08

2.2K 150 3
                                    


"Paman Juan! Ares kangeeeeennn banget!"

Hap!

Dengan tidak tahu malu nya Ares melompat ke pelukan Juan. Pria itu baru pulang dari luar kota bersama Selina―istrinya, mereka liburan bersama.

Juan dengan senang hati membalas pelukan Ares yang sudah menggantung di tubuhnya. Menepuk punggung Ares dengan pelan. Selina bahkan tertawa karena melihat wajah cemberut Deris.

"Sabar ya dud!" hibur Selina setengah mengejek.

Deris mendengus. "Ares ayo turun kasihan Juan, pasti pinggang nya sakit."

Ares dengan cepat minta di turunkan. "Paman ayok turunin Ares, aku lupa paman Juan sering encok."

Juan menatap tajam Deris yang tersenyum kemenangan mendengar ucapan Ares. Juan memang sering di buat Areska encok apalagi saat Areska masuk ke usia 5-7 tahun. Anak itu begitu aktif, berlari ke sana kemari dan sering melompat ke punggung Juan.

"Bibi ada kabar baik loh sayang,"

Mereka berempat sudah di dalam mobil dengan Juan yang menyetir, bagaimana pun ia masihlah bawahan Deris. Tidak baik kalau membiarkan pria itu menyetir untuk nya.

"Kabar apa?" tanya Ares penasaran.

Selina mengeluarkan sesuatu dalam tas nya. "Tara!! Kamu akan segera memiliki adik bayi!"

Ares menatap foto USG dengan berbinar. Selina memang sempat di diagnosa tidak bisa hamil oleh beberapa dokter namun Juan selalu menekankan mereka pasti memiliki anak. Kalaupun tidak, masih ada Areska.

"Pi lihat! Aku bakalan jadi abang!"

Ares heboh sendiri di mobil yang membuat Deris agak kewalahan, kecuali Selina. Wanita itu begitu bahagia melihat keantusiasan Ares.

"Kalau lahir nanti harus aku yang memberikan nama," ucap Ares yang masih menatap foto USG.

"Itu anak ku!" protes Juan.

"Pelit!" balas Ares sambil cemberut yang lagi-lagi membuat Selina tertawa.

***

Sedam yang berada di markas Eaglesses tengah berkutat dengan komputer. Sudah hampir 4 jam ia duduk sambil menatap layar yang menampilkan tulisan dan angka yang di sertai dengan tanda rumit.

"Gak ketemu?"

David datang membawa dua cangkir kopi di tangannya. Satu di letakkan di samping keyboard satunya lagi ia minum.

Failed

Melihat tulisan itu kembali muncul membuat Sedam mengerang frustasi. Ia kira mudah, sangat mudah namun ternyata ini susahnya melebihi membobol keamanan perusahaan ayahnya sendiri.

"Jangan di paksa 'ntar yang ada Eaglesses keseret masalah." ujar David.

Sedam menatap nanar layar komputer yang masih menampilkan kata gagal dalam bahasa Inggris itu. Benar, seharusnya ia tidak gegabah seperti ini. Membobol keamanan itu bisa berefek besar. Komputer meledak atau diri sendiri yang akan meledak.

Areska R̶e̶v̶e̶n̶g̶e̶ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang