"Jeno!, jeno!, tolong, renjun" jaemin berlari masuk kedalam villa, memanggil jeno dengan panik apalagi renjun masih berteriak juga menangis.
"Ada apa!" Mark yang datang lebih dulu, langsung menghampiri jaemin yang terlihat begitu panik. Jeno juga terlihat panik saat mendengar suara jaemin.
"Jeno, renjun ".
"Astaga!, apa yang terjadi?!, renjun, heyy....ada apa?"
Dengan panik jeno mengambil alih tubuh renjun, meletakkan tubuh itu diatas ranjang dengan pahanya sebagai bantalan.
"Hei...renjun tenang, ada apa...."
"Hiks kak jeno, semuanya jahat....suaranya berisik" renjun menangis, mengadu kepada jeno bagaimana suara-suara itu mengganggu pendengarannya.
Jeno dengan cepat memeluk adiknya, ikut berbaring keatas ranjang, sambil membisikan kata-kata penenang berharap renjun bisa segera tenang.
"Tidak ada yang jahat, kakak akan mengusirnya dari telinga renjun, tenang yaa" Jeno terus mengusap rambut renjun dengan lembut, berusaha membuat renjun tenang dan berhenti menangis.
Jaemin juga mark hanya berdiri dengan khawatir, "bagaimana bisa itu tiba-tiba terjadi pada renjun?" Mark mulai bertanya kepada jaemin yang berdiri dengan panik.
Jaemin yang mendengar pertanyaan itu hanya menggeleng, ia juga tak tahu, karena itu tiba-tiba terjadi, "aku bahkan tidak tahu mengapa renjun bisa tiba-tiba terserang sakit kepala dan berteriak meminta maaf"
Cukup lama mereka berusaha menenangkan renjun yang terus menangis dan berteriak. Hingga akhirnya itu terjadi selama satu jam baru mereka bisa bernafas lega.
Renjun telah tenang dan berhenti menangis, mungkin karena terlalu lelah, renjun akhir ya jatuh tertidur.
____
Keadaan ruangan bersantai villa itu, jaemin juga mark hanya duduk melamun memikirkan keadaan renjun yang tiba-tiba sakit dan menangis.
"Kenapa renjun bisa tiba-tiba sakit", jaemin masih merasa pening dengan kejadian tadi pagi. Renjun yang tiba-tiba histeris dan meminta maaf sambil menangis begitu membuatnya khawatir.
"Pasti ada sesuatu yang terjadi tanpa kau sadari, memangnya kau kemana tadi?" Selain karena kejanggalan yang terjadi pada renjun, mark juga sebenarnya bertanya-tanya kemana jaemin juga renjun pergi pagi-pagi sekali.
"Kami hanya pergi kebelakang villa menikmati udara pagi" jaemin berkata yang sebenarnya, ia hanya kebetulan bertemu renjun dan mereka akhirnya berbincang sedikit tadi.
tak lama dari itu jeno akhirnya datang, ikut bergabung duduk bersama mereka. "Hah....."
Menghela nafas dengan panjang, jeno tak tahu mengapa renjun tiba-tiba seperti itu, tubuhnya ia bawa bersandar pada sandaran sofa.
"Bagaimana keadaan renjun?" Mark bertanya saat jeno telah bersama mereka.
Jeno masih pening, matanya memejam dengan kepala yang bersandar, "renjun sudah tertidur, hah....kenapa renjun bisa tiba-tiba seperti itu?"
Jeno bertanya kepada jaemin yang hanya diam, jaemin bahkan tak tahu apapun mengapa renjun bisa tiba-tiba sakit tadi. " Aku juga tidak tahu, kami hanya berbincang di dekat danau yang tak jauh dari sini"
Jeno menyerit, kalau memang hanya itu, lalu apa yang menjadi alasan renjun tiba-tiba seperti kembali mengalami traumanya. "Apa ada sesuatu yang kau lewatkan?, itu tidak mungkin terjadi kepada renjun jika kalian hanya pergi untuk berbincang didekat danau"
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Rain [ Noren]
Teen Fictionrenjun akan mengusahakan segalanya untuk sang adik, meski itu harus mengorbankan dirinya sendiri.