"Kak Jenoooo!!!!"
Suara melengking namun terdengar lucu itu harus terdengar di telinga jeno yang kini terperanjat ditempatnya.
Celingukan kesana kemari saat mencari dimana asal suara itu, menyerit saat melihat kekasih kecilnya kini datang kepadanya dalam keadaan marah?.
"Kak jeno!" Sentak renjun.
"Hm" sekarang apa lagi, ini bahkan baru awal pagi di hari weekend namun ia harus menghadapi keanehan kekasih kecilnya sekarang.
"Beri aku ciuman!" Renjun berbicara dengan tak santai didepan jeno yang kini sudah tersedak kopi paginya.
Uhuk....
Jeno terbelalak, dengan cepat menatap pada kekasihnya yang sepertinya baru bangun tidur itu. Piyama berwarna merah muda yang masih melekat pada tubuh mungil itu, sebenarnya terlihat lucu karena lengan kekasihnya harus tenggelam oleh lengan baju itu. Belum lagi renjun hanya memakai atasannya saja dengan rambut blonde yang bahkan masih mencuat kesana kemari.
"Sayang?" Jeno masih terkejut dengan permintaan renjun, anak itu bahkan masih berwajah bantal karena baru saja bangun tapi sudah meminta hal aneh dipagi hari.
"Beri renjun ciuman kakak~~" renjun merengek, menyingkirkan laptop jeno, kemudian duduk diatas pangkuan jeno dengan tangan mungilnya yang melingkar pada leher kekasihnya.
Bibirnya mengerucut lucu, menatap dengan memelas kearah jeno yang hanya menatapnya bingung akan tingkahnya. "Kak jeno~ injun mau dapat ciuman juga~"
"apa renjun sakit?, jangan aneh-aneh sayang, kau pasti masih mengantuk makanya mengatakan hal yang tidak masuk akal itu--akh"
Jeno bahkan belum menyelesaikan kalimatnya namun harus meringis kesakitan saat dadanya digigit dengan tidak manusiawi oleh vampir kecil yang sayangnya begitu lucu ini.
"Hah...baiklah" Jeno pasrah, menangkup pipi bulat kemerahan itu, menatap dengan lembut kekasihnya yang bahkan sudah berbinar, karena ingin di nodai sekarang.
Cup.....
"Sudah" Jeno tersenyum melihat kearah kekasihnya yang kini sudah terlihat akan murka sepertinya.
"Hng!, kak jeno!, injun mau dicium tau! Bukan di kecup isssh" renjun semakin marah rasanya saat jeno malah memberikan kecupan di pipi!, bukan itu maksud renjun.
Jeno harus kembali meringis saat renjun kembali memukul dada bidangnya, anak ini kecil-kecil tapi pukulannya cukup perih. Apa jeno salah, ia sudah memenuhi keinginan renjun, mencium. Dipipikan?.
"Loh....injun kan minta dicium ya sudah jeno kasih, memangnya mau dicium yang bsgaimana lagi, kedua pipinya?" Jeno tak tahu arah kemarahan renjun ini yang mana.
"Kak jeno~ beri injun ciuman hiks" renjun bahkan sudah merengek karena meminta ciuman.
"Jeno sudah memberikannya sayang, memangnya ciuman yang bagaimana yang renjun inginkan hm" Jeno masih berusaha sabar menghadapi kekasihnya ini, merapikan rambut blonde yang mulai memanjang itu dengan lembut.
"Injun mau ciuman di bibir kak jeno~, ciuman panas seperti yang nana bilang" renjun kembali merengek, mengutarakan maksudnya.
"What?!!" Jeno menangkup wajah lucu kekasihnya, menekan pipi bulat renjun hingga bibir merah itu mengerucut lucu. Jeno begitu terkejut mendengar permintaan kekasihnya. Apa-apaan.
"Siapa yang mengajari renjun meminta hal itu!, itu tidak boleh sayang" Jeno tak setuju atas permintaan renjun, renjun itu masih kecil! Setidaknya itu menurut Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Rain [ Noren]
Teen Fictionrenjun akan mengusahakan segalanya untuk sang adik, meski itu harus mengorbankan dirinya sendiri.