Lisa bersandar di meja dapur sambil memegang segelas air, memutar-mutarnya gelasnya sambil menatap. Dari 15 menit yang lalu dia berdiri di sana, diam dan tidak melakukan apapun. Yang ada dalam pikirannya adalah perkataan Taehyung yang akan menghancurkan kehidupan Jennie.
Dia mengedipkan matanya dan menggelengkan kepalanya berulang kali. Kemudian meletakkan gelas yang dia pegang ke atas meja, meninggalkan minumannya tanpa di sentuh. Lisa bergegas ke kamar, mengambil tas dan teleponnya untuk bersiap bertemu dengan Jisoo. Berharap Jisoo punya saran untuk masalah dia atau membantu Jennie.
Tapi sebelum dia membuka pintu Jennie sudah lebih dulu membuka pintu Apartemen dan mereka bertemu.
"Lisa." Ucap Jennie sambil melihat ke arah Lisa dari atas sampai bawah. Melihat tas yang dia kenakan dan hodi hitam yang selalu dia pakai kalau Lisa mau keluar.
"Jen."
"Ada yang mau aku bicarakan." Dia masuk dan membiarkan Lisa masih di tempatnya. "Ini apa?" Tanyanya.
Lisa berbalik dan melihat lembaran chek yang pernah dia berikan ke Jisoo. Seketika wajah Lisa pucat, dia menundukkan wajahnya dan menghela napas.
"Kenapa kau mengembalikan ini? Kenapa?." Jennie meninggikan suaranya agar Lisa bisa menatapnya. "Ini bayaranmu, Lisa. Ini hakmu, kenapa kau mengembalikannya?" Dia berteriak, urat nadinya keluar dari lehernya. Menekan setiap kata dengan rasa marah yang bercampur dengan keputus asaan.
"Jennie, aku bisa jelasin."
"Jelasin? Kau ingin mencintaiku tanpa ikatan kontrak? Kau ingin memiliki bukan karena ini?" Jennie tertawa, ada rasa sakit yang dalam sebelum akhirnya dia menarik napas prustasi dan menatap Lisa. "Baiklah...kita akhiri hubungan kita."
"Apa? Jen..." Lisa mendekat, berusaha menarik tangan Jennie tapi wanita itu menolaknya.
"Hubungan apapun yang kita miliki sekarang..." Jennie menunduk, berusaha menahan tangisnya. "Mari kita akhiri." Jennie menatap Lisa, menggigit keras-keras bibir bawahnya agar dia tidak bergetas. Meski tenggorokkannya seperti terbakar dan di likit kawat, Jennie harus menahannya. "Ambil hakmu, dan pergilah. Kita akhiri hubungan kontrak iuta di sini." Jennie meletakkan cheknya di atas tangan Lisa. "Aku akan melakukan siaran langsung besok untuk mengumumkan hubungan kita." Dia berbalik, tidak kuat menahan rasa sakitnya. Air matanya mengalir dengan pelan membasahi pipinya yang merah. "Jangan buka Sosial mediamu, dan jangan lakukan apapun."
"Jennie...aku-." Sebelum Lisa sempat berkata Jennie sudah pergi meninggalkannya sendirian di ruangan yang gelap dan dingin. Lisa menatap kertas cheknya, rasa sakitnya sama dengan Jennie. Tapi dia menahan air matanya karena rasa bersalah. "Seharusnya aku tidak berpikir meninggalkannya." Itulah kalimat yang dia sesali. Lisa sempat berpikir melakukan hal yang sama untuk Jennie, meninggalkan wanita itu demi karirnya tapi tidak dengan chek uangnya. Dia benar-benar tidak bisa menerima uang itu, karena dia mencintai Jennie dengan tulus.
Lisa menggedor pintu kamar Jennie . "Jen, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud untuk menyembunyikan ini darimu tapi..." Lisa menunduk, menyandarkan kepalanya ke pintu. "Aku mencintaimu. Aku ingin memilikmu bukan karena uangnya Jen." Dia merosot di depan pintu, terus mengetuk dan mengatakan maaf berulang kali sampai rasa lelahnya membuatnya menyerah.
Jennie hanya bisa memeluk kedua lututnya dan menangis, menahan erangan agar Lisa tidak mendengarnya. Dadanya seperti di timoa ribuan ton batu dan lehernya seperti terikat tali kawat berduri. Sakit, dia merasa akan mati dalam kamar dan memendam jeritanya.
Jennie ingin sekali keluar dari kamar dan memeluk Lisa. Mengucapkan hal yang sama, lari dari kenyataan dan tinggal di manapun tidak seorangpun tahu tentang mereka. Tap Lisa tidak pantas mendapatkan kekejaman Taehyung hanya karena ke egoisannya. Jennie menutup mulutnya dengan kedua tangan, meredam tangingannya yang semakin kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The secret relationship
FanficLisa seorang wanita pekerja keras yang miskin, gagal kuliah dan banyak memiliki pekerjaan paru waktu untuk membiayain hidupnya dan juga keluarganya. Suatu hari dia mendapat tawaran pekerjaa dari seorang Pria kaya raya di Korea, pekerjaan itu membawa...