cerita bahagia

1K 111 15
                                    







Hening yang terjadi pada mobil abu itu membuat suasana sedikit canggung. Sebenarnya jeno hanya biasa saja, tapi berbeda dengan renjun yang sejak tadi tak pernah mau melihat kearah jeno, setiap ia akan menatap jeno pasti ia akan teringat lagi perkataan pemuda itu.

"Kau terlihat cantik hari ini"

Jika renjun mengingat itu, maka pasti akan kembali merona juga tersenyum malu kepada jeno.

"Ingin ke taman saja atau bagaimana?" Jeno bertanya saat keadaan cukup terasa sunyi selama mereka dalam perjalanan.

"Renjun ikut dengan kak jeno saja" renjun hanya akan mengikut saja, karena jeno yang mengajak.

"Ingin kepantai?" Tanya jeno, cuaca hari ini cukup bagus untuk menyaksikan sunset di pantai, renjun pasti akan suka.

"Pantai?, renjun mau kak jeno" renjun dengan riang menjawab, ia sudah lama tidak pantai, pasti akan sangat menyenangkan.

"Baiklah, kita kepantai" Jeno tersenyum, melajukan mobilnya untuk menuju pantai.

______

Hanya butuh waktu setengah jam untuk sampai disana, pemandangan dengan pasir putih juga deburan ombak yang terdengar begitu damai membuat renjun tak bisa menyembunyikan rasa takjubnya.

"Kak jeno apa boleh renjun kesana?" Renjun bertanya dengan hati-hati, renjun sudah tidak sabar ingin menginjakkan kakinya kebibir pantai. Pasti akan sangat dingin.

"Jangan jauh-jauh cukup dipinggir saja" jeno khawatir jika renjun kesana tapi juga tak bisa melarang saat tatapan binar itu begitu berharap kepadanya.

"Terima kasih" renjun segera berlari, melepas sepatunya kemudian menyentuhkan kakinya dengan air laut.

"Hihi ...sejuk" renjun suka pantai, disni sangat tenang tidak ada orang selain mereka berdua, apa mungkin jika hanya jeno yang tahu pantai ini?.

Jeno memperhatikan dari jauh, bagaimana bahagianya renjun bisa berlari bebas tanpa harus malu ketika ada orang, jeno memang sengaja mencari pantai yang bagus juga jarang orang kunjungi.

Renjun terus berlarian kesana kemari seperti anak kecil. Jeno mengambil kamera yang ia bawa, mulai memotret apa saja yang renjun lakukan, merekam segala tingkah laku submissiv itu. Jeno terlalu fokus menikmati keindahan itu sampai tak menyadari bahwa renjun berlari kearahnya dengan raut yang bahagia.

"Kak jeno lihat, renjun menemukan kerang!" Renjun memperlihatkan apa saja yang ia temukan tadi, memperlihatkan dengan raut yang begitu ceria sehingga itu menular kepada jeno yang sedari tadi hanya fokus menatap wajah mungil itu. Tangan jeno terangkat untuk mengusap bekas pasir juga keringat pada wajah itu.

"Jangan berlari, renjun berkeringat" Jeno dengan lembut mengusap kening juga pipi renjun, peluh yang mengitari wajah cantik itu sama sekali tak mengurangi kecantikan renjun, justru itu malah menambah poin kecantikan seorang park renjun.

Renjun harus kembali gugup saat jeno mengusap keringat dikeningnya, juga usapan pada pipinya yang terasa nyaman.

"I-iyah" renjun menjawab dengan kaku sekarang.

Jeno mengangkat tangan renjun yang sudah penuh dengan pasir, membersihkannya dengan air mineral yang ia bawa tadi dari mobilnya.

"Ayo pulang, kita akan melihat senjanya dimobil saja, disini udara mulai dingin, renjun akan masuk angin nanti" Jeno tak mau jika renjun harus masuk angin jika ia tetap membiarkan renjun bermain air hingga petang, udara semakin dingin sekarang, lebih baik renjun melihat senja di mobilnya saja. Itu akan lebih nyaman.

Summer Rain [ Noren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang