Dua Tujuh

659 151 10
                                    

"Miko." Jennie menatap Miko dengan heran sebab pria itu berdiri di depan pintu dengan keadaan gusar, takut, berantakan dan matanya penuh dengan penyesalan.

"Jennie, aku ingin mengatakan sesuatu?"

"Taehyung yang mengirimmu?" Jennie berbalik dan berjalan masuk ke dalam, Miko mengikutinya dengan ragu tapi kemudian dia melangkah. "Tidak ada yang ingin aku katakan Miko."

"Kau sudah melihat berita hari ini?"

Jennie membalikkan badannya dan menatap Miko dengan heran. "Apa? Ada berita baru selain kemarin?"

Miko berjalan ke ruang tamu dan mengambil remote Tv, menyalakan TVnya dengan cepat. "Aku tidak tahu mengapa Jisso membiarkanmu sendirian di situasi gila ini."

Jennie diam mengamati ekspresi Miko yang berbeda, dia tidak seperti biasanya yang terlihat tegas dan tenang. Sekarang yang terlihat hanya amarah dan penyesalan.

"Taehyung mengingkarin janjinya." Miko menatap Jennie yang bingung. "Dia tetap mempublish berita tentang kontrak kalian."

Jennie dengan cepat duduk di sofa dan menatap berita yang mulai. Mendengar dengan serius, jari-jarinya memutih karena cengkram keras di pinggir sofa. Berita yang muncul benar-benar membuatnya kehabisan kesabaran.

"Dalam waktu satu jam dia akan mengumumkan pertungannya dengan Iren."

"Apa?"

"Untuk menutupi berita bahwa dialah kekasih gelapmu. Ah Sialan!" Miko mengacak-acak rambutnya dengan kasar. "Dia akan membuat dirimu sebagai wanita yang tidak berharga, di tinggalkan dan mengharapkan kasih darinya. Padahal dia sudah memiliki tunangan."

Jennie melempar remot Tv nya ke depan hingga kaca Tvnya pecah. Napasnya memburu, dadanya naik turun karena emosi dan amarah. "Bajingan! Dia sangat rendahan."

Miko menarik tangan Jennie sebentar lalu melepaskannya karena merasa kurang sopan. "Aku tidak ingin dia menghancurkan karirmu, Jen."

Jennie semakin bingung dengan sikap Miko yang tiba-tiba berada di pihaknya. Dia tahu persis seprti apa kesetiaan keluarga Miko untuk Keluarga Kim Taehyung.

"Kau melakukan kesalahan?" Tanya Jennie.

Miko menggeleng berulang kali, dia berbalik dan menggigit bibirnya dengan keras. "Aku datang ke sini karena berhenti menjadi asistennya... aku mempertaruhkan karirku karena kau Jennie."

Jennie menggeleng merasa tidak memahami maksud Miko. "Katakan yang jelas, aku tidak mengerti maksudmu."

"Aku berada di pihakmu dan...Lisa. Kalian berhak mendapatkan kebahagian, kau terutama. Selama aku mengikutimu bertahun-tahun, menjadi sopirmu jika di perintahkan, menjagamu dari bahaya dan mengantarkan kemanapun yang dia perintahkan. Aku menganggapmu sebagai adik perempuanku Jen. Aku memiliki adik perempuan yang sangat mengidolakanmu, dia begitu bahagia saat melihatmu di manapun, kau penyemangatnya. Jadi begitu aku melihatmu bersedih setiap kali Taehyung melakukan hal yang buruk padamu aku juga tersakiti, setiap kali aku mengantarnya untuk pergi bersama Iren aku juga merasa tersakiti. Aku tidak bisa melihat dia melakukan ini lagi padamu, aku...juga tidak bisa melihat adikku mengurung diri terus menurus di dalam kamar karena beritamu."

Jennie menatap Miko dengan tidak percaya, dia terduduk di sofa dengan keras.

"Lisa...dia juga anak yang baik, pekerja keras dan selalu ceria meksipun hidupnya tidak seceria yang dia tunjukkan. Selama tiga bulan aku mengikutinya dan memberikan kabar kepada Taehyung...dia selalu memandangmu dengan penuh cinta. Aku tahu dia menjagamu lebih dari kontraknya."

"Aku tidak bisa menbantumu jika dia tahu kau datang ke sini." Kata Jennie. "Aku juga tidak bisa berbuat apa-apa jika dia mengancammu."

"Jangan khawatirkan aku, Jen. Pikirkanlah dirimu, pikirkan perasaanmu dan keinginan hatimu." Miko mengambil sebuah pena hitam dari kantong Jasnya dan meletakkannya di atas meja. "Ini...rekaman Taeyung mengancammu saat kau ke kantornya, dan rekaman dia mengancam Lisa."

The secret relationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang