisa mendekat, menatap mata adiknya dengan serius. "Aku tahu, kau tidak memberi tahunya kan."

Lia menghindar, menjauh dari Lisa dan kembali ke sofa sambil menonton telivisnya.

"Kita bisa kena masalah." Ucap Lisa duduk di samping adiknya.

"Jika aku memberitahunya dia gak akan ngizinin."

"Kenapa?" Tanya Lisa. Dan dia melirik Jennie yang mengangkat kedua bahunya dengan santai.

"Katanya aku tidak boleh mengganggu kalian."

Jennie tersenyum dan ketika dia melihat Lisa berbicara serius dengan adiknya dia diam-diam ke kamar Lisa untuk mengambil beberapa baju dan barang penting Lisa lainnya lalu memindahkannya ke dalam kamarnya. Tujuannya agar Lia tidak curiga dengan kamar Lisa, kenapa kakaknya harus berpisah kamar dengan pacarnya sendiri.

"Ibu sakit Lia, kau tahu itu."

"Unnie, percayalah Ibu jauh lebih sehat setelah mendengar kau berkencan dengan Jennie."

Lisa tersenyum dan mengacak-acak kepala adiknya. "Tapi kau tetap harus mengabarinnya." Lisa bangkit dari sofa dan menghampiri Jennie ke kamarnya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyanya setelah melihat Jennie memasukkan beberapa baju Lisa ke dalam lemari.

"Aku tidak ingin Lia curiga pada kita."

Lisa memeluk pinggang Jennie dari belakang dan menempelkan dagunya di bahu wanita itu. "Dia tidak akan curiga, lagian kita tidak lagi berbohong."

Jennie berhenti sejenak dari aktivitas tanganya. Dia sedikit menunduk dan memikirkan percakapanjya dengan Taehyung beberapa hari yang lalu. Masih ada rasa bersalah yang menggerogoti hatinya. "Lisa..." Dia melepaskan tangan Lisa dari pinggangnya dan kemudian menarik wanita itu untuk duduk di tempat tidur. "Ada yang mau aku katakan."

Lisa mengangguk dan menggenggam kedua tangan Jennie yang berdiri di antara kedua pahanya.

"Kau percaya padaku kan?"

Lisa mengerutkan alisnya. "Ya. Ada apa?"

Jennie menggeleng berulang kali dan menatap mata Lisa dengan lekat. "Aku hanya ingin kau percaya padaku, percaya padaku bahwa aku mencintaimu."

Tiba-tiba Lisa tersenyum lebar. "Aku percaya dan akan selalu percaya. Tapi...soal apa ini?"

"Kau tahu kita masih punya kontrak dengan Taehyung kan?"

Senyuman Lisa memudar, genggaman pada tangan Jennie juga mengendur. Dia sadar betul bahwa masih ada sisa kontraknya dengan Taehyung meskipun dia telah memulangkan semua uang yang dia dapat. Terlepas dari apakah Jisoo sudah memberitahukan laki-laki itu atau belum yang jelas kontraknya masih berlaku.

"Aku belum mengakhiri hubunganku dengan Taehyung sepenuhnya." Kata Jennie dengan pelan, dia tidak ingin menyakiti perasaan Lisa. Meskipun dia sudah mengatakan mengakhiri hubungannya dengan Taehyung tapi Jennie sadar memutuskan hubungan dengan Laki-laki itu tidak semudah yang di pikirkan.

The secret relationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang