21

1.3K 113 7
                                    


"Opa, please Jingga pulang ya... Sekolah Jingga besok adain acara perlombaan antar kelas, terus Jingga peserta lomba juga tau!"

Resas memijat pangkal hidung nya mendengar rengekan Jingga dari sejam yang lalu. Ia masih pusing soal kejadian di restoran malam tadi, dan cucunya malah membuat ia semakin pusing. Namun kalau boleh jujur, Harana tidak lah buruk.

"Kamu boleh pulang sore nanti,"

Resas harus berbicara dengan Harana terlebih dahulu. Ia tak ingin mengambil resiko apapun termasuk nanti kalau Harana yang kembali menyakiti Jingga.

"Terimakasih opa!"

.
.
.

Resas yang baru pulang dari rumah sakit langsung menemui Harana.

"Rana."

Harana yang mendengar suara tegas ayahnya menjadi gugup. "Ke-kenapa pa?" Dia meremat sisi dress nya.

"Jingga akan pulang sore nanti. Aku harap kamu tidak melakukan apapun yang membuat nya terluka!"

"Sekarang Jingga ada di mana pa?! Lalu orang yang menculik ny―"

Resas berekspresi datar. "Sampai kapan kamu tidak mengakui perbuatan mu sendiri Rana? Kapan aku mengajarkan mu untuk menyakiti anak kandung mu sendiri!"

Lidah Harana terasa kelu. Ingin sekali ia mengatakan alasan sebenarnya namun itu akan membuat kedok nya terbongkar sebelum bertindak. Harana tidak ingin rencana yang sudah ia siapkan gagal sebelum berjalan.

"Aku akan meminta maaf kepada Jingga nanti," pasrah Harana. "Itu bagus." Resas berdiri tapi langkah nya terhenti karena mendengar Harana bersuara.

"Pa ... Bagaimana kalau aku hamil gara-gara kejadian malam tadi?!"

"Gugurkan saja!"

"Pa! Pa tunggu dulu! ... SIAL!!"

Harana mengeraskan rahangnya. "Ini semua gara-gara jalang itu, walaupun kamu anak kandung ku tidak ada ruginya kalau aku membunuh mu, Jingga!"


****

Ares duduk di kantin bersama dengan teman-temannya. Siapa lagi kalau bukan Sedam, David, Judan, Leonel, Gala dan Gedo.

Mereka membahas hal random sambil makan. Kadang tertawa, saling lempar ejekan dan saling curi makanan di piring masing-masing. Semua orang yang melihat itu merasa iri. Tentu saja iri, Sedam dkk adalah most wanted JHS. Visual Gala dan Gedo pun tak kalah tampan nya dari mereka. Intinya, mereka adalah circle paling sempurna di JHS.

"Anu ... Ini kosong kan, boleh aku numpang? Kursi lain udah penuh."

Saat asik-asik nya bercengkrama, meja Ares kedatangan seseorang. Orang yang kelihatan jauh berbeda dengan mereka. Seorang pemuda dengan penampilan kutu buku.

"Duduk aja. Kosong kok," sahut Ares. Tidak masalah, lagipula ini kan bukan meja pribadi.

"Gue baru lihat lo deh, anak mana?" tanya Gedo. Itung-itung sebagai basa-basi biar gak di anggap sombong.

"Aku anak IPA 1 kelas X, seharusnya duduk di sana tapi ternyata udah penuh. Maaf ya kalau aku ganggu," katanya dengan ekspresi bersalah.

"Enggak masalah kok. Kenalan dulu gak sih, nama gue Darren Areska Jovarga. Kalo lo?"

"A-aku Imanuel Nicolas, panggil aja Nico."

Ares tersenyum manis. "Mau gak nih temenan sama kita-kita?"

Nico menatap satu-persatu wajah orang yang di kenalnya namun tak pernah bertegur sapa itu dengan takut-takut. "Kalau boleh ... Aku mau aja," cicit nya.

"Oke. Udah sepakat ya Nico jadi temen kita!"

"Abisin makan lo bocah, bentar lagi bel bunyi bacot terus dari tadi!" tegur David.

Sedam diam saja mengisap rokok nya. Begitu juga dengan Judan. Entah kenapa kedua orang itu mendadak cosplay patung saat kedatangan Nico.

"Lo jangan asal klaim temen gitu aja Res," ujar Gala membuat Gedo menggaruk pelipisnya. Menatap tak enak kepada Nico.

"Mereka posesif jadi begitu," pungkas Leonel. Gedo menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, mengiyakan ucapan Leonel supaya perasaan pemuda itu tidak tersinggung dengan ucapan Gala.

"Aku paham kok, aku kan orang asing."

Ares yang menatap wajah Nico semakin merasa senang. Diam-diam ia mengirimkan pesan kepada Deris; papi aku menangkap ikan buntal! Siapkan pisau besar.

Nico akan menjadi target Ares, namun spesial. Ini akan di eksekusi saat akhir. Lagipula kemunculan Nico pasti dari butterfly effect. Tidak mungkin kalau Nico adalah orang yang bersih, sudah pasti tujuan nya satu yaitu menggeser posisi Ares sekarang ini.

"Besok lomba pertama. Kelas kami sebagai pembuka jangan lupa nonton! Pokoknya lo harus duduk paling depan!" suruh David kepada Ares.

"Ogah! Panas!" tolak Ares mentah-mentah.

"Bocah kurang ajar!"

Ares menghindari amukan David dengan berlari keluar kantin.

"Sorry ya, kita duluan." pamit Leonel kepada Nico. Melihat Gala yang juga berdiri dan pergi, terpaksa Gedo mengikuti. Dengan sedikit berlari ia menyusul. Nico yang di tinggalkan menggenggam sendok nya erat.

"Liat aja Ares, aku akan rebut mereka dari kamu! Karena akulah tokoh utama di novel ini!" gumam nya.

Gotcha!

Tebakan Ares tidak salah. Nico tidak lah bersih.

Tbc

Ngakunya pusing, mau cepat tamat tapi nambahin tokoh baru. Maafin terkadang aku emang enggak singkron pemikiran nya (⁠ ⁠´⁠◡⁠‿⁠◡⁠'⁠)

Areska R̶e̶v̶e̶n̶g̶e̶ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang