payung hitam

789 96 7
                                    







"Biarkan aku bertemu dengan renjun, aku ingin tahu sendiri alasan apa sehingga ia memintaku untuk menjauhinya, dan mengapa paman begitu bersih keras tak membiarkan aku bertemu dengan renjun"

Jeno tak menyerah, ia tetap ingin menemui renjun.

Chanyeol mengepalkan tangannya,

Bruk....

"Ayah!/kak!" Taeyon juga winter terkejut saat tanpa aba-aba chanyeol memukul jeno.

"Kau fikir..dirimu hebat berbicara seperti itu didepanku!, apa kau sudah bosan menghirup udara didunia ini?!" Chanyeol menunjuk tepat pada wajah yang sudah sobek pada ujung bibirnya itu. Anak tidak sopan ini memang seharusnya chanyeol beri pelajaran.

Renjun terkejut saat ia bisa melihat ayahnya memukuli jeno tanpa ada yang membantu jeno, ibu dan adiknya sudah berusaha menghentikan ayahnya namun mereka tidak bisa.

"Kak jeno"

Renjun berlari keluar kamarnya, menuruni anak tangga dengan tergesa, ia akan menahan ayahnya. Kenapa ayahnya tega melakukan itu.

"Aku tidak akan pernah membiarkanmu menemui putraku lagi, jangan pernah kembali lagi kerumahku!"

Chanyeol terus memukuli jeno tanpa belas kasih, ia terus menyentak tangan anak dan istrinya ketika mereka berusaha menahannya untuk tak memukuli jeno.

Satu pukulan lagi akan chanyeol layangkan sebelum panggilan dibelakangnya menghentikannya.

"Ayah!" Renjun berlari kearah ayahnya. Menahan agar ayahnya berhenti untuk memukuli jeno.

"Berhenti ayah, kumohon hiks" renjun memeluk lengan ayahnya yang berusaha melepaskan tangannya.

"Kenapa renjun turun?!, naik keatas renjun!, ingin membelanya lagi?, berapa kali ayah harus mengatakan jangan mendekatinya?, apa renjun tak mendengarkan ayah?!" Chanyeol bahkan sudah membentak anaknya lagi tanpa sadar.

Renjun menggeleng kuat dengan tangisnya, ia berbalik untuk memeluk jeno, berusaha melindungi tubuh itu dari pukulan ayahnya.

"Hiks ayah!, renjun mohon, jangan pukul kak jeno lagi hiks.." renjun masih terus berusaha memeluk jeno meski keadaan mereka tak memungkinkan sekarang. Ayahnya bahkan sudah menariknya secara paksa dari pelukan jeno.

"Renjun" lirihan jeno bahkan tak terdengar lagi, ia benar-benar hampir sekarat karena paman chanyeol. Tapi lain dari itu ia merasa khawatir melihat renjun yang sudah ditarik paksa dari pelukannya.

Chanyeol menyerahkan renjun yang masih memberontak kepada istrinya. Menyuruh taeyon juga winter untuk membawa renjun masuk kedalam rumah.

"Pergi dari sini!, aku benar-benar akan melenyapkanmu jika kau masih berani datang dan menemui anakku!" Setelah mengatakan itu chanyeol menendang sekali lagi perut jeno sebelum melangkah pergi.

"Hiks...kak jeno!" Renjun masih terus ditarik paksa oleh ibunya. Taeyon pun tak tega melihat anaknya sendiri, namun juga takut jika suaminya semakin hilang kendali dan melukai renjun pula.

Mendung yang semula hadir kini telah berganti hujan yang turun dengan deras, jeno kini harus berakhir mengenaskan didepan rumah besar itu, luka yang ia dapat dari ayah renjun cukup membuatnya pening, tapi akhirnya ia menemukan alasan mengapa renjun mengatakan itu semua. Itu karena permintaan ayah renjun sendiri.

Ibunya benar, renjun mengatakan itu karena ada alasan, dan alasan renjun adalah demi melindunginya dari amukan paman chanyeol.

Hujan deras itu kini membasahi tubuhnya yang sudah penuh dengan luka dari paman chanyeol, ia mencoba berdiri, menatap keatas kamar kekasihnya dengan sendu juga air matanya yang jatuh tanpa sadar, apakah kisah cinta yang baru saja ia bayangkan akan berakhir seperti ini?. Ia harus kehilangan renjun karena ayah renjun.

Summer Rain [ Noren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang