Hubungan yang begitu dingin itu kini telah menemukan hangatnya, jeno yang dulunya begitu dingin kepada renjun kini berbalik begitu hangat ke pada renjun.
Renjun menyukai hubungan mereka, kakaknya yang begitu menyayanginya membuat renjun semakin merasa utuh dalam hidupnya, ia telah berhasil merasakan memiliki kakak dan mendapatkan kasih sayang seorang kakak dalam hidupnya.
Jadi begini rasanya disayangi dan begitu dimanjakan setiap hari oleh saudara sendiri, renjun merasa beruntung.
Seperti pagi ini, renjun bahkan sudah bernaung dibawa selimut bersama kakaknya, pagi-pagi buta renjun sudah menghampiri kakanya yang masih nyenyak tertidur, meminta sebuah pelukan dengan alasan ia yang begitu dingin tidur sendirian, jeno bahkan sudah menghafal perkataan itu sejak satu minggu sejak terakhir mereka berbaikan.
Mata tajam dengan nokta hitam itu perlahan terbuka saat telinganya menangkap bunyi berisik dari jam wekernya. Matanya mulai menyesuaikan cahaya yang perlahan menusuk retinanya.
Perlahan jeno melepas pelukan renjun, ia ingin kekamar mandi sebentar, namun begitu sulit bergerak karena renjun ternyata menyadari pergerakannya, mengeratkan pelukannya saat merasakan jeno ingin beranjak.
"Kakak ingin kekamar mandi sebentar, renjun lepas dulu yaa" tangannya terangkat untuk mengelus pipi gembil kemerahan adiknya, terkekeh saat melihat kening itu mengerut tak setuju saat ia meminta izin untuk kekamar mandi.
"Hanya sebentar" Jeno masih mencoba membujuk dengan mengecup pucuk hidung mancung itu.
Renjun sedikit terkejut saat merasakan jeno mengecup hidungnya, dengan salah tingkah renjun melepas pelukannya, berbalik untuk membelakangi kakaknya.
Jeno beranjak dengan cepat tak tahan ingin segera buang air kecil.
"Jantungku" renjun meremat dadanya, sedari tadi ia mencoba menormalkan detakan jantungnya, ia merasa gugup karena afeksi yang jeno berikan.
Apakah ini wajar?, renjun selalu merasakan perasaan asing itu menghinggapi perasaannya semenjak ia berbaikan dengan kakaknya.
Menggeleng kuat untuk menghilangkan fikiran rancunya, mengapa ia berfikir yang tidak-tidak mengenai perasaannya, itu hanya perasaan senangnya saja karena ia bisa dekat dengan kakaknya sendiri.
"Tidak renjun .....kau tidak tidak boleh seperti ini, atau kau akan berakhir dijauhi lagi oleh kakakmu sendiri"
Renjun tak akan berbuat kesalahan lagi, sudah cukup selama ini ia merasa sakit karena tak bisa dekat dengan kakaknya sekarang mereka sudah dekat layaknya keluarga, jangan sampai mereka menjadi saling canggung dan menjauh lagi hanya karena perasaan aneh renjun lagi.
____
"Selamat pagi ayah, ibu!" Renjun berlari turun menuju ruang keluarga saat melihat ayah dan ibunya sedang bersantai menikmati hari libur menyambut musim semi.
"Hati-hati renjun, kau bisa jatuh" Jeno mewanti-wanti renjun agar lebih berhati-hati turun dari tangga, menggeleng pasrah saat renjun bahkan langsung melompat kesamping ayahnya, memeluk dengan erat ayahnya.
"Ada apa?, kenapa terlihat senang hm" Suho mengusap pelan surai anaknya yang mulai memanjang lagi, mengecup kening anaknya yang hanya tersenyum menampakkan giginya.
"Hehe renjun hari ini senang ayah, kata kak jeno renjun mau di ajak pergi berlibur ke villa didekat puncak, bersama teman-teman kakak, ayah!"
Mendengar perkataan renjun, suho memandang bingung kearah jeno, meminta penjelasan atas apa yang renjun katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Rain [ Noren]
Teen Fictionrenjun akan mengusahakan segalanya untuk sang adik, meski itu harus mengorbankan dirinya sendiri.