berdamai

632 77 2
                                    






Suho beserta sang istri sudah kembali dari seoul sehari setelah jeno pergi, cukup terkejut sebenarnya saat irene mendapat pesan dari jeno bahwa anak itu akan pergi bersama teman-temannya dan meninggalkan renjun sendirian, maksudnya hanya ada pelayan yang menemani renjun di rumah.

Mereka kembali dan menanyakan alasan yang terjadi di rumah selama mereka pergi, tak ada yang berani berkata jujur, mereka hanya mengatakan terjadi pertengkaran kecil antara kakak beradik itu, suho akhirnya mengangguk meski sebenarnya ia sedikit tak percaya. 

Irene langsung mengecek keadaan putranya saat ia baru saja tiba, irene merasa khawatir juga bersalah telah menitipkan renjun kepada jeno yang notabenenya mereka sebenarnya tidaklah akur, maksudnya jeno yang belum bisa menerima keadaan.

Irene terkejut saat melihat keadaan renjun yang bahkan jauh dari kata baik, dengan cepat irene berjalan menghampiri anaknya yang hanya berbaring diatas kasur. Memanggil renjun dengan pelan.

Renjun yang mendengar suara tak asing itu dengan cepat berbalik, kembali menangis saat melihat ternyata ibunya sudah ada disini, orang tuanya sudah kembali.

Memeluk ibunya dengan erat saat irene sudah ada didepannya. Hanya ini yang renjun butuhkan saat ini, pelukan ibunya.

Irene bertanya alasan mengapa jeno tiba-tiba menelfonnya semalam dan menyuruh untuk kembali pulang, belum lagi ketika ia datang renjun bahkan sudah dalam keadaan yang seperti ini, luka ditangan anaknya yang masih terbalut perban, belum lagi baju tidur anaknya itu sudah pasti sejak semalam renjun pakai.

Setelah renjun sedikit tenang, akhirnya irene dengan pelan menyuruh renjun untuk menjelaskan masalahnya, apa yang terjadi diantara kakak beradik itu.

Renjun menceritakan apa yang terjadi tapi dengan keadaan menangis, menceritakan tanpa ada yang kurang atau dilebihkan, semuanya renjun katakan mulai dari apa yang kakaknya lakukan dan katakan kepadanya, semuanya renjun ungkapkan kepada ibunya.

Irene terkejut mendengar perkataan anaknya, apa jeno mengatakan hal itu kepada renjun?, selama ini irene hanya mengira bahwa jeno hanya bersikap dingin juga cuek kepada renjun, namun ternyata renjun harus menerima perkataan yang cukup kasar itu dari jeno.

Irene menghela nafas dengan berat, membawa renjun kedalam dekapannya, menenangkan anaknya yang masih menangis sesegukan, mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja, walaupun sebenarnya irene juga ragu untuk itu.

Sedangkan disisi lain, didalam mobil itu, suho masih diam sibuk menyetir menuju rumahnya. Disampingnya telah ada jeno yang hanya duduk diam tanpa ada suara sama sekali.

Suho memang tadi langsung menjemput jeno setelah mendapat telfon dari mark bahwa jeno ada dirumahnya.

"Jadi bisa jelaskan kepada ayah, mengapa kau pergi dan meninggalkan adikmu sendirian dirumah?" Suho mulai bertanya saat lampu jalan menunjukan warna merah.

Jeno diam tanpa mau menjawab pertanyaan ayahnya, ia mengakui kesalahannya, dan sekarang ia tak tahu akan membela dirinya seperti apa.

"Maafkan aku" hanya itu yang jeno katakan.

"Bukan itu yang ayah ingin dengar jeno, katakan dengan benar" suara penuh intimidasi itu membuat jeno semakin tersudut, jeno akan kalah jika itu ayahnya.

"Aku....membuat renjun terluka juga menangis karena perkataanku" ucap Jeno.

Lampu lalu lintas itu kembali berwarna hijau, suho kembali melajukan mobilnya, "apa yang kau katakan pada adikmu?" Suho selalu mengulang kata 'adik' itu agar jeno sadar atas apa yang dia perbuat.

"Aku mengatakan membencinya ayah"

Menghela nafas dengan kasar, apa Jeno ini masih anak-anak, berkata hal seperti itu kepada renjun, mengatakan membenci tanpa alasan yang jelas, "keterlaluan, ayah tak pernah mengajarimu untuk berbuat sesuatu yang membuat seseorang merasa sakit hati jeno, apalagi itu adikmu" 

Summer Rain [ Noren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang