berakhir sia-sia

722 82 11
                                    







musim dingin telah usai, tak terasa ternyata renjun telah tinggal bersama keluarga Lee selama lima bulan lebih. Selama itu renjun hidup menjadi bungsu dari keluarga tuan lee dan selama itu pula renjun masih tetap asing dengan kakanya, Lee jeno.

Hubungan asing itu begitu mengganggu renjun, ia tak tahu akan melakukan apa agar kakaknya mau dekat dengannya, bahkan sejak beberapa bulan terakhir ia begitu gencar berusaha mendekati kakaknya, namun hasilnya selalu sama.

Setiap hari renjun akan mengetuk kamar itu, berusaha melakukan atau membuat sesuatu untuk jeno, dengan harapan jeno mau menatapnya dan mengajaknya setidaknya untuk berbincang sepatah atau dua kata saja. Renjun begitu mengharapkan itu dalam hidupnya.

Namun, yang ia terima tetap saja sama, sikap acuh dan perkataan kasar bahkan tak jarang renjun dapat dari kakanya, dan itu terkadang menyakiti perasaannya.

Tapi renjun tak pernah kehabisan akal untuk mencari kesempatan setiap ada jeno didekatnya, maksudnya ia akan selalu menemukan acara agar ia bisa berinteraksi dengan jeno.

Bahkan jika jeno selalu menolaknya dengan kata kasar, renjun tetap memaksakan senyum dan tak menangis didepan kakanya, renjun tak boleh bersikap seperti itu.

Hari ini renjun membuat kue cookies coklat, kue buatan pertama hasil kerja kerasnya belajar kepada ibunya kemarin. Tersenyum puas saat ia berhasil membuat cookies dengan rasa yang pas tidak terlalu manis ataupun tawar, rasanya enak.

Renjun dengan cepat naik keatas lantai dua dimana kamar kakaknya berada, mengetuk dengan pelan kamar jeno berharap jeno mau membuka pintunya, tidak seperti kemarin yang hanya berakhir renjun sendiri yang tangannya sampai sakit karena tak kunjung jeno buka pintunya.

"Kak jenoo ini renjun, tolong buka pintunya~" mengetuk pintu itu dengan pelan, renjun sudah tak sabar ingin melihat reaksi kakaknya.

Cukup lama renjun berdiri disana tapi jeno tak ada tanda-tanda akan membukakan pintu untuknya. Renjun merengut saat lagi-lagi jeno tak mau membukakannya pintu. Renjun merasa sedih karena ia tertolak lagi.

Namun senyum renjun kembali terbit saat terbesit dalam fikirannya untuk melakukan rencana baru. " Hehe kak jeno renjun masuk yaa....hah? apa? boleh? okeh...renjun masuk yaa"

Renjun dengan senang masuk kedalam kamar jeno, keningnya menyerit saat lagi-lagi kakaknya tak ada disana, pasti jeno berolahraga lagi. Kenapa jeno begitu suka berolahraga, renjun saja bosan melihatnya.

Melangkah pelan menuju ranjang untuk meletakkan cookies buatannya, ia akan menunggu sampai jeno selesai berolahraga.

_____

"Hah....hah...hah..."

Jeno menghirup udara dengan rakus saat ia telah selesai berolahraga, hari ini ia begitu memaksakan diri untuk berolahraga padahal keadaannya tak begitu sehat, panas badannya sedikit naik akibat akhir musim dingin yang datang membuat tubuhnya sedikit drop.

Jeno dengan pelan berusaha bangkit menuju kamarnya, ia akan mandi kemudian tidur sebentar, semoga setelah ia tidur tubuhnya bisa kembali sehat, ibu dan ayahnya tak ada dirumah, semalam mereka berangkat ke seoul untuk menjenguk neneknya.

"Aku lelah....aku akan beristirahat sebentar sebelum pergi"

Baru saja jeno membuka pintu ruangan olahraganya, ia harus melihat renjun duduk di atas tempat tidurnya. Menghela nafas dengan kasar, jeno bahkan sudah bosan mengusir anak itu namun renjun selalu saja datang kekamarnya, selalu mengganggunya.

Jeno berjalan menuju kamar mandinya, tak menghiraukan renjun yang nampak berbinar karena melihatnya.

"kak jeno!, selamat pagi!" Sapa renjun.

Summer Rain [ Noren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang