Hari ini adalah hari weekend, dimana setiap akhir pekan biasanya orang-orang akan menghabiskan waktu untuk bersantai atau menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan bersama orang spesialnya.
Begitupun dengan jeno yang pagi ini sudah siap dengan baju kemeja kotak hitam abunya, hanya pakaian santai namun terlihat karismatik saat ia mengenakan kacamata hari ini. Jeno terlihat begitu istimewa.
Tersenyum saat melihat penampilannya sendiri didepan cermin. Hari ini ia berencana akan mengajak renjun ke suatu tempat dimana renjun pasti akan menyukainya.
Mereka sudah berteman satu bulan sejak penawaran jeno waktu itu, ternyata tak terasa hubungan pertemanan mereka sudah mulai terbuka satu sama lain, renjun mulai nyaman dan bisa mengeluarkan sedikit sifat aslinya kepada jeno.
Mulai dari apa yang renjun suka, apa yang jeno tak suka, apa yang membuat mereka senang sedih ataupun marah. Semua sudah mereka tahu satu sama lain.
Namun jalinan pertemanan masih betah mereka jalin dan tak lebih dari itu. Sebenarnya jeno berharap bahwa hubungan mereka bisa menjadi lebih spesial dan intens, tidak dengan pertemanan biasa saja. Namun renjun sepertinya belum paham akan kode yang jeno berikan hingga saat ini, jadi jeno harus bisa lebih berusaha lagi demi renjun.
_____
Ting...tong...
"Oh...itu mungkin kak jeno" winter berjalan menuju pintu utama, tersenyum saat melihat ternyata benar jeno yang datang.
"Selamat pagi Kak" sapa winter, menyingkir membiarkan jeno masuk kedalam rumah.
"Hai..selamat pagi" sapa jeno, tersenyum saat melihat winter yang menyambutnya. Memang sejak Jeno dan juga renjun berteman, jeno jadi lebih dekat juga dengan winter.
Mereka berjalan beriringan menuju ruang tamu, ternyata disana sudah ada ayah dan ibu renjun.
"Selamat pagi paman, bibi" Jeno menyapa orang tua renjun saat ia sudah ada didalam rumah.
"Selamat pagi juga nak jeno" taeyon menyematkan senyum lembut menyambut kedatangan teman?, anaknya.
Hari weekend kali ini ternyata untuk yang kesekian kalinya keno mengajak renjun untuk keluar lagi?. Sebenarnya tak masalah hanya saja sepertinya ada yang mulai mendung lagi saat melihat kehadiran jeno disini.
Taeyon menatap suaminya yang sedari tadi hanya diam membaca korannya juga menikmati kopi paginya, terlihat begitu acuh akan kehadiran jeno.
Apakah suaminya ini anak remaja labil yang begitu sulit berbagi, anaknya barulah merasakan kebahagiaan yang berbeda dengan mengenal teman istimewa, tapi chanyeol malah seperti ini.
"Nak jeno kekamar renjun langsung saja ya... Mungkin renjun sudah bersiap sekarang" taeyon menyuruh jeno untuk menghampiri renjun saja keatas, karena renjun pasti akan malu lagi jika ia harus turun dan menghampiri mereka.
"Apa tidak masalah bibi?, maksudku aku akan naik" Jeno tidak enak, tapi taeyon meyakinkan untuk tak masalah naik keatas.
Jeno beranjak dari tempatnya, ia akan menghampiri renjun kekamarnya. Winter menatap kepergian jeno dengan tatapan sendu, apa yang bisa ia harapkan, jeno terlihat begitu mencintai kakaknya.
Winter seharusnya sadar sejak awal, bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa, ia hanya adik bagi jeno.
"Ma...winter kekamar ya. Hari ini winter hanya ingin tidur, tidak kuat kemana-mana"
Winter tak akan ikut kemamanya dulu, ia akan dirumah sja.
"Apa winter sakit sayang?, mama juga ayah tak akan pergi kalau winter kurang enak badan" taeyon merasa khawatir, apakah tak masalah kalau winter ditinggal sendirian?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Rain [ Noren]
Teen Fictionrenjun akan mengusahakan segalanya untuk sang adik, meski itu harus mengorbankan dirinya sendiri.