Jeno melangkah dengan tergesa memasuki rumahnya, setelah mendapat panggilan dari ayahnya yang terdengar sedikit tak mengenakkan itu, jeno memang langsung kembali ke rumah.
Dengan cepat jeno naik menuju kamar adiknya, kata bibi wendy semua anggota keluarga ada diatas kamar renjun.
Sesampainya disana, ia disambut oleh keadaan yang sedikit berbeda, hanya menyisakan sunyi diantara mereka. Jeno perlahan mendekat kearah ibunya yang memeluk adiknya yang nampak tertidur.
"Ibu, ada apa?, apa sesuatu terjadi pada renjun?" Jeno bertanya saat ia telah duduk didepan ibunya yang masih sibuk mengelus kepala adiknya.
Irene mengalihkan wajahnya kearah jeno yang ada didepannya.
"Jeno, ibu ingin bertanya sesuatu, tolong katakan dengan jujur" Irene menatap anaknya dengan raut yang jeno tak pahami. Apa yang terjadi?.
"Katakan bu, jeno akan menjawabnya jika jeno tahu" Jeno akan menjawab pertanyaan ibunya jika ia tahu.
"Apa benar jeno yang melakukannya?...."
Jeno bingung saat ibunya tiba-tiba bertanya, apa maksudnya itu, donghae dan juga tiffany hanya diam dengan mata yang tertutup rapat saat irene mulai bertanya hal itu.
"Tadi renjun tiba-tiba pingsan, ibu menelfon dokter dan memeriksa keadaan renjun...ibu kira renjun hanya sakit biasa, tapi....ternyata dokter mengatakan bahwa renjun....."
Irene terdiam sebentar sebelum melanjutkan, "......renjun ternyata sedang mengandung, tolong katakan dengan jujur nak, kau tak tahu apapun kan?, ibu tak ingin menduganya, itu bukan dirimukan?"
Suaranya bahkan sudah bergetar karena tangis yang coba ini irene tahan, ia tak sanggup mengetahui jawaban apa yang anaknya katakan nanti.
Jeno terkejut saat ibunya bertanya hal itu, jantungnya berdetak dengan kencang.
"Ibu...." Jeno tak tahu akan mengatakan apa sekarang, lidahnya kelu.
"Tolong jangan mengatakan iya jeno, ibu tak mengharapkan jawaban itu"
Tangannya mengepal, meremat celananya dengan kuat, jeno hanya diam menatap ibunya dengan tatapan yang membuat irene harus mengeluarkan isakannya, "hiks...jeno....apa yang kau lakukan...hiks...bagaimana bisa kau melakukan itu kepada adikmu sendiri"
Irene hanya mampu menangis dengan keras menutup wajahnya, ya tuhan apa lagi ini. Mengapa jeno bisa melakukan hal keji seperti itu kepada renjun.
Suho memejamkan matanya dengan kuat, mengusap wajahnya dengan kasar, "apa kau sudah tidak waras!, kau melecehkan adikmu sendiri jeno!!" Suho menarik kuat kerah kemeja anaknya, berteriak didepan wajah tegas itu.
"A-Ayah...aku tidak sengaja melakukannya, aku tak bermaksud ayah--"
Buk....
Bahkan sebelum kalimatnya habis dikeluarkan, jeno malah menerima pukulan dari ayahnya, "tak sengaja?, apa kau sadar dengan apa yang kau katakan?, bagaimana bisa kau mengatakan tak sengaja!!"
Jeno tersungkur saat ayahnya memukul dengan keras. Kepalanya pusing.
"Ayah aku mengakui kesalahanku, tapi itu tidak sengaja, aku bahkan tak ingat mengapa aku bisa berakhir didalam kamar renjun ayah"
"Seperti itu?, alasan tak masuk akal apa itu?!" Suho membentak saat alasan jeno bahkan tak masuk di akalnya.
"Aku bersumpah ayah, aku tak mengingat apapun malam itu, tolong percaya padaku" Jeno memegang kaki ayahnya, berharap ayahnya akan percaya kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Rain [ Noren]
Fiksi Remajarenjun akan mengusahakan segalanya untuk sang adik, meski itu harus mengorbankan dirinya sendiri.