menjadi teman

1.4K 158 11
                                    









°°°°

Sejak semalam renjun bahkan tak bisa tidur karena terus menangis dan memikirkan perlakuan ibunya, ia tak bisa memejamkan mata meski ia mencoba, dan sekarang yang terjadi pada dirinya adalah ia harus demam dan juga sakit kepala yang berlebih.

Tidak biasanya renjun seperti ini, ia bahkan bisa menghabiskan dua buku novel untuk ia baca sampai pagi menjemput disertai dengan tangisnya tapi ia tak pernah seperti ini. Entah mengapa hari ini renjun merasakan sakit pada kepalanya juga badan yang cukup panas.

Renjun memaksakan diri untuk bangun, ia akan mandi untuk kesekolah, hari ini pelajaran akan mulai aktif kembali.

Cukup lama renjun harus bersiap karena membutuhkan waktu lama baginya untuk mandi, rasa air yang begitu dingin meskipun renjun menggunakan air hangat tetap tak bisa merubah rasa pada air yang ia gunakan untuk mengguyur tubuhnya.

"Kepalaku sakit sekali~"

Renjun benar-benar lemah, ia sakit. Badannya terasa begitu dingin namun tubuhnya panas, belum lagi wajahnya yang terlihat begitu pucat sekarang.

Kakinya dengan pelan mulai melangkah menuruni tangga, disana ia melihat adiknya yang sedang disuapi makan oleh ibunya, juga ayahnya yang terlihat begitu memperhatikan adiknya. Renjun menghela nafasnya dengan berat, bahkan sejak dulu, ia tak pernah merasakan ibunya menyuapinya jika ia sakit, hanya ayahnya yang selalu menemaninya jika ia sakit dulu hingga saat ini.

Renjun akan memulainya sendiri mulai hari ini, ia tak akan lagi bergantung pada kasih sayang orang tuanya lagi, ia bisa mencari kebahagiaanya sendiri mulai sekarang.

Renjun sudah bertekad untuk tak lagi peduli akan semua yang orang tuanya minta terutama jika itu untuk adiknya.

"Renjun?" Chanyeol yang sedang sarapan dikejutkan dengan kedatangan anaknya yang terlihat begitu pucat, dengan cepat ia berdiri untuk memeriksa keadaan putranya.

Tangannya terulur untuk mengecek suhu anaknya namun renjun menghindar. Chanyeol merasa sedih, apa anaknya begitu kecewa kepadanya sehingga ia yang mengkhawatirkan keadaan anaknya namun justru dihindari?.

"Tak usah sekolah jika renjun sakit, istirahat dirumah saja ya" Chanyeol mengikuti anaknya yang sudah duduk pada kursi meja makan.

Renjun tak memperdulikan apa yang ayahnya katakan, ia hanya fokus pada makanannya, mulai menyuapkan sarapan kedalam mulutnya, meskipun renjun terasa akan muntah namun tetap ia paksakan, ia tak akan dibiarkan untuk pergi kesekolah jika ia muntah sekarang.

Taeyon sedari tadi sebenarnya merasa khawatir terhadap anaknya yang terlihat pucat, namun ia tak berani berbicara disaat suaminya saja renjun abaikan, bagaimana dengan dia yang bahkan memukul putranya kemarin.

Renjun bahkan tak turun untuk makan malam karena dirinya. Bum lagi masalah winter yang juga terlihat acuh terhadap kakaknya sendiri, padahal jika dilihat dari sudut manapun, winter adalah yang menjadi penyebab utama dari segala yang terjadi kemarin.

"Renjun selesai" renjun langsung mengambil tasnya kemudian mulai melangkah menuju ruang tamu memakai sepatunya.

"Renjun...berangkat bersama ayah ya sayang" Chanyeol berdiri menyusul anaknya yang langsung menuju ruang tamu. Chanyeol akan meminta maaf kepada anaknya sekarang.

"Renjun--" taeyon bahkan belum sempat berbicara pada anaknya namun winter menahan ibunya yang hendak berdiri menghampiri kakaknya.

"Biarkan kakak tenang dulu ma" winter menahan ibunya yang akan menyusul renjun, mengapa ibunya juga turut mengkhawatirkan kakaknya, yang sedang sakit itu dia mengapa ibu dan ayahnya malah khawatir pada kakaknya.

Summer Rain [ Noren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang