Ingatan

882 95 7
                                    








Jeno berdiri dengan keadaan cemas didepan ruangan renjun, mengapa tiba-tiba dokter datang dan memeriksa keadaan renjun, apa semuanya baik-baik saja?, jeno berharap semuanya akan baik-baik saja.

Cukup lama dokter berada didalam sampai akhirnya pintu itu terbuka, dengan cepat jeno menghampiri dokter tersebut menanyakan keadaan renjun.

"Bisa ikut saya sebentar?, ada yang ingin saya bicarakan dengan anda"

Dokter merasa ini masalah yang cukup serius, dan keluarganya harus mengetahui ini.

Jeno mengangguk, ia perlahan mengikuti dokter untuk mengetahui apa yang terjadi kepada renjun, semoga ini bukan masalah serius.

______

"pasien mengalami trauma, saya juga tak tahu pasti apa yang menyebabkan sehingga pasien ternyata memiliki trauma sehingga berdampak besar pada mentalnya. Pasien akan meracau setiap ia bangun karena mimpi buruk yang dialami dari kejadian dimasa lalunya, akan melukai dirinya sendiri saat ia merasa begitu banyak bisikan-bisikan yang ia dengar ditelinga dan kepalanya"

Dokter itu menjelaskan mengapa renjun bisa menjadi seperti itu, itu ternyata penyebabnya adalah renjun yang memiliki trauma dalam hidupnya.

"Mental pasien begitu buruk selama beberapa tahun terakhir apalagi dipicu oleh kemunculan traumanya di waktu dekat ini, pasien bahkan mengonsumsi obat penenang dan juga obat tidur ketika ingatan buruknya kembali muncul, halusinasi yang terjadi pada pasien itu sudah menjadi naluri yang tertanam dalam otaknya tanpa sadar" jelasnya.

"a-apa?"

Jeno hanya mampu terbungkam akan berita yang baru ia dengar, jadi selama ini renjun memiliki trauma?, dan obat yang winter temukan itu adalah obat penenang dan juga obat tidur, karena setiap renjun kembali berhalusinasi tentang kejadian buruk itu maka ia akan mengonsumsi obat-obatan itu agar renjun bisa lebih tenang dan bisa tertidur?.

"Dan kemungkinan terburuknya adalah..."

Jeno menatap dengan cemas, sarat akan rasa khawatir, apa masih ada lagi?. Tidakkah ini ini sudah terlalu banyak kerusakan yang dialami oleh kekasihnya.

"Pasien mengalami amnesia disosiatif" dokter menyerahkan surat keterangan medis itu kepada jeno yang menatap dengan terkejut.

"Amnesia disosiatif ?" Jeno sampai harus mengulang perkataan dokter, ia merasa tak percaya, cobaan apalagi ini.

Dokter mengangguk, menghela nafas dengan berat, ini harus disampaikan meski mungkin akan begitu sulit untuk keluarga pasien terima.

"Pasien kehilangan ingatannya, meski ini tidak bersifat permanen tapi ini bisa berdampak besar pada pasien. Hal seperti ini masih jarang terjadi, trauma yang terjadi mengakibatkan pasien depresi dan juga stress yang berlebihan dan akhirnya kehilangan ingatannya"

"Pasien akan lebih baik jika dirawat untuk sementara waktu, kami akan melakukan terapi secara perlahan untuk membantu pasien mengingat semua secara perlahan, psikiater mungkin bukan jalan yang tepat saat ini, akan lebih baik jika pasien melalui terapi ringan untuk kesembuhan pasien"

Dalam kasus yang parah, rawat inap untuk kesehatan mental mungkin diperlukan untuk pengawasan yang lebih intensif, dokter menyarankan hal tersebut demi kebaikan pasien.

"Baiklah, terima kasih dokter....saya akan membicarakan ini dengan keluarga terlebih dahulu"

Jeno pamit untuk keluar, jeno tak tahu akan memberitahu winter bagaimana nanti, tak ada jalan yang bisa ia cari. "Hah...bagaimana cara memberi tahu winter mengenai hal ini"

Summer Rain [ Noren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang