11

1.5K 125 5
                                    


PLAKK

Pipi Ares tertoleh ke samping mendapatkan tamparan keras dari Liza.

"Keterlaluan lo ya! Berani nya sama cewek doang!" teriakkan itu mengundang atensi para murid yang ada di kantin. Kebetulan sekarang sedang masuk dalam waktu istirahat kedua.

"Maksud lo apa?!" hardik Gala. Laki-laki itu berdiri dengan wajah yang sangat kentara marah. Terkejut melihat pipi Ares merah.

"Dia udah bully Jingga di gudang!"

"Anjing gak usah fitnah lo! Dari tadi Ares sama kita!" ujar David. Pemuda itu juga sama seperti Gala. Terpancing emosi nya.

"Panggilan kepada Darren Areska Jovarga segera ke ruang BK. Sekali lagi panggilan kepada Darren Areska Jovarga segera ke ruang BK."

Ares langsung bangkit dari duduknya mendengar pengumuman yang memanggil namanya.

"Ares," tahan Leonel. Ia agak khawatir. "Kita temenin," sambung Judan.

"Gak usah nolak!" decak David.

Mereka pun sama-sama ke ruang BK. Guru yang bersangkutan pun tak bisa mengusir, mereka memang pembuat onar tapi masihlah berpengaruh.

Di dalam pun sudah ada Jingga yang menangis sambil di tenangkan oleh Nina. Kemudian Ares duduk sambil bersilang kaki layaknya seorang pembully pada umumnya kalau di panggil ke ruangan BK.

"Kayaknya dia baik-baik aja tuh," ketus David.

"Kamu gak lihat dia luka?!" sentak Liza. Dari tadi perempuan itu seperti anjing; menggonggong.

"Kalian diam." tegur bu Hani. "Ares apa benar kamu membully Jingga di gudang? Nak, ibu perlu mendengar penjelasan dari pihak kamu."

Ares menurunkan kakinya, matanya melirik ke arah Jingga yang terlihat gugup. Ia tersenyum miring tanpa di tutup-tutupi. "Kalau iya, ibu ingin apa?"

Bu Hani mendesah berat. "Ares coba jelaskan dahulu. Ibu tidak bisa memutuskan harus melakukan apa kalau tidak mendengar penjelasan mu,"

Ares mencondongkan tubuhnya ke depan. Berbicara pelan namun tetap di dengar oleh yang di dalam ruangan. "Apapun yang di bilang sama Jingga itu benar. Ibu tau gak? Padahal tadi saya meu lecehin dia, tapi keburu bel istirahat bunyi."

"Keterlaluan lo bajingan!" sembur Liza. Ia menjambak rambut Ares dengan kuat. Bu Hani langsung memisahkan Liza dari Ares.

"Bu, Ares harus di keluarin dari sini! Dia brengsek!" teriak Liza bak orang kesetanan. Melihat kondisi tidak kondusif, bu Hani terpaksa menyuruh Ares dan teman-temannya keluar.

Gala langsung menyeret Ares ke rooftop. Melihat seperti akan terjadi keributan, Sedam dkk menyusul. Mereka tak bisa membiarkan Ares berurusan dengan Gala yang notabene nya kakak dari Jingga.

"Kenapa lo bohong Ares?!" seru Gala, marah. "Kenapa lo iyain! Padahal lo gak sama sekali salah hah?!"

Mereka terkejut. Mereka kira akan terjadi baku hantam. Atau paling tidak Ares akan di cerca habis-habisan.

"Maksud lo apa ya?" tanya Leonel.

Gala pun menceritakan sebenarnya apa yang terjadi.

Karena kelas Ares jamkos. Mereka di berikan tugas oleh wali kelas melalui grup untuk membersihkan gudang lama. Mereka ada yang senang ada yang tidak tapi tetap menjalankan tugas.

"Gila debu nya banyak banget!" keluh Abel. Perempuan itu membersihkan kaca di temani Seyla.

"Lagian apa untungnya sih bersihin ini?" decak Seyla ikutan kesal.

Areska R̶e̶v̶e̶n̶g̶e̶ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang