03

2.9K 201 8
                                    


Ares yang terbangun di kamarnya langsung ngacir ke kamar mandi karena kebelet pipis. Sekaligus ia akan mandi karena sekolah.

"Tuan muda ingin bawa bekal apa hari ini?"

Ares baru sampai di meja makan berpikir sejenak. "Nasi goreng ekstra sosis dan udang, boleh bibi?" tanya nya. "Jangan lupa telur dadar nya!" Maid mengangguk setuju. Baru kali ini tuan muda mereka meminta bekal seperti itu, biasanya hanya sandwich.

Ares memakan roti panggang nya dengan khidmat. "Di mana papi?" gumamnya saat sadar Deris tidak muncul-muncul.

"Tuan mencari siapa?" tanya maid yang sedang membuatkan bekal Ares.

"Di mana papi?"

"Tuan sudah berangkat ke kantor pagi-pagi sekali, katanya pekerjaan beliau sedang banyak. Nah, ini bekal tuan muda."

Ares menerima tas kecil itu dengan senang hati. "Anda akan berangkat dengan supir," Ares mengangguk setelah suapan terakhir ia langsung keluar.

"Selamat pagi tuan muda," sapa pria yang menjadi supir sejak puluhan tahun itu. "Pagi pak Yanto!" sahut Ares semangat.

Mobil mewah itu langsung meninggalkan kediaman saat Ares sudah masuk dan duduk dengan tenang di kursi penumpang.

"Udah ramai aja parkiran," gumam Ares yang melihat area parkir sekolah sudah penuh padahal baru jam setengah tujuh.

"Silahkan tuan muda," Yanto membukakan pintu untuk Ares yang membuat ia menjadi pusat perhatian. Di JHS jarang sekali ada kejadian itu karena mereka rata-rata memakai motor atau mobil sendiri dan kalaupun di antar tidak mendapatkan perlakuan khusus seperti itu.

Itu Ares bukan sih?

Anjir anak orang kaya coy!

Mobilnya lebih cerah daripada masa depan gue!

Babu nya Sedam bukan?

Gila kaya pangeran aja!

Tapi pendek

Alis Ares bertaut kesal mendengar ucapan yang terakhir itu. Ia tahu sekarang pendek tapi tolong jangan di perjelas. Setelah menatap wajah orang yang mengatainya pendek dengan sinis Ares berjalan ke kelasnya.

.
.
.

"Anak-anak kita kedatangan 2 murid sekaligus dari luar negeri loh!" ucap wali kelas dengan semangat membuat seisi kelas penasaran.

"Ayo kalian masuk."

Ares yang tidak tertarik menatap dua orang itu dengan malas. Tidak ada yang menarik dari keduanya terutama gadis itu, kelihatan sekali lemah.

"Ayo perkenalkan diri kalian masing-masing."

"Jenggala Domanic, Gala."

Sunyi.

Mereka speechless mendengar perkenalan Gala yang singkat, jelas dan padat. Setelah mengucapkan namanya ia langsung berjalan ke arah bangku kosong dan duduk membuat mereka melongo.

"Ekhem ... Sekarang giliran kamu," suruh wali kelas.

"Perkenalkan nama aku Jinggawa Domanic, kem―"

BRAK

"Ada apa Gala?" tanya wali kelas bingung saat mendengar suara gebrakan meja. "Ada lalat bu, refleks mukul." jawab nya singkat.

"Lanjutkan nak,"

"Se-semoga kita bisa temenan,"

Jingga sebenarnya ingin menangis tapi sebisa mungkin ia tahan. Dulu saat perkenalan di sekolahnya pas di luar negeri, semua murid menatap nya antusias berbeda dengan sekarang.

"Hanya itu?" Jingga mengangguk cepat. "Baiklah. Perkenalkan juga nama ibu Saras, wali kelas ini. Silahkan duduk di bangku yang kosong. Kalian berteman dengan akrab ya, pelajaran akan kosong sampai istirahat karena para guru akan rapat."

Seisi kelas bersorak kegirangan membuat Saras geleng-geleng kepala.

Ares yang mendengar itu memilih untuk fokus kembali pada buku nya. "Emm ... Aku Jingga kamu siapa?"

Ares menoleh dengan ekspresi tak santai ke sampingnya membuat Jingga menunduk. "Ma-maaf," lirih nya.

Ingin sekali Ares ludahi wajah cewek cengeng ini. Baru aja di liatin mau nangis.

"Tes tes ... Panggilan kepada Sedam Mahrega kelas XI IPS 3, David Anggara kelas XI IPS 3, Judan Aprilio kelas XII IPA 2 dan Leonel Agustina kelas XII IPS 3 segera ke kantor kepala sekolah."

"Sekali lagi panggilan kepada Sedam Mahrega kelas XI IPS 3, David Anggara kelas XI IPS 3, Judan Aprilio kelas XII IPA 2 dan Leonel Agustina kelas XII IPS 3 segera ke kantor kepala sekolah. Terimakasih,"

Ares mendengar itu bingung, bukan cuma Ares tapi seluruh isi kelas. Mereka berbisik-bisik membicarakan beberapa kemungkinan penyebab di panggil. Nama yang di sebutkan adalah member inti geng yang terbentuk di JHS bernama Eaglesses Geng. Dengan slogan; pembasmi orang lemah.

"Ekhem ... Panggilan kepada Darren Areska Jovarga kelas X IPS 1 untuk segera ke kantor kepala sekolah. Sekali lagi panggilan kepada Darren Areska Jovarga kelas X IPS 1 untuk segera datang ke ruang kepala sekolah, terimakasih."

Ares mendadak merinding. Ini enggak ada kaitannya dengan perundungan yang terjadi sama Areska kan? Kalau iya bagaimana mereka tahu, Ares belum mengungkapkan itu semua.

"Apa ini ulah papi?" gumam Ares.

Gala masih menatap pintu kelas dengan pandangan berbeda. Sebuah tatapan rasa bersalah yang kuat.

Tbc

Nama nya udah lumayan lokal kan?

Areska R̶e̶v̶e̶n̶g̶e̶ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang