Summer Rain

582 83 12
                                    


Ini sudah setahun berlalu, setahun sejak itu, dan sejak itu pula kehidupan renjun mulai berubah.

Renjun yang akhirnya menikah dengan jeno setelah insiden dihari pernikahannya dengan jaemin.

Mengenai jaemin sampai hari ini, renjun selalu berharap bahwa ia bisa bertemu dengan jaemin meski itu sekali saja, meskipun sebenarnya itu terdengar mustahil.

Sejak kepergian jaemin, renjun sempat merasa terpuruk, ia bahkan hampir melupakan kesehatannya yang tengah mengandung saat itu.

Jeno selalu berusaha menghiburnya dan menguatkannya, jeno selalu sabar menghadapi dirinya.

Restu itu akhirnya ia dapatkan dari ayahnya setelah lima bulan ia resmi menikah dengan jeno, mereka kembali memulai semua kehidupan mereka dari awal.

Renjun merasa bersyukur untuk satu hal itu.

"Sayang"

Renjun berbalik saat mendengar suara berat itu memanggilnya, tersenyum merentangkan tangannya saat melihat ternyata suaminya yang datang bersama dengan si jeno kecil.

Jeno datang bersama dengan putra mereka. Jeno memberikan jisung kepada renjun saat merasakan anaknya begitu tak sabar ingin segera beralih kegendongan sang ibunda.

Cup....

Renjun tersenyum saat merasakan jeno mengecup ranumnya. Untung saja jisung tidak melihat. Meski masih sembilan bulan, tapi bayinya itu sudah begitu pandai menirukan daddynya.

"Jadi pergi hari ini?" Jeno bertanya setelah mereka duduk pada kursi balkon kamar mereka.

Setelah menikah, mereka memang tinggal terpisah dengan orang tua, jeno membeli satu unit mension pada salah satu komplek perumahan mewah gangnam, itu masih satu jalur dengan rumah orang tuanya.

"Iyah, aku ingin menemuinya sebentar" renjun tersenyum tipis menatap suaminya.

"Aku mencintaimu" Jeno paham tatapan istrinya, ia sama sekali tak cemburu, jeno yakin renjun sangat mencintainya.

______

"Hai" renjun menyapa, berjongkok di dekat batu nisan itu, tangannya terulur untuk mengusap lembut batu itu.

"Aku datang lagi" bisiknya.

Entah ini sudah yang keberapa kalinya renjun berkunjung, ia akan selalu datang ke makam jaemin meski hanya untuk bercerita saja. Ia akan datang, duduk diam menceritakan kesehariannya lalu akan menangis lagi ketika teringat dengan jaemin.

"Kali ini aku membawa jisung juga jeno" menarik tangan suaminya dengan pelan, ini memang kali pertama renjun berkunjung namun dengan keluarga kecilnya.

"Kemarin ibu datang kerumah, katanya ia merindukanmu jadi ia datang untuk melihat jisung. Jisung begitu mirip denganmu waktu kecil dulu, apa itu benar?" Renjun tertawa ringan saat mengingat bahwa kemarin pagi-pagi sekali, bibi joy datang berkunjung hanya untuk melihat jisung saja.

Renjun tidak keberatan tentu saja, ia hanya heran karena bibi bahkan datang sepagi itu hanya untuk melihat jisung yang bahkan masih sibuk terlelap dalam tidurnya.

"Jaemin...." Renjun hanya mempu menatap dengan sendu bagaimana sekarang mereka bahkan tak bisa lagi bertemu dan bercanda bersama, impian yang dulu jaemin ceritakan mengenai masa depan mereka harus terkubur bersama dengan raga itu.

"Ini bahkan setahun telah berlalu, aku masih begitu merindukanmu, ayah juga ibu kadang bercerita bagaimana putra tunggalnya serasa ada disisi mereka setiap harinya, aku berharap bahwa itu akan menjadi kenyataan, kau tetap menemani mereka selamanya"

Summer Rain [ Noren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang