Dua Lima

755 121 3
                                    

Lisa berada di Bar saat Jennie melakukan siaran langsung. Dia menatap gelapnya yang sudah kosong, menarik napas dan menjatuhkan kepalanya ke meja bar. Dan saat dia memejamkan mata tiba-tiba seseorang menyentuh bahunya dengan lembut.

"Lisa," Ucapnya. "Kau tidak apa-apa?" Tanya wanita itu.

Dan Seulgi berlari dari pintu depan menerobos beberapa karyawan untuk mencapai temannya. "Apa itu benar?" Tanyanya dengan dada naik turun karena berlari. "Kalian putus?"

Lisa mengangkat wajahnya, melihat Rose dengan wajah tenangnya tapi khawatir. Sedangkan Seulgi dengan wajah tidak percayanya. "Dia mengatakan itu?"

"Ya, dia melakukan siaran langsung dan mengatakan kalian putus." Ucap Seulgi yang masih tidak percaya, berharap itu hanya kebohonga.

"Ya. Itulah yang terjadi." Dia berdiri dan mengambil sebotol beer lagi. "Dia melakukannya, kami berpisah."

Rose ikut duduk di samping Lisa, diam dan mengamati sisi samping wanita itu dengan tenang. "Kau tidak baik-baik saja." Katanya dan menarik botol beer dari tangan Lisa. "Cukup. Kau bisa pingsan."

"Aku tidak baik-baik saja." Kata Lisa. Matanya menatap Rose dengan begitu terluka, matanya merah menahan tangisnya, dadanya mulai naik turun karena menahan gejolak luka dan menyakitkan. "Aku mencintainya, Rose. Sangat mencintainya." Dia menatap Rose dan Seulgi bergantian. "Bagaimana bisa ini terjadi untukku, bagaimana bisa aku..." Lisa menggigit bibir bawahnya, hidungnya kembang kempis karena menahan sakit tenggorokan. "Ini terjadi lagi untukku."

Rose menarik Lisa, memeluk wanita itu dengan erat. Meski dia mengharapkan mereka berpisah seperti yang di janjikan Taehyung padanya, tapi dia tidak pernah menyangka akan melihat Lisa seberantakan ini.

"Aku mencintainya." Katanya lagi dalam pelukan Rose, menyandarkan kepalanya di bahu Rose dengan lemah.

"Jadi kenapa kalian putus?" Tanya Seulgi. Dia tahu tidak akan mendapatkan jawaban apapun dari Lisa, jadi dia mengambil lagi handphone nya  dan membuka kembali siaran langsung Jennie.

"Kami sedang dalam masalah sulit yang tidak bisa aku sampaikan pada kalian, tapi ini bukan salahnya. Kami sepakat berpisah karena kami akan memperbaiki diri kami masing-masing."

"Ah sial!" Seulgi membanting handphone nya saat dia duduk. "Aku tidak percaya ini." Dia memutar tubuhnya ke arah Lisa yang sekarang melepas pelukkannya pada Rose. "Lihat Lisa, dia sama denganmu. Meski makeup mahalnya menutupi wajahnya tapi dia tidak bisa membodohiku. Dia terluka, menangis seharian dan matanya sembab."

Lisa mengalihkan wajahnya dari handphone Seulgi.

"Katakan padaku apa yang terjadi?" Seulgi memaksa, menarik kedua bahu Lisa.

"Seulgi." Rose memotong temannya. "Biarkan dia sendiri, jangan memaksanya ini sudah berat untuknya."

Seulgi prustasi, dia mengikat rambutnya yang panjang dan memesan satu gelas beer. Dan setelah siaran langsung Jennie berakhir tidak lama dari itu team basket Lisa datang dan mempertanyakan hal yang sama dengan Seulgi. Mereka tidak percaya dengan berita yang menghebohkan. Bahkan di luar Bar sudah banya wartawan yang menunggu Lisa, begitu juga dengan fans mereka yang ingin bertanya prihal siaran langsung Jennie. Tapi karena Jennie melarangnya untuk melakukan pemberitahuan maka dari itu dia pergi lewat pintu belakang bersama Rose.

"Kau ingin ku antar kemana?"

Lisa diam, dia bersandar di kaca mobil. Dia tidak punya tujuan, dari tadi malam dia hanya tidur di bar Seulgi. Sekarang ketika mendapat pertanyaan itu dia tidak tahu harus kemana. "Apartemenku belum selesai di bersihkan, tapi ada kasur yang bisa aku tempati."

The secret relationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang