****
Chanyeol tiba dirumahnya sekitar setengah jam menempuh perjalanan. Ia dengan segera keluar dari mobil kemudian menggendong renjun dengan pelan untuk dibawa masuk kedalam rumah.
Taeyon yang sedari tadi menunggu dengan cemas semakin dibuat khawatir dengan kedatangan suaminya yang menggendong renjun yang terlihat menutup mata.
Baru saja ia akan menghampiri dengan panik, namun terhenti saat chanyeol mengatakan untuk tak berisik. Jadi taeyon hanya diam mengikuti dari belakang saat suaminya membawa renjun menuju lantai atas kekamar renjun.
Chanyeol meletakkan tubuh itu dengan pelan, mengusap kening anaknya yang masih tertempel oleh kompres penurun panas. Beralih menatap pada istrinya yang berdiri dibelakangnya.
"Tolong ganti seragam renjun dengan pakaian nyaman, aku akan keluar sebentar" chanyeol menyuruh taeyon untuk merawat renjun dulu, ia akan keluar sebentar membeli obat pereda panas juga sakit kepala.
"Iyah, tolong jangan lama, kasian renjun" taeyon mengangguk, ia dengan pelan melepas kancing seragam anaknya, menatap dengan sedih keadaan anaknya, tangannya bahkan sampai bergetar saat ia mulai mengusap wajah anaknya.
Berdiri untuk mengambil piyama nyaman berwarna coklat kesukaan anaknya, kemudian menggantinya.
Setelah semua beres, taeyon melepas kompres yang menempel pada kening renjun dengan pelan, takut membangunkan renjun.
"Maafkan mama renjun, mama tak bermaksud melakukan hal itu kepadamu, mama saat itu begitu kalut karena kondisi adikmu"
Taeyon masih begitu kefikiran masalah kemarin, apakah saat renjun bangun anaknya itu masih mau melihatnya?. Taeyon merasa takut akan hal itu.
_____
Cukup lama renjun tertidur sampai akhirnya mata itu perlahan terbuka, renjun masih merasa pusing, renjun haus mau minum.
Ceklek....
Renjun melihat kesamping saat mengerjakan pintu terbuka, terdiam saat ia melihat ibu juga ayahnya disana. Renjun memalingkan wajah, ternyata ia sudah ada dirumah sekarang, sudah dipastikan kak jeno yang menghubungi ayahnya untuk menjemputnya.
Renjun memaksakan tubuh ya untuk berbalik membelakangi orang tuanya, renjun masih sedikit marah kepada ayah dan ibunya.
"Kak~" taeyon meremat lengan suaminya saat melihat bagaimana renjun bahkan tak ingin melihat mereka berdua. Taeyon tak akan sanggup jika renjun tak mau lagi berbicara padanya sampai sekarang.
"Kita akan berbicara juga meminta maaf pada renjun, ayo" Chanyeol menarik pelan tangan istrinya, mendekat pada renjun yang masih berbaring dengan posisi membelakangi mereka.
Tangannya terangkat untuk mengusap kepala anaknya, "maafkan ayah renjun, ayah tahu renjun pasti sudah bosan mendengar kata itu, tapi ayah benar-benar menyesal akan semua perbuatan ayah juga mama"
Renjun menutup mata, ia masih mendengar perkataan ayahnya juga suara tangis ibunya. Tangannya mengepal di balik selimut, renjun bukan tak ingin memaafkan orang tuanya, namun entah mengapa renjun bahkan begitu sulit meski hanya mengatakan 'tak apa-apa'.
"Injuni~ mama benar-benar menyesal, mama telah melukai anak mama, mama tidak bermaksud melakukan hal itu, mama hanya terlalu khawatir dengan keadaan adikmu" taeyon duduk dibelakang anaknya, kepalanya ia sandarkan pada lengan kanan anaknya.
Air matanya tak bisa bendung lagi, penyesalan itu masih tersisa mungkin sampai nanti renjun merasa bosan akan perkataan maaf dan sesalnya.
"Injuninya mama~, tolong maafkan mama sayang" taeyon memeluk erat tubuh putranya, ia tak ingin kehilangan raut ceria anaknya, renjun tak pernah semarah dan sekecewa ini kepadanya, baru kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Rain [ Noren]
Teen Fictionrenjun akan mengusahakan segalanya untuk sang adik, meski itu harus mengorbankan dirinya sendiri.