kemarahan ayah

1K 102 12
                                    



Setelah mereka melalui hari yang begitu mendebarkan, renjun dan juga jeno akhirnya pulang bersama setelah chanyeol mengabari untuk tak bisa menjemput anaknya, juga winter yang ternyata pulang lebih dulu karena ibunya meminta untuk membantunya di cafe.

Mobil abu itu baru saja terparkir di depan rumah renjun.

"Sudah sampai, jangan lupa istirahat juga makan, aku akan pulang"

Jeno mengusap pelan surai hitam kekasihnya, sebenarnya jeno masih ingin betah lama-lama bersama renjun, namun ia harus pulang, juga renjun harus istirahat setelah seharian belajar disekolah.

"Iyah...kak jeno juga hati-hati saat pulang, renjun masuk dulu" renjun mengucapkan itu masih dengan nada lirih, sebenarnya ia masihlah merasa malu setelah peresmian hubungan baru mereka.

"Aku akan mengabarimu saat aku tiba dirumah"

Jeno akan mengabari renjun saat ia sampai nanti, agar renjun tak marasa khawatir mungkin.

"Kalau begitu renjun masuk dulu, da...kak jeno"

Renjun baru akan beranjak, namun jeno menahan pelan tangan itu, menahan renjun agar tak beranjak dulu.

"Renjun, tunggu sebentar"

"Iyah?" Renjun mengerutkan keningnya, menunggu sekiranya apa yang ingin jeno katakan padanya.

Jeno menarik pelan tangan itu, memasangkan gelang dengan banyak bentuk batu kristal berwarna warni dengan bunga daisy sebagai maniknya. "Kemarin ini tak sengaja terjatuh di mobil saat kita kembali dari danau. Kau tertidur dan tak sengaja gelangnya terlepas dari tanganmu"

Saat jeno menggendong renjun keluar dari mobil, tangan renjun memang sempat tersangkut sedikit dan ternyata gelangnya lepas dan jatuh kebawah jok.

Untung saja jeno melihatnya, itu adalah gelang pemberiannya saat renjun tampil di festival sekolah.

"Ya ampun renjun sudah mencarinya sejak kemarin, ternyata jatuh disini, terima kasih kak jeno" renjun menyentuh gelang itu, renjun kemarin begitu khawatir saat ia kehilangan gelangnya.

Itu adalah hadiah pertama yang paling renjun jaga dari hadiahnya yang lain.

Saat sadar bahwa gelangnya hilang renjun bahkan tak tidur hanya karena sibuk mencari gelangnya, mungkinkah terjatuh saat ia mandi atau bagaimana.

Dan ternyata gelangnya jatuh di dalam mobil jeno saat mereka kembali dari danau.

"Kalau begitu renjun turun dul--"

Mata bulat itu terbelalak terkejut saat jeno tiba menangkup pipinya dengan lembut, mengecup keningnya bahkan sebelum renjun menyelesaikan kalimatnya.

"Aku mencintaimu..." Jeno tak bisa jika memberikan afeksi meski sedikit saja pada renjun, jeno merasa ada yang kurang jika tak melakukan itu.

Renjun menatap tepat pada tajam itu, jantungnya harus kembali berdetak dengan kencang saat jeno mengecup keningnya.

Tangan besar jeno perlahan mengusap bibir plum itu dengan lembut, tatapan intens itu begitu membunuh kewarasan renjun sepertinya.

"Renjun, aku...bolehkah?" Jeno meminta izin kepada kekasih barunya.

Perlahan renjun mengangguk, matanya mulai memejam saat merasakan bibirnya bersentuhan dengan bibir itu.

Tangan mungilnya meremat lengan atas seragam jeno saat merasakan bibir tebal jeno mulai memangut bibirnya.

Ini pertama kalinya renjun merasakan ciuman, jika itu hanya kecupan bukan baru sekali bahkan jeno kadang mencuri kesempatan itu, namun untuk ciuman yang intens seperti ini, renjun barulah merasakannya.

Summer Rain [ Noren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang