14

1.9K 133 4
                                    


Joenathan menatap figura yang berisi foto Daisy dan Deris yang memakai pakaian pengantin. Ia marah namun tetap mendukung apapun keputusan adiknya. Namun perasaan bersalah karena tak bisa melindungi Daisy yang membuat ia tak berani menemui Deris lagi bahkan anak Daisy.

"Sampai kapan kamu akan menatap itu Joe?"

Joe menoleh ke samping di mana seorang wanita cantik berdiri. Bukan istrinya melainkan wanita asing yang ia pungut karena kejadian tak terduga. Wanita itu menolong Joe saat Joe mabuk.

"Kenapa tidak menemui nya saja?"

Wanita bernama Alika itu menuangkan teh yang ia bawa menggunakan teko kecil ke cangkir. "Kau mau aku mati?!" gerutu Joe.

Alika tertawa. Dia tidak takut dengan Joe, walau ia adalah wanita yang biasa saja.

"Temui putranya, aku dengar dia sudah masuk SD."

"Aku tidak bisa Alika, saat melihat wajah anak itu aku rasanya ingin mati karena teringat dengan Daisy."

Alika duduk di samping Joe. "Lalu bagaimana dengan mereka yang kata mu sudah membuat adik mu mati? Apakah di biarkan begitu saja, bagaimana kalau mereka menyakiti anak adik mu?" cerca Alika tak habis pikir.

"Makanya aku membawa mu ke sini Alika,"

"Maksud mu?" tanya Alika tak mengerti. Joe menatap wajah Alika. "Aku akan menggunakan putra mu sebagai alat untuk melindungi anak adik ku. Aku akan menggunakan Sedam sebagai tameng Areska."

Namun sayang, Alika tak bisa melihat perkembangan Sedam yang dilatih mati-matian oleh Joe. Karena wanita itu menghembuskan nafas terakhirnya saat melindungi Joe dari peluru yang mengincar kepala pria itu. Lalu saat Sedam sudah berumur 14 tahun, ia di kembalikan kepada ayahnya di Indonesia. Namun lagi-lagi, Sedam malam mendapatkan pengasuhan yang salah. Ayahnya suka mengatakan kalau ia anak haram.

Sedam meludahkan permen karetnya yang sudah terasa hambar ke tanah. Mengingat masa-masa berlatih dengan Joe membuat mulutnya terasa pahit. Pria tua itu benar-benar kejam melebihi ayahnya.

"Dasar pria bodoh!" umpatnya kesal.

Barusan Joe mengirimkan pesan berisi identitas anak adik pria itu yang ternyata adalah Ares. Padahal Ares adalah target yang manis untuk nya.

"Beruntung banget lo Ares, bisa lolos dari gue." kekeh nya. Mungkin keberuntungan Ares sangat besar makanya seperti ini.

"Tanpa kau suruh aku akan melakukannya!" ucap Sedam keras saat mengangkat panggilan dari Joenathan.

"Ya, ya, lakuka―KAU INGIN KE INDONESIA?!"

Sedam mengigit bibirnya. Manusia satu-satunya yang ia takuti adalah Joenathan. IbunyaーAlika pernah bilang kalau Joenathan adalah iblis berwujud manusia.

"Oke, aku akan menjemputmu ke bandara. Tidak usah bawel!"

Namun Sedam berusaha semaksimal mungkin untuk menyembunyikan rasa takutnya. Bagaimanapun ia merasa bahwa tak kalah menyeramkan dari Joenathan.

"Bagaimana kalau memberikan kejutan untuk pria tua itu? Pastis seru, semoga langsung kena serangan jantung deh." ujar Sedam tertawa.

.
.
.

Di negara yang sedang banyak nya bunga sakura bermekaran seorang pria mendengus dingin karena ketidakbecusan asisten nya dalam menjaga bukti yang ia jaga selama bertahun-tahun ini.

"Ma-maaf kan saya tuan ... Saya sudah melacak orang yang membobol CCTV dan berusaha menarik nya ta-tap―"

"AKU PALING TIDAK SUKA KALAU ADA KESALAHAN SEPERTI INI!!"

"Maaf tuan ... Maafkan saya ... Tolong maafkan saya, tuan Domanic.."

Pria itu berdecih. "Siapkan penerbangan ku ke Indonesia. Aku harus mengurus ini dengan tangan ku sendiri."

"Ba-baik tuan."

****

"Tuan mereka sudah mulai bergerak, mungkin karena tuan muda melakukan pembobolan bukti CCTV tempat kecelakaan nona Daisy,"

Joe memijat pelipisnya. "Kenapa dia melakukan itu?"

"Saya tidak tahu pasti tuan muda Sedam melakukan itu tapi sepertinya ada orang lain yang menginginkan rekaman itu juga."

"Aku tidak menyangka kemampuan anak itu melebihi ku!" decak Joe. Ia aslinya bangga, namun di sisi lain juga takut. Bagaimana kalau Sedam itu melakukan nya untuk salah satu orang yang juga menjadi musuh nya? Itu bisa berakibat buruk. Bukti itu bisa di jadikan sebagai alat ancaman untuk meminta sesuatu dari nya.

"Urus persiapan. Kita akan ke Indonesia,"

"Anda serius tuan?"

"Kali ini aku akan bergerak serius,"

Jax meniggalkan Joe di ruangannya. Joe yang di tinggalkan kembali memasang wajah sendu. Apakah ia bisa melindungi anak Daisy? Bagaimana kalau tidak bisa?

"Aku pasti bisa," ucap nya menyemangati diri.

Dengan segera mengirimkan pesan kepada Sedam tentang identitas anak Daisy. Darren Areska Jovarga. Orang yang akan Sedam jaga mulai detik ini. Tidak tahu saja kalau Ares pernah jadi pasien bullyan Sedam.

Melihat pesan yang ia kirim cuma di baca, Joe segera menelepon Sedam.

"Apa kau paham dengan perintah ku?!"

Joe berdecak mendengar sahutan ketus dari Sedam. Pemuda itu selalu saja begitu, berbicara tak santai padanya.

"Aku akan kembali ke Indonesia, menyusul mu."

Joe menjauhkan ponselnya saat mendengar teriakkan Sedam yang memekakkan telinga itu.

"Dasar toa, tidak sopan! Jemput aku di bandara, kalau tidak awas saja!!"

Menghela nafas Joe mematikan sambungan telepon nya. Emosi nya benar-benar terkuras saat berbicara dengan Sedam. Pemuda itu selalu berhasil membuat Joe naik darah sejak dahulu.

"Alika kau tidak marah kan kalau putra mu benar-benar ku jadikan alat?" ujar Joe kepada angin yang berhembus.

Tbc

Tagar nya baby boy, brothership and familyship tapi adegan uwu-uwuu nya kagak ada jadi aku putuskan buat apus aja. Maaf yaaaaaaaaaaaaaaaaa🌹

Areska R̶e̶v̶e̶n̶g̶e̶ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang