Hutan yang terdapat sungai disana adalah tujuan mereka saat ini, bagaimana setelah melalui drama perseteruan yang berakhir mereka harus mengikuti saran mark demi renjun bisa segera buang air kecil.
Setelah cukup lama menunggu, akhirnya mereka bisa bernafas lega saat renjun telah selesai dengan urusannya.
Melanjutkan kembali perjalan untuk menuju villa sebelum gelap meyambut, renjun juga telah tertidur karena lelah, jaemin menggantikan mark untuk menyetir, karena jeno tak bisa membiarkan renjun tidur dalam keadaan duduk.
Setelah menempuh perjalanan yang bahkan menempuh waktu 4 jam lamanya, akhirnya mereka sampai di lokasi utama, jeno dengan pelan turun dari mobil dengan renjun dalam gendongan koalanya.
Mark mengeluarkan koper mereka dari bagasi mobil bersama jaemin yang juga ikut membantu menurunkan koper.
"Berhenti menengoknya, kau hanya akan merepotkan ku jaemin jika sibuk melihat kearah renjun"
Apa jaemin fikir kalau ia tak tahu apa yang sedari tadi jaemin lakukan, hanya sibuk menurunkan koper lalu tanpa sadar koper yang ia turunkan malah jaemin naikan kembali!, dasar bodoh!.
"Eh.....hmm mian..."
"nyenyenye...." Mark dengan sengit menatap jaemin yang tersenyum kikuk kepadanya, meninggalkan jaemin untuk masuk menyusul jeno juga renjun, tinggal bersama jaemin hanya akan mempersulit hidupnya.
______
Pintu kamar dengan kaca bening itu perlahan terbuka saat jeno mendorongnya, berjalan mendekati ranjang untuk merebahkan tubuh renjun, melepas jaket serta kupluk kucing itu.
Jeno tersenyum menatap bagaimana wajah damai itu terlihat begitu menggemaskan meski dalam keadaan tertidur, rambut kecoklatan itu bahkan lepek karena keringat akibat kupluk yang tak ingin renjun lepas dari kepalanya.
Jeno perlahan beranjak setelah menyelimuti tubuh adiknya, mematikan lampu juga menutup gorden jendela juga pintu.
_____
Jaemin juga mark sedang memasak untuk makan malam mereka, sedikit lelah namun juga tak mampu menahan lapar, jadilah mereka memutuskan untuk memasak sedikit makanan setidaknya untuk mengganjal perut mereka.
Jaemin yang bertugas memasak sedang menunggu sup ayam yang sedikit lagi akan matang, sedangkan mark sejak tadi hanya sibuk bermain game diponselnya.
"Apa renjun begitu kelelahan sehingga tertidur begitu cepat?" Jaemin memulai pembicaraan saat ia mulai kebosanan menunggu sup ayamnya matang, matanya sedari tadi sibuk melihat kesana kemari.
"Tentu saja kelelahan, perjalanan bahkan menempuh waktu yang cukup lama, wajar jika si bayi merasa kelelahan" Mark terkekeh geli dengan ucapannya sendiri yang mengatakan renjun adalah bayi.
"Sialan jaem!" Mark yang tadinya sibuk dengan gamenya terkejut saat jaemin melempar tissu bekas saos itu kewajahnya.
Jamin hanya menatap malas kearah mark yang sibuk mengoceh juga membersihkan wajahnya, sisa saos itu memang cukup banyak di tissu.
Ucapan mark tadi sedikitnya membuat jaemin cemburu, mengapa mark memanggil renjun dengan sebutan bayi, jaemin tahu kalau renjun itu memang menggemaskan seperti bayi, tapi si bodoh ini!, tidak usah memperjelas dengan mengatakan bahwa renjun itu seperti bayi.
"Berhenti menyebut nama renjun dengan mulut kotormu"
ucapan yang cukup tajam itu menghasilkan decakan kesar dari mark, "apasih!, renjunkan memang bayi, kau tidak suka?, ya sudah jangan didengar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Rain [ Noren]
Teen Fictionrenjun akan mengusahakan segalanya untuk sang adik, meski itu harus mengorbankan dirinya sendiri.