Meskipun tiga hari yang lalu chanyeol memeluk anaknya dan meminta maaf tapi itu tidak menutup kemungkinan ia tetap pada ketegasannya, ia tetap pada pendiriannya untuk tidak membiarkan renjun dekat dengan Jeno lagi, jeno atau siapapun itu chanyeol tak akan membiarkannya.
Biarkan dia yang akan memilihkan jodoh untuk anaknya, yang mapan dan sesuai dengan anaknya.
"Ayah akan pergi keluar kota selama beberapa hari, dan mulai hari ini renjun tak usah kesekolah lagi, mulai sekarang renjun akan belajar dirumah saja, ayah sudah menyewakan beberapa guru privat untuk renjun agar saat mengikuti ujian nanti renjun tidak akan kesulitan"
Ucapan dari ayahnya barusan kini menghentikan kunyahan mulutnya. Ia menatap pada ayahnya yang sibuk memakan sarapannya tanpa menoleh kearahnya.
Renjun hanya mampu menatap sendu pada makanannya, selera makannya tiba-tiba menghilang sekarang, meskipun sejak kemarin memang renjun tak pernah bisa menelan makanan dengan baik.
"Iyah ayah" apa yang bisa renjun katakan selain menuruti semua keinginan sang ayah.
Renjun takut jika ayahnya akan menghukumnya lagi, juga renjun mengkhawatirkan jeno jika ayahnya mendatangi jeno.
Andai saja renjun tahu bahwa ayahnya bahkan telah menemui jeno dan mengatakan untuk tak mendekati renjun lagi.
Taeyon juga winter harus tetap diam mendengarkan perintah chanyeol, mereka tidak mungkin ikut campur atau renjun akan semakin terkurung di rumah ini jika mereka menyuarakan pendapat mereka.
"Tapi a-ayah bolehkah jika hari ini renjun berangkat kesekolah, setidaknya untuk yang terakhir kali saja, renjun ingin berpamitan dengan teman renjun ayah" renjun sekali saja ingin merasakan keluar dari rumah dan belajar disekolah.
"Baiklah, tapi mama yang akan mengantar renjun mengerti?, jangan berbuat macam-macam jika renjun tak ingin ayah hukum lagi"
Renjun mengangguk, ia sedikitnya merasa lega karena bisa kesekolah hari ini, dengan segera ia menghabiskan sarapannya, kemudian berlari keatas kamarnya untuk segera bersiap selagi adiknya juga mamanya masih sarapan.
_____
"Tolong awasi renjun, aku masih tak bisa membiarkannya pergi begitu saja, aku takut jika ia nekat bertemu dengan jeno" chanyeol sedang berdiri didepan jendela kamarnya, taeyon tengah memasangkan dasi hitam itu keleher suaminya. Menghela nafas saat ia sudah mendengar perkataan berulang itu sejak tadi.
Apa chanyeol tidak sadar bahwa tindakannya barusan bisa saja membuat anaknya semakin terpuruk, suaminya mengekang terlalu keras.
"Kak, apa ini tidak berlebihan?, mengurung renjun dirumah tak akan bisa memperbaiki segalanya, anak kita bisa saja akan semakin terpuruk jika di kurung dirumah terus--"
"Dengan kau berkata seperti itu aku jadi tidak bisa mempercayaimu untuk mengawasi anak kita, aku akan menyewa bodyguard untuk berjaga disni"
Chanyeol tidak bisa mempercayai taeyon untuk menjaga kedua anaknya, kenapa pula taeyon mengatakan hal tak masuk akal itu, ia melakukan ini untuk kebaikan anak mereka, kebaikan renjun.
"Kak..." Taeyon tak habis fikir dengan suaminya, kenapa chanyeol jadi seperti ini.
"Cepat antar anak-anak kesekolah, aku juga sudah mau berangkat, mobil sudah datang menjemput"
Chanyeol segera mengenakan jasnya juga mengambil tas kantor serta kopernya.
"Aku mencintaimu, tolong jangan merusak kepercayaan ku" chanyeol mengecup kening istrinya setelahnya berlalu pergi keluar dimana kedua anaknya sudah menunggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Rain [ Noren]
Teen Fictionrenjun akan mengusahakan segalanya untuk sang adik, meski itu harus mengorbankan dirinya sendiri.