***
Renjun sudah bisa masuk sekolah sekarang, keadaanya sudah membaik, ia sudah sembuh.
Mereka saat ini sedang sarapan bersama, hanya ayah, ibu dan juga adiknya yang makan, renjun hanya minum susu hangat itupun hanya setengah, lidahnya masih terasa pahit jadi agak sulit menelan makanan ataupun minuman dalam jumlah yang banyak.
Taeyon sudah memasak makanan yang sedikitnya bisa anaknya telan untuk sarapan tapi renjun tak bisa memakan itu, rasanya renjun tak suka. Jadi alhasil makanannya dijadikan bekal saja untuk makan siang renjun juga winter disekolah nanti.
"Renjun makan yang baik di sekolah nanti ya sayang, kalau masih merasa lemas tolong hubungi ayah atau mama untuk menjemput renjun nanti"
Taeyon mulai sekarang sudah begitu memperhatikan renjun, tak lagi mendahulukan winter atau siapapun itu, taeyon mulai membagi kasih sayangnya dengan adil kepada kedua anaknya, ia tak ingin mengulang kesalahan yang kedua kali.
Winter pun juga sama, ia mulai merubah sifatnya, ia mulai memperhatikan apa yang kakaknya suka atau tak suka. Chanyeol pun sama perhatiannya, memperhatikan ketiga cintanya dengan keadilan dalam perilakunya terhadap anak dan juga istrinya.
_____
Mobil hitamnya perlahan berhenti didepan gerbang sekolah anaknya. Keluar untuk menyusul kedua anaknya yang sudah menunggu di samping mobil.
"Jangan dipaksakan kalau renjun masih lemas ya, hubungi ayah jika renjun ingin pulang" Chanyeol masih merasa khawatir terhadap kondisi anaknya, yang belum sembuh benar tapi sudah ingin sekolah.
Renjun mengangguk, renjun sudah tidak terlalu lemas kok, ia bosan di rumah selama tiga hari tanpa ada kegiatan yang ia lakukan.
"Winter juga, jangan lupa makan siang bersama kakak ya sayang, nanti ayah akan menjemput kakak juga adik saat pulang nanti"
Winter mengangguk mendengar apa yang ayahnya katakan.
Chanyeol mengecup kening winter juga renjun, kemudian masuk kedalam mobil, meninggalkan pekarangan sekolah itu untuk menuju kantor.
_____
Tiga hari ini jeno selalu mencari keberadaan renjun, renjun masih sakit selama tiga hari, jeno merasa uring-uringan sendiri sampai harus ditegur oleh mark saat jeno tak fokus dalam rapat osis kemarin.
Ini sudah jam istirahat, jeno berjalan menuju kantin untuk makan siang. Saat dalam perjalanan jeno tak sengaja melihat orang yang beberapa hari ini begitu ia rindukan, tersenyum saat melihat ternyata itu benar adalah renjun.
Tanpa menunggu lagi jeno segera berlari menghampiri renjun yang terlihat pergi entah mau kemana.
"Renjun" Jeno menghampiri renjun setelah melihat renjun berhenti.
Renjun merasa gugup saat melihat jeno berlari kearahnya, tangannya meremat kotak bekal yang ia bawa, renjun masih merasa malu kepada jeno saat ia kembali teringat bahwa jeno yang merawatnya saat ia sakit.
Jeno tersenyum saat ia sudah sampai didepan renjun yang betah menunduk memainkan jarinya diatas tutup bekalnya. "Hai" sapa jeno.
Renjun mendongak, tersenyum malu menatap jeno, " hai juga kak jeno"
Mendengar cicitan itu membuat jeno tak kuasa menahan rasa gemasnya, tanganya terangkat untuk mencubit pelan pipi bulat kemerahan itu.Jeno merasa senang saat rona itu kembali menghiasi pipi bulat kesukaannya. "Kenapa sangat menggemaskan hm.."
Renjun terkejut saat jeno melakukan itu, tidak tahukah jeno bahwa sekarang mereka ada dilorong sekolah dimana ada banyak siswa yang memperhatikan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Rain [ Noren]
Teen Fictionrenjun akan mengusahakan segalanya untuk sang adik, meski itu harus mengorbankan dirinya sendiri.