19

1.7K 122 1
                                    

Aku update emang enggak berjadwal, kalo aku nulis ya aku up semuanya. Lebih cepat tamat, lebih baik bagiku.

.
.
.

Joenathan duduk dengan kaku saat berhadapan dengan Deris terutama Ares. Entah kebetulan macam apa, malam ini mereka tak sengaja bertemu di sebuah restoran. Kalau ia tahu begini maka ia akan memesan private room walau sendirian.

"Bagaimana kabar mu kakak ipar?" tanya Deris dengan menekan kata kakak ipar.

"Aku baik, bagaimana dengan mu? Ku dengar Daisy sudah meninggal 16 tahun yang lalu, apakah ini putra nya?" Joe berusaha untuk bersikap baik-baik saja. Namun sikapnya itu membuat Deris mengeluarkan aura kebencian.

"Apa peduli mu kalau dia putra Daisy atau bukan?"

Melihat situasi yang agak panas. Ares menepuk pelan paha Deris. "Seperti nya putraku tak nyaman berada di sini, maaf kami akan pindah." Deris menggandeng tangan Ares. Ia menyuruh pelayan agar memindahkan makanan mereka juga beralih ke private room.

"Orang tadi siapa nya mami?" tanya Ares pura-pura tak tahu. Deris mengusap kening putranya yang mulai mengkerut karena menahan kantuk.

"Kakak lelakinya mami, tapi dia tidak pantas di sebut kakak lagi karena dia meninggalkan mami sendirian di sini. Baby habiskan makanan mu dulu, baru tidur."

"Aku tidak akan tidur! Aku ingin melihat ikan jelek itu!"

Deris menggeleng. "Kamu masih di bawah umur. Melihat adegan menjijikkan seperti itu akan merusak mental mu. Segera habis kan makanan mu, kita akan pulang."

"Ares ingin melihat ikan jelek!"

Helaan nafas berat Deris hembuskan. "Baiklah tapi habiskan makanan mu."

Rencana mereka adalah menjebak Resas dan Harana agar melakukan hubungan intim di sebuah restoran lebih tepatnya private room. Alasannya? Itu mudah, karena Resas tak mungkin berbicara dengan Harana di rumah wanita itu yang notabenenya masih lah milik Aglen. Yang kemungkinan akan ada telinga lain yang menguping lalu mengadukan kepada Aglen.

Private room, tempat Resas dan Harana.

"Harana apa benar begitu?"

Harana mengepalkan tangannya di bawah meja. "Tidak pa! Aku tidak menyakiti Jingga!"

Bantahan itu membuat Resas dibuat geram. Bukti sudah benar-benar ada di sini, masih saja Harana membantah.

"Kamu tidak bisa mengelak lagi Rana. Aglen sudah memberikan semua bukti pada ku."

Lidah Harana mendadak kelu. Ia mengutuk Aglen dalam hati. Saat ia ingin berucap, pintu ruangan terbuka oleh pelayan.

"Maaf tuan, nyonya. Saya mengantarkan makanan penutup."

Pelayan itu menyajikan makanan penutup untuk Resas dan Harana dengan gugup. Resas tak ambil pusing dengan itu, mungkin pelayan itu gugup karena memang suasana di ruangan ini berubah agak suram. Padahal aslinya pelayan itu gugup karena ia menyajikan makanan penutup yang bercampur dengan obat perangsang.

Saat pelayan sudah pergi Harana memakan makanan itu untuk meredakan emosi nya. "Papa akan mebawa Jingga ke jepang setelah urusan papa di sini selesai!"

"Terserah!" sahut Harana.

Resas menyerbet mulutnya. Ia akan pergi menemui Aglen untuk mengatakan kalau ia akan membawa cucu perempuannya ke Jepang.

Namun rasa panas di tubuhnya membuat ia agak kesusahan. Terlebih pintu ruangan ternyata terkunci. "Sial!" umpat Resas menyadari kalau ia di jebak disini.

Dengan amarah yang membara ia mendekati Harana. "Apa yang kau rencanakan Rana?!" tuduh Resas.

"Apa maksud papa? Aku tidak merencanakan apapun!"

Harana bergerak gelisah di tempat duduknya. Area bawah nya terasa aneh terlebih melihat Resas di depannya. "Justru aku yang harusnya bertanya, papa berniat menjebak ku di sini?!" Harana menuduh balik Resas.

Sensasi panas itu benar-benar menyiksa keduanya saat ini. Harana yang menahan diri agar tidak bertingkah gegabah dan Resas yang bergerak gelisah sambil melonggarkan kemeja nya.

"Ini panas bangeth!" keluh Harana. Wajah nya mulai memerah. Nafasnya terasa berat karena menahan nafsunya.

"Pah.."

Resas merinding mendengar panggilan Harana. Sebisa mungkin ia tidak tergoda. Harana adalah putri nya. Bukan anak kandung tapi Harana tetap lah putri nya.

"Malam ini saja, malam ini saja tolong Rana.." rengek Harana yang mulai menanggalkan pakaiannya. Duduk menggoda Resas yang berdiri frustasi.

"Sial!" umpat Resas kehilangan kendali atas dirinya. Ia dengan cepat menyambut ajakan Harana untuk saling menghangatkan.

"Ahh ... Papa, yahh enakhh.."

Mendengar desahan Harana di bawahnya. Resas semakin bergerak dengan cepat, mengejar pelepasan nya.

Harana yang berada di bawah hanya bisa mendesah nikmat. Menikmati sentuhan dan buaian Resas. Wanita mana yang tidak gila saat merasakan hubungan intim setelah bertahun-tahun tak berhubungan dengan suaminya sendiri.

"Ughh! Pa ... Stoph a-aku.."

"Bersama Rana.."

Keduanya berhasil mendapatkan pelepasan yang ketiga. Resas mengeluarkan miliknya dari dalam Harana. Ia menatap takjub miliknya yang berkilat karena terlumuri oleh cairan Harana.

"Kamu luar biasa Rana, sepertinya papa tidak merasa bersalah atas kejadian ini." bisik Resas kepada Harana yang sudah tidur karena kelelahan.

.
.
.

"Mau di apakan rekaman menjijikkan ini?" tanya Juan kepada Deris yang memangku Ares karena anak itu tertidur pulas selesai makan, melawat kan pertunjukan ikan jelek nya.

"Sebar itu saat wanita itu berbaikan dengan putrinya," jawab Deris.

"Emangnya mereka bakalan baikan?"

Deris mengangguk, setidaknya kedua orang itu pasti akan berbaikan walau hanya pura-pura. Setelah merasakan tubuh Harana, Resas pasti akan mencari jalan supaya keduanya berbaikan. Tentu saja itu adalah taktik agar Resas tetap berada di sini lebih lama. Deris menebak itu karena insting laki-laki nya yang bicara. Laki-laki akan ketagihan dengan tubuh perempuan, terutama laki-laki itu baru pertama kali merasakan seks setelah puluhan tahun menduda.

Tbc

Ayah mertua adalah maut🚫 hiiii serem banget!!!!

Areska R̶e̶v̶e̶n̶g̶e̶ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang