01

5.8K 250 3
                                    

Yooo minasannnn~!!!!

.
.
.

Aresga.

Remaja biasa saja yang hidup pas-pasan di sebuah panti asuhan. Berkat kepintarannya pemuda itu berhasil membuat perubahan pada panti yang awalnya sangat tidak layak. Dengan prestasinya ia mengubah itu semua. Tapi sayang sekali sekarang ia malah terlempar ke dunia lain sebagai putra dari tokoh antagonis sampingan.

Darren Areska Jovarga.

Itulah nama yang ia sandang sekarang. Bukan hanya dari melainkan tiga nama plus marga. Panggilan mereka pun sama-sama Ares. Kecuali ayah tubuh ini memanggil nya baby.

Namun rupanya panggilan itu membuat Areska menjadi pribadi yang manja yang terkesan polos dan penakut. Menurut ingatan yang tiba-tiba berputar, Ares mengetahui kalau Areska adalah anggota dari geng tempat anak itu bersekolah. Lebih tepatnya anggota beban alias juga babu mereka.

"Ganteng gini jadi babu rugi dong," sungut Ares sambil mencoret-coret belakang buku tulisnya. Guru di depan sana menjelaskan pelajaran tentang sejarah. Dan Ares pribadi walau pintar tidak menyukai pelajaran tersebut. Sebut saja dia tidak cinta negara nya tidak masalah, pelajaran sejarah akan terasa menarik bagi Ares kalau langsung mengunjungi objek nya. Misal tugu monas, museum atau candi-candi. Namun sayangnya ia berada di dunia fiksi, hal semacam itu tidak akan ada.

TRIINGGGG

Bel istirahat berbunyi dengan nyaring membuat murid mendesah lega. Bersyukur karena sudah terbebas dari pelajaran yang memusingkan otak.

Ares menelungkup kan wajahnya di lipatan tangannya. Areska adalah anak yang penakut maka ia tidak memiliki teman. Lagipula, Ares tidak tahu kalau ternyata ia paling pendek di kelasnya untuk kategori laki-laki.

"Areska kamu di cariin Sedam noh, cepat ke kantin sana!"

Ares menghela nafas, ini pasti adegan Areska menjadi kacung mereka. Tapi sekarang yang ada di dalam raga Areska adalah dirinya, dia tidak akan menurut lagipula dia anak orang kaya. Ayahnya Areska adalah seorang pengusaha yang namanya masih mengudara dan di takuti orang-orang. Kalau mereka berani menyakiti dirinya ini maka Ares tinggal mengadu saja kepada Deris. Ah, bolehkah ia manfaatkan pria itu sampai puas? Setidaknya sampai ia memiliki pekerjaan sendiri dan menjadi raja harem.

Dari pagi sampai pulang sekolah Ares tidak keluar dari kelas. Kalau ada yang mencarinya, ia pura-pura tidak enak badan.

"Punya nyali juga lo gak datang pas gue panggil,"

Ares menoleh ke belakang nya karena tak mendapati wajah orang yang bicara padanya Ares mendongak. Matanya berkedip beberapa kali berusaha mengenali orang tinggi ini.

Panggil? Apakah ini Sedam? Wow. Ares berdecak kagum melihat nya. Cowok tinggi dengan kulit tan, alis tebal dan bibir yang tipis. Ares bukan gay! Ia hanya mengagumi keindahan manusia fiksi satu ini.

"Mendadak bisu?"

"Sedam?"

Pemuda yang berdiri di hadapan Ares merasakan hatinya gatal melihat ekspresi dongo manusia pendek di depannya ini. Ia dengan sengaja mencengkram leher Ares tidak terlalu kuat namun berhasil membuat Ares menangis.

Tidak. Seperti nya tangisan itu adalah reaksi alami dari tubuh Areska. Pasti Areska mengalami perundungan selama ini sampai-sampai tubuhnya saja merespon seperti ini padahal jiwanya sudah pergi.

"Akhh!"

Sedam langsung melepaskan cengkraman tangannya saat area inti nya di sundul oleh lutut Ares. Merasakan cengkraman sudah lepas buru-buru Ares berlari ke gerbang. Kebetulan Deris menjemput nya.

Menghapus seluruh jejak air mata nya, Ares masuk dengan wajah ceria.

"Bagaimana sekolah nya baby?"

Panggilan itu lagi?! TOLONG SIAPAPUN PUKUL KEPALA DERIS!!

TBC

Sebenarnya mau bikin versi bayi piyik tapi aku gak bisa soalnya belum pernah buat cerita tokoh anak kecil, takut jadi kacau aku pake tokoh remaja aja.

Areska R̶e̶v̶e̶n̶g̶e̶ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang