16

1.7K 138 7
                                    


Joe tersenyum getir melihat keadaan kamar adiknya yang masih sama seperti dulu. Sudah 16 tahun, selama itu dia meninggalkan rumah ini.

"Isy maafkan kakak.." lirihnya pilu.

Andai dia tidak meninggalkan adiknya. Andai ia tetap berada di sisi Daisy maka pasti adik nya sekarang masih ada. Masih bersama dengan nya bahkan hidup bahagia bersama putranya.

"Mereka pasti akan mendapatkan balasan nya, aku berjanji Isy!"

***

Sudah seminggu sejak kecelakaan Ares. Sedam dkk sering berkunjung ke rumah. Yap, Ares sekarang hanya dalam pemulihan beberapa luka yang masih ada. Berikan bintang sepuluh untuk Deris yang mendatangkan dokter terbaik untuk Ares.

Mungkin luka di punggung akan meninggalkan bekas walau tidak kentara. Itu tidak masalah bagi Ares sendiri, justru itu nanti akan menjadi kebanggaan nya. Bukan kah pria dengan bekas luka akan sangat seksi? Itu cocok untuk nya sebagai calon raja harem. Membayangkan itu membuat Ares tanpa sadar tertawa cekikikan sendiri.

"Res lo gak gila kan?" Gala menempelkan punggung tangannya di dahi Ares, memeriksa suhu tubuh pemuda itu. Gedo tertawa, "punggung yang kegesek aspal masa otak nya yang geser." ucap nya.

Entah sejak kapan juga, Ares akrab dengan dua orang ini. Di bilang teman bukan, di bilang sahabat juga bukan. Tapi Ares merasa senang dengan keberadaan mereka berdua.

"Kok ada dua congor di sini?!"

Di depan pintu kamar Ares muncul empat sekawanan dengan bawaan mereka masing-masing. David nyerobot masuk langsung meringkus Gala dan Gedo. Memukul nya menggunakan bantal sofa.

Leonel menatap tak enak kepada Deris yang mengantarkan mereka. "Maafin temen saya om," ujar Leonel tak enak. Deris tersenyum. Ia tidak masalah, ya sejak mereka semuaーSedam dkk mendapatkan hukuman dari nya. Deris mengijinkan untuk mereka menjadi teman Ares.

"Habiskan waktu kalian, saya akan pergi sebentar. Baby jangan nakal, papi ada urusan penting."

David berhenti memukuli dua orang itu karena ia sudah di tarik oleh Judan. Sungguh temannya ini seperti monyet lepas kandang saja kalau sudah bertemu dengan Gala atau Gedo.

"Baby?" ejek Sedam saat Deris sudah keluar. Tentu saja dia tak berani melontarkan ejekan itu saat di hadapan Deris. Hukuman tempo hari yang lalu masih membekas di hati nya. Menusuk mental nya.

"Baby Ares, ayo makan buah dulu biar cepat sembuh." Gedo maju menyodorkan nanas yang masih dengan kulitnya.

"Bodoh! Lo kira Ares monyet?!" sembur David.

"Nyaut aja lo kuda lumping!" balas Gedo tak takut. "Gue aduin sama om Deris mampus lo!" ancam nya.

"Bener tuh, biar di hukum kaya beberapa minggu lalu haha..." Ujar Gala tertawa. Ares bingung, hukum apa?

"Di hukum kenapa?"

"Mau tau gak? Sini gue ceritain." ucap Gala dengan semangat. Judan berdiri, "jangan coba-coba ya lo!"

Judan di tahan oleh Gedo membuat kedua orang itu bergulat di lantai. Sedam pun menatap tajam Gala, mengancam agar tidak macam-macam. Namun tak mempan. "Lo cerita gue gorok lo!" David ikut bertindak. Menarik leher Gala terjadilah adu jotos tapi itu sebenarnya hanya main-main.

Leonel tersenyum miris melihat itu. Dia lelah, tidak ada yang waras sama sekali di sini. Bolehkah ia pensiun saja dalam pertemanan ini?

"Sebenarnya apa yang terjadi? Papi kasih hukuman apa buat kalian?"

Sedam mendekati Ares. "Bukan apa-apa." jawab nya cepat. "Urusan cowok." tambah nya.

"Merekaーkita di hukum om Deris beberapa minggu yang lalu. Itu sebenarnya syarat supaya kita bisa jadi temen kamu Res."

Ucapan Leonel membuat empat orang yang sedang adu jambakan di lantai menghentikan aktivitas nya. Sedam yang mengupas jeruk pun menoleh ke arah Leonel dengan ekspresi datar.

"Di hukum apa?" Ares bertanya lagi.

"Cosplaybencongterusngamendilampumerah." ucap Leonel dalam satu tarikan nafas.

"Hah? Ngomong apa sih kak Leon?!"

"Pengkhianat!" pekik Judan.

"Hukum pengkhianat!" sahut Sedam.

Ares menatap aneh ke empat pemuda yang saling lempar bantal itu. Kenapa mereka malah menjadi gila? Dan juga apakah salah satu baut Sedam sedang longgar sehingga ia bisa bertingkah seperti orang kehilangan akal?

"Mereka lebih aneh daripada kita." ucap Gedo yang menggigit apel. Gala mengangguk. "Sip, udah gue rekam live!"

"Bagus itu pasti bakalan booming banget!" ucap Ares senang. Dia terkejut dengan Gala yang berani mengambil keputusan itu. Tapi Ares di sini sangat diuntungkan, dengan live absurd itu Jingga akan semakin kepanasan. Ia akan semakin cemburu.

"Wah penonton nya lebih dari 100k! Hebat, kalian teruskan pertunjukan topeng monyet nya ayo semangat!" teriak Ares.

"Darren Areska Jovarga!"

Ares tertawa dengan lepasnya mendengar nama lengkapnya di panggil oleh Sedam dengan tajam.

"I'm here abang!" sahut nya dengan jahil. Membuat Sedam dug-dugan; jantung berdisko.

Tbc

Udah abang-abangan aja wkwk

Areska R̶e̶v̶e̶n̶g̶e̶ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang