Heeseung mengintip kedalam kamar Sunghoon, dan melihat sang pemilik kamar sedang berbaring menghadap ke tembok membelakanginya.
Dia sudah seperti itu sejak menempati unit apartemen barunya ini, dari dua hari yang lalu. Di posisi yang sama sepanjang hari.
Sunghoon hanya bangun untuk ke kamar mandi dan mengganti bajunya, atau untuk sekedar mengambil minum di dapur. Selebihnya, dia langsung kembali berbaring di kamarnya, dari pagi sampai menuju pagi lagi.
Setelah pergi dari rumah, Sunghoon menyewa apartemen kecil yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah Heeseung.
Tidak ada pesta penyambutan untuk merayakan kepindahannya ke apartemen ini, tidak ada dekorasi apapun yang Sunghoon beli untuk tampilan rumahnya. Dia tidak membeli gorden untuk jendelanya, tidak membeli kasur untuk tempat tidurnya. Bahkan, Sunghoon tidak mengeluarkan baju-bajunya dari dalam koper.
Setelah memastikan Sunghoon ada di kamarnya, Heeseung ke dapur, dan seketika dia menghela napas saat melihat bibimbap dan sup yang ada di atas kardus bekas itu tidak tersentuh sama sekali. Posisi sendoknya pun tidak berubah.
Besar sekali dampak yang ditimbulkan dari kepergian Sunoo yang tiba-tiba. Seolah mengolok-olok masa-masa mereka ketika bersama.Tidak hanya Sunghoon dan Jungwon. Dia, Jake, Jay, Ni-ki dan Junghwan pun merasakan perasaan yang sama.
Heeseung mengambil bibimbap dan sup itu, lalu memanaskannya kembali. Setelah itu dia letakkan ditempat semula.
Dia kembali mendekat ke pintu kamar Sunghoon.
"Sunghoon.. makananmu sudah aku hangatkan. Kamu makan ya? Nanti aku kesini lagi."
Begitulah yang dilakukan Heeseung sekarang. Dia harus beberapa kali mengunjungi Sunghoon, untuk memastikan pria itu tetap hidup dari waktu ke waktu.
----
"Brengseeeek!" Yeojun mengumpat sambil meremat handphonenya. "Gunwook ditangkap polisi?"
Gwanyoung yang sedang duduk di sofa ruang tamunya mengangguk. Ekspresi wajahnya terlihat cemas sekali.
"Dia pasti akan menceritakan semuanya ke polisi."
"Jungwon sialan.." gumam Yeojun. Tidak kalah panik dari Gwanyoung.
"Harusnya dia tutup mulut saja selamanya seperti Sunoo."
"Brengsek.." Gwanyoung menjambak rambutnya sendiri. "Polisi akan menangkap kita?" tanyanya.
"Menurutmu bagaimana?" tanya Yeojun balik. "Kamu baru saja memakai fentanil. Hasil cek urinmu pasti akan positif."
Kalimat dari Yeojun itu seolah menyerang Gwanyoung dengan telak. "Kita akan dipenjara.." matanya terlihat kehilangan kendali. "Tidaaak.."
"Apa yang harus kita lakukan!!" teriak Gwanyoung. Ketika Yeojun diam saja, Gwanyoung tampak kehilangan pertahanan dirinya yang cuma tersisa sedikit itu.
Wajahnya memerah, dan air matanya menetes. Dia menangis tersedu-sedu. "Aku tidak mau dipenjara! Aku takut!"
"Kamu kira aku mau, hah?" tanya Yeojun sama paniknya. "Tidak ada yang bisa menyelamatkan kita.. papa mama kita sudah ada di penjara!"
Gwanyoung berteriak putus asa dan mencengkeram rambutnya. Sementara Yeojun akhirnya dia ikut menangis.
--
KAMU SEDANG MEMBACA
Home
FanfictionKarena Sunoo tidak membutuhkan siapapun. Kenyataan bahwa dia tidak memiliki siapapun sebagai tempat bersandar, membuatnya belajar untuk mengandalkan diri sendiri. Dan Sunoo percaya, dia jauh lebih bisa diandalkan daripada orang lain. Warn: Genre ce...