fakta busuk

970 105 22
                                    











Kaki jenjangnya melangkah memasuki kediamannya, tangan kirinya terangkat untuk melepas kacamatanya juga memijat pangkal hidungnya.

Hari ini ada begitu banyak pekerjaan di kantor, ia harus melakukan meeting beberapa kali dan menandatangani beberapa kontrak kerja sesama perusahaan. itu begitu melelahkan. 

keningnya menyerit saat melihat istrinya hanya duduk melamun diruang tengah. Duduk disofa dengan tv yang menyala namun terabaikan.

"Sayang" panggil suho, berjalan menghampiri istrinya saat melihat tak ada pergerakan yang merespon kehadirannya.

"Hei..." Suho menepuk dengan pelan pundak istrinya, baru Irene sadar.

"Kak?, sudah sejak tadi?" Irene terkejut saat melihat suaminya ternyata sudah tiba, dengan segera ia membantu suaminya untuk melepas jas dan dasinya. Meminta maaf karena tak menyadari kehadiran suaminya.

"Iyah sejak tadi, sedang memikirkan apa, sampai tak menyadari aku memanggil" Suho mengusap pelan pipi kanan istrinya, tidak biasanya irene akan seperti ini.

"Tidak apa-apa, ayo keatas, kakak harus membersihkan diri sebelum makan mala--"

"Jeno!"

Irene tak jadi melanjutkan perkataannya saat matanya tak sengaja menangkap kehadiran anaknya didepan pintu utama. Terkejut melihat keadaan anaknya, dengan cepat ia menghampiri putranya.

"Ya tuhan, jeno!, kenapa seperti ini sayang?" Dengan panik irene menangkup dengan pelan wajah lebam jeno. Mengapa putranya seperti ini.

Jeno datang dengan keadaan basah kuyup akibat hujan deras sore ini juga dengan beberapa luka lebam di wajahnya. Menatap dengan getir kearah ibunya.

"Bu...ternyata benar, renjun memiliki alasan mengapa ia memilih untuk mengakhiri hubungan kami"

Ungkapnya kepada ibunya, jeno menjelaskan kepada ibunya alasan mengapa renjun meninggalkannya bahkan tanpa ibunya meminta penjelasan terlebih dahulu jeno langsung mengatakannya kepada sang ibu.

"Sayang--" mata irene sudah berkaca siap menumpahkan tangisnya saat mendengar cerita anaknya. Memeluk dengan pelan tubuh dingin anaknya. Putranya melalui hari yang begitu berat hari ini.

"Renjun memilih mengakhiri hubungan kami bu..demi melindungi ku dari amukan ayahnya hiks..." Jeno sudah menangis didepan ibunya, menangisi segala apa yang terjadi hari ini.

Suho menghampiri anak dan istrinya, cukup terkejut saat melihat keadaan anaknya yang terlihat begitu berantakan juga banyak luka diwajahnya.

"Siapa yang melakukannya?" Suho memegang pundak putranya, menatap dengan serius kearah anaknya yang juga menatapnya.

Suho memang dikenal tak akur dengan putranya sendiri, selalu bertengkar namun jika melihat anaknya pulang dengan keadaan seperti ini membuatnya marah.

Siapa orang yang dengan beraninya melukai putra kesayangannya, ia saja tak pernah memukul putranya dan orang itu dengan seenaknya melakukan ini kepada anaknya.

"Ayah--"

"Ayah bertanya kepadamu, siapa yang melakukan ini?" Meski dengan nada yang terdengar biasa saja, tapi jeno yakin ayahnya bahkan sudah marah sekarang, dilihat dari mata ayahnya yang bahkan sudah terlihat dingin menusuk itu.

"Ayah renjun, ...tadi jeno kesana untuk bertemu dengan renjun, ingin mengatakan sesuatu namun ternyata ayahnya juga sudah pulang dari perjalanan bisnisnya, ayah renjun melarangku untuk menemui renjun lagi, dan tak mau jika aku dekat dengan renjun. Tapi aku tak bisa ayah, renjun adalah hidupku, renjun adalah cintaku, aku tidak akan bisa jika tak bersama dengan renjun ayah"

Summer Rain [ Noren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang