11. "Kamu kesambet?"

2.9K 211 11
                                    

"Kalau sama anak orang lain kamu senang, tapi kenapa kalau sama anak sendiri kamu enggak senang, seolah hamil anak itu adalah kesialan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau sama anak orang lain kamu senang, tapi kenapa kalau sama anak sendiri kamu enggak senang, seolah hamil anak itu adalah kesialan?"

"Dari banyaknya perempuan yang udah nikah dan ngebet pengen punya anak, malah kamu yang dipercaya buat dititipi anak ini, berarti kamu berharga."

"Binar! Ibu bilang apa, jangan sembarangan lagi, jangan seenaknya. Pikirin juga cucu Ibu yang masih dalam perut itu. Dia juga pengen lihat dunia, jangan kamu gagalin dengan makan sembrono kamu."

"Ibumu dulu pas hamil Bryan memang ada masalah. Hampir keguguran. Ya karena dia kayak kamu, makan sembarangan. Makanya sekarang Ibumu parno banget ke kamu."

Kira-kira seminggu lamanya ucapan-ucapan itu terus berputar di kepalaku.

Sadar diri memang sulit dilakukan. Makanya, terkadang kita butuh orang-orang untuk menyadarkan.

Aku baru sadar ... selama ini aku jahat ke bayiku. Tidak menyakiti fisiknya, tapi melukai hatinya dengan perkataan aku tidak menerimanya.

Aku baru sadar ... selama ini aku egois dengan memikirkan diriku sendiri, padahal sekarang aku sedang menanggung hidup bayiku di dalam perutku.

Bukannya bersyukur, aku malah banyak mengeluh.

Walaupun aku belum siap, bukan berarti kalau dikasih kepercayaan, aku harus membencinya ...

Mulai hari ini, aku bertekad untuk membawa perubahan yang lebih baik.




PERUBAHAN 1: Merawat dan lebih sering mengobrol dengan bayiku.





Lemari penyimpanan paling atas yang jarang aku buka kini kuubek-ubek, mencari barang-barang pemberian Ibu dan Mama. Ketika menemukannya aku langsung semringah. Susu hamil dan vitaminnya ketemu! Kurang buku kehamilannya. Buku itu Mas Nata yang simpan, entah dimana.

Mulai hari ini aku rajin meminum susu ibu hamil dan juga mengonsumsi vitamin.

Mas Nata yang melihatnya jelas terkejut sampai mulutnya berkomentar, "Kamu kesambet?"

Aku merotasikan bola mata malas. "Ini tuh namanya grow up menjadi calon ibu yang baik, Mas."

"Sejak ... kapan?"

"Sejak aku sadar, aku harusnya bersyukur dengan kehadiran adek bayi ini di perutku." Aku mesem-mesem sendiri sambil mengusap-usap perutku. "Makasih ya, bayik. Makasih karena udah mau singgah di sini. Nanti aku akan berusaha rawat kamu dengan baik. Masalah kebutuhan kamu, tenang aja, tinggal minta sama Papa, duitnya banyak!"

Mas Nata menggeleng-geleng. Bukan tampak takjub, tapi ini lebih ke geleng-geleng seperti melihat orang yang tidak waras.

"Aku rasa kamu bukan kesambet, tapi kejedot sampai lupa ingatan."

Kemelut Rumah Tangga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang