Sore baru mereka kembali kerumah renjun, selain karena menghabiskan waktu bersama, tapi juga karena hujan yang cukup lama sehingga membuat mereka tertahan dijalan..
Chanyeol sudah menunggu didepan rumah, bersedekap dada dengan tatapan tajam saat melihat jeno sudah turun dari mobil anak itu, renjun sudah memakai jaket jeno?, dan anaknya digendong?.
Dengan cepat chanyeol menghampiri jeno lebih tepatnya anaknya, mengambil alih dengan cepat renjun dari gendongan jeno.
"Masuk" perintah chanyeol
Chanyeol masuk tanpa menunggu jeno, ia ingin berbicara serius dengan pemuda yang sudah beberapa bulan ini dekat dengan anak kesayangannya.
Meletakkan dengan pelan tubuh ringkih anaknya, memakaikan selimut sebelum mengecup kening renjun dengan lembut.
Chanyeol begitu menyayangi putranya, meski selama ini ia terlihat lebih mengutamakan winter namun jauh dari lubuk hatinya ia bahkan lebih menyayangi renjun. Hanya saja keadaan membuatnya harus lebih mengutamakan anak keduanya.
____
"Nak jeno?" Taeyon baru saja keluar dari kamarnya, melihat ada jeno di ruang keluarga sudah dipastikan bahwa renjun sudah ada pula.
Jeno berdiri, membungkuk sebentar saat melihat ibu renjun datang menghampiri. "Mana renjun?"
Taeyon celingukan mencari putranya, apa renjun ada didapur?.
"Renjun sudah ada dikamarnya bi, paman tadi membawanya naik karena renjun tadi tertidur dijalan"
Taeyon mengangguk saat mendengar penjelasan jeno barusan.
"Jeno"
Panggilan itu mengalihkan tatapan jeno dan juga taeyon yang masih berdiri diruang tamu. Taeyon mengerutkan keningnya saat suaminya justru menghampiri jeno.
"Ikut aku kebelakang" setelah mengatakan itu chanyeol langsung berlalu pergi, taeyon harus dibuat kembali kebingungan saat suaminya terlihat begitu serius untuk mengajak jeno berbicara, dan itu pertanda bahwa ia tak boleh ikut campur.
____
"Aku selama ini hanya diam saat kau dengan terang-terangan menunjukkan rasa suka mu kepada anakku" ucapan dingin dari ayah sang pujaan hatinya harus jeno dengar bahkan saat baru saja akan duduk pada kursi halaman itu.
"Melihatmu bahkan dengan berani datang bertamu kerumahku dengan alasan ingin mengajak putraku untuk menghabiskan waktu di akhir pekan..."
Jeno masih mendengarkan apa saja yang paman chanyeol katakan, ia setidaknya bisa menebak apa yang akan paman chanyeol katakan apa.
"Aku masih diam saat hari inipun kau kembali datang dan membawa anakku pergi hingga sore hari..." chanyeol berbalik untuk menatap pada jeno yang juga menatapnya.
Pandangan anak itu bahkan tak teralihkan sedikitpun. Chanyeol mengepalkan tangannya, "alasan mengapa aku hanya diam itu karena anakku yang terlihat begitu senang ketika melihatmu"
Jeno mengerutkan keningnya tak mengerti saat mendengar setiap perkataan yang keluar dari mulut paman chanyeol. Jeno tak mampu menangkap maksudnya.
"Paman...aku minta maaf jika aku sudah lancang membuat renjun menjadi tak ada waktu untuk berkumpul keluarga, tapi aku serius paman untuk bersama dengan renjun", jika itu yang menjadi alasan mengapa selama ini setiap ia datang bertamu dan paman chanyeol terlihat begitu tak suka adalah karena hal itu, maka jeno akan mencoba mengerti akan hal itu.
"Selain karena kau telah merebut perhatian putra kesayanganku, aku juga khawatir bahwa kau bisa saja membuat keluargaku menjadi kacau"
Ucapan sarkas itu semakin membuat jeno tak mampu mengeluarkan perkataannya, "maksud paman"
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Rain [ Noren]
Fiksi Remajarenjun akan mengusahakan segalanya untuk sang adik, meski itu harus mengorbankan dirinya sendiri.