24

1.5K 122 1
                                    

Excited banget aku ngetik konflik nya hahahaha!!!

"Selamat atas kemenangan kalian."

"Selamat ya!"

"Selamat ya. Kalian hebat!"

Pertandingan sudah usai beberapa menit yang lalu. Ares dan teman sekelasnya mengadakan makan bersama di kantin. Mereka merayakan kemenangan karena berhasil mengungguli poin lawan. Pujian dan ucapan selamat berkali-kali mereka dapatkan terutama para pemain. Mereka mendapatkan pujian serta hadiah berupa minuman dan camilan.

"Weh keren, mendadak jadi artis si Mamat!" Abel dengan santai nya meraih satu bungkus keripik di hadapan cowok itu lalu memakannya.

"Cewek edan!" umpat Mamat.

"Santai aja kali Mat." imbuh Seyla yang ikut-ikutan mengambil sebungkus wafer rasa coklat. Mereka semua terlihat ceria dan bahagia.

"Kok kamu gak gabung di sana Jingga?"

Jingga memasang wajah sendu. Membuat Liza daj Nina bingung namun, "pasti gara-gara Ares ya?" tebak Liza.

Jingga menggeleng cepat. "Eng-enggak kok,"

Nina mencibir. "Sok banget gak sih Ares itu, belagu! Ngelawan kak Sedam main juga pasti kalah."

"Ngomong-ngomong Jingga kamu gak papa? Aku enggak nyangka kalau kak Sedam siram kamu." uar Liza. Jingga mengumpat dalam hati, kenapa kejadian seminggu itu di bahas lagi. Padahal ia sendiri berusaha melupakan itu.

"Mungkin kak Sedam di ancam gak sih?" ujar Nina.

"Di ancam gimana?" tanya Jingga bingung. Nina mendekati telinga Jingga, Liza juga ikut mendekat ke telinganya untuk mendengarkan bisikan Nina.

"Kak Sedam di ancam Ares gak sih?"

"Masa sih?" tanya Jingga tak percaya. Liza mengangguk membenarkan. "Ish kalian itu gak pernah baca novel ya?! Biasanya tokoh utama cowok di ancam sama antagonis. Antagonis bakal ancam tokoh utama cowok dengan bilang bakal nyakitin ceweknya, bisa aja Ares ancam kak Sedam. Kalo kak Sedam perhatian sama Jingga, nanti Jingga di lukain. Makanya kak Sedam terpaksa bully!" jelas Nina.

"Itu kan novel," imbuh Liza. "Tapi bisa jadi kenyataan loh! Rata-rata cerita novel itu di ambil dari kejadian nyata." kata Nina.

"Jingga gak boleh nyerah. Aku yakin, kak Sedam aslinya suka sama kamu."

Jingga yang berada di rooftop teringat kata-kata dari Nina. Yang membuat ia berambisi untuk memiliki Sedam. "Punya suami dua enggak buruk." gumamnya sambil terkekeh.

"Lo gak suka kan sama Ares? Gimana kalau kita kerja sama buat nyingkirin dia?"

Jingga terkejut mendapati anak kelas lain di rooftop gedung IPS. "Kamu siapa?!" tanya Jingga waspada.

"Gue Imanuel Nicolas, orang yang benci sama Ares. Gimana, setuju gak sama ajakan gue tadi?"

Jingga berekspresi datar. "Sorry, aku ke kelas duluan."

Areska R̶e̶v̶e̶n̶g̶e̶ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang