26

1.5K 120 1
                                    

Tolong bantu tandai typo atau kata yang gak nyambung, soalnya keyboard otomatis.


"Bagaimana mungkin?!" ujar Nico terkejut melihat Ares yang ada di hadapannya, bukankah sudah terjun ke dalam jurang?

"Bagaimana mungkin?" ulang Ares. "Bagaimana yaa?" ucap Ares dengan nada main-main. "Mau dengar gak? Tapi sebelum itu ... Terima ini sialan!"

BUGH

DUAK

"Uhuk!"

Nico muntah darah usai mendapatkan tendangan keras dari Ares di dada nya. Paru-parunya seakan terjepit. Melihat Nico yang tak berdaya, Ares mengikat pemuda itu. "Dengerin baik-baik Nico, gue ceritain bagaimana bisa gue di sini."

Melihat Gala yang menyeret Jingga. Ares juga langsung pergi dari kantin dengan alasan ingin ke toilet. Benar-benar ke toilet namun saat keduanya sudah turun dari rooftop barulah Ares mengikuti Jingga ke mana.

Perpustakaan.

Ia terkekeh kecil saat mendengar pembicaraan antara Jingga dan Nico yang ia dengar melalui rak samping. Yang kemudian menyuruh satu bodyguard Deris mengikuti Jingga sesuai jadwal pertemuan mereka. Dan bodyguard itu melaporkan Jingga pergi ke mana. Masih ingat kan, Ares yang main handphone di mobil? Dia sedang berkirim pesan dengan bodyguard nya.

Namun rencana ke rumah Selina adalah murni keinginan Ares, itu tidak termasuk dalam rencana. Ares saja kaget menyadari dia di ikuti namun sudah pasti pelaku nya adalah Nico. Kemungkinan dirinya juga di mata-matai.

Saat mobil mereka terbalik. Ares terpaksa menendang Deris kebetulan pintu samping kemudi lepas. Dan ia pun terseret ikut jatuh ke dalam jurang. Menyadari mobil akan meledak, Ares yang hanya lecet di beberapa bagian langsung keluar.

Saat berhasil susah payah naik ke atas, Area sungguh terkejut melihat Deris tak sadarkan diri. Karena kondisi sepi, dan handphone nya yang sudah tidak berfungsi Ares harus benar-benar berusaha untuk menunggu dan menyetop mobil yang lewat. Saat mobil dengan sukarela berhenti, Ares menyuruh untuk membawa Deris ke rumah sakit sedangkan ia menunggu bodyguard yang akan menjemput nya. Tentu saja menelepon menggunakan handphone orang yang baik hati itu untuk menolong Ares.

"Ku dengar, polisi sedang mencari aku." ucap Ares. Ia duduk mengamati mayat Jingga. "Ah, bagaimana kalau kita membuat satu film hari ini Nico?" Nico mengernyit tak paham. Namun saat mendengar penjelasan Ares, ia berteriak seperti orang gila.

"Aku adalah pahlawan. Hm, alasannya karena aku mengetahui rencana mu untuk menjebak Jingga karena dia juga menyukai Sedam. Bukan kah bagus? Aku juga ada beberapa rekaman tapi aku tidak membawa nya untuk sekarang." Ares berekspresi cemberut yang membuat Nico semakin berang.

"Sialan lo Ares! Mati aja sana! Uhuk!"

"Ih takutnya," ejek Ares sambil tertawa.

Nico berubah menjadi panik saat melihat ada beberapa orang besar yang memakai pakaian serba hitam. "Gak usah takut, dia orang-orang ku." ujar Ares.

"Lepaskan ikatan nya, biarkan dia lari!"

Para bodyguard terkejut. "Tenang saja, dia udah gak berdaya kok."

Areska R̶e̶v̶e̶n̶g̶e̶ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang